2. Reuben

142 10 6
                                    

"NAT!"

Reuben Nathaniel sudah ada di hadapanku. Dia adalah...

Teman dekat?

Pacar?

Ya seperti itulah. Tapi tak banyak yang tau. Hanya aku, beberapa teman dekatku, dan TheOvertunes, tapi ku rasa andrew dan tante vo sudah tau.

"Ko ke sini ben? Ngapain?" Ucapku dengan nada khawatir.

"Soalnya tadi kita belom ngobrol banyak hehe" ucap reuben

"Tapi kenapa harus sekarang? Kamu ngga cape? Kan masih bisa lain-lain hari"

"Yaudah masuk deh" ucapku lagi.

"Besok aku ke malang"

"Oh..."

"Yaudah masuk ben" ucapku mengajak reuben masuk untuk yang kedua kalinya.

"Disini aja ngga papa kan? Duduk di sini"

"Yaudah.."

"Kamu mau nitip apa nanti aku ke malang? Nitip mujur?"

Reuben sudah mulai dengan jokes nya. Jujur saja, aku terkadang tak mengerti dengan sikap reuben yang tiba-tiba berubah menjadi manis seperti ini. Dia memang selalu manis. Tapi maksudku, dia memberikan  effort lebih padaku. Karna biasanya aku selalu menjadi nomer ke sekian setelah yang pasti Tuhan, keluarga, dan TheOvertunes, serta GITAR! ya aku tau, derajatku mungkin setara dengan gitar nya. Miris, tapi kita semua tau reuben benar-benar cinta dengan gitar nya. Itu berarti...

Hehe

"Hahaha ben, aku titip apa ya" ucapku sambil memandang langit gelap.

"Apa apa? Jahe? Eh parah sih jahe nya enak banget, yang waktu itu aku bawain udah abis?"

"Udah, mama abisin hahaha"

"Kamu?"

"Aku juga ko hehe"

"Nanti aku bawa agak banyakan kali ya" ucap reuben dengan nada berfikir

"Jangan sok repot ben"

"Ngga juga sih"

"Yang penting kamu performnya lancar, ngga ada kesalahan teknis, jadi mood kamu baik terus, biar aku ngga di kacangin" ucapku dengan senyum sarkastik ku

"Hahaha aku ngga ngacangin kamu ko"

"Siapa bilang kamu kacangin aku ben?"

"Ngga ada sih, tapi"

"Tapi apa?"

"Maaf ya" sekarang reuben sudah menatapku lekat-lekat

"Iya, apapun kesalahan kamu aku maafin"

"Tapi aku sekarang lagi ngga punya salah kan?"

"Hmm ada ngga ya" seru sekali membuat reuben 'baper'.

Dia akan dengan mudahnya 'kepikiran' dengan segala yang dia fikir adalah kesalahannya.

"Semoga ngga ada hehe" ucap reuben dengan senyum pepsoden nya.

"Btw tadi kenapa meetupnya cepet gitu ben?"

"Karna ada arsenal mau main , si mada minta pulang cepet, dan besok kita ke malang harus istirahat, jadi.."

"Jadi kamu malah ke sini, dan udah hampir jam sepuluh" ucapku memotong kata-kata reuben

"Yaudah deh aku balik" ucap reuben sudah bersiap untuk beranjak dari duduknya.

"Hahahahaha" tawaku puas

"Wah parah aku balik kamu ketawa" ucap reuben menggeleng gelengkan kepalanya sambil menunjuk ke arahku.

"Aku seneng ko ben kamu ke sini, tapi aku ngga enak juga sama kamu, makanya kamu belajar nyetir kek" protesku

"Hahaha mungkin aku lagi belajar nyetir?" Ucapan reuben membuatku cukup kaget. Yang ku tau reuben sulit sekali untuk di mintai kursus menyetir

"Serius ben?"

"Mungkin"

"Ih serius beeeen" aku sudah memegang lengan reuben kencang

"Soalnya kayanya emang udah di butuhin sih, kasian si mada. Dan mikha juga udah lumayan jago. Aku ngga boleh kalah kan?"

"Hahaha ambisius sekali bung"

"Haha"

"Hmm" aku menghela nafasku pelan.

"Ben, kamu hari selasa depan udah di jakarta kan?"

"Selasa, selasa, bentar, iya sih kayanya"

"Temenin aku ya"

"Ke?"

"Ke pelaminan hahahahaha"

Reuben dan aku pun tertawa

"Bercanda, ke starbucks yang di cengkareng yang deket ninotchka itu ya"

"Oh, okeee jauh juga ya"

"Mau ngga?" Tanyaku memastikan

"Mau mau aja sih"

"Yessss"

Reuben mengacak rambutku. Aku suka, aku paling suka saat dia mengacak atau mengelus bahkan memegang kepalaku. Rasanya seperti dia benar-benar care pada ku? Ya seperti itulah...

"Yaudah ben kamu pulang, udah jam sepuluh"

Reuben segera mengecek handphonenya.

Oh ya, kalian harus tau. Reuben selalu minta di antar mada ke rumahku, attau berjalan kaki, karna rumahku dan rumahnya hanya terpisah beberapa komplek. Mungkin dia benar-benar harus belajar menyetir. Aku tidak tega, jujur saja.

"Ben.." Aku bangkit dari duduk ku dan merentangkan tanganku selebar mungkin.

Kalian pasti tau.

Reuben segera bangkit dari duduknya, dan memelukku erat. Sangat erat. Rasa nya hangat, dan menenangkan

"Safe flight besok" ucapku masih dalam pelukannya.

"Amin thankyou natasha stasya"

"Hahaha sekalian aja ben nama lengkap aku"

"Aku lupa"

...

Aku segera melepas pelukan kami.

"Wah parah"

"Hahaha gotcha! Aku inget angela natastasha widjaja"

"Ih" ucapku menyentil kening reuben.

"Aw" ucap reuben meringis sambil mengusap usap keningnya.

"Yaudah aku pesenin grabtaxi ya"

"Ngga usah aku jalan aja"

"Yaudah aku temenin sampe depan komplek"

"Ngga papa?" Tanya reuben

"Kan depan komplek rumah aku hahahaha"

"Ah aku juga tau"

Aku segera mengantar reuben sampai depan komplek rumahku.

Aku rindu mengenggam tangannya erat seperti ini. Karna dia sedang sibuk sibuknya, dan aku bisa apa selain menunggunya.

"Dont miss me too much ya" ucapku sambil menjulurkan lidahku

"Ngga janji" ucap reuben lalu segera meninggalkanku berjalan menuju rumahnya.

Sebenernya baru beberapa menit pisah sama kamu aja aku udah kangen lagi ben sama kamu :(

Short StoryWhere stories live. Discover now