Chapter 21

812 58 18
                                    

Alice POV

Aku mengambil sapu, pel, dan kemoceng untuk membersihkan kamarku. Tempat ini sungguh kotor dan berdebu, entah sudah berapa lama aku dan Biel meninggalkan tempat ini sampai tempat ini bisa begitu kotor. Aku akan membersihkan kamarku terlebih dahulu, lalu istirahat sebentar dan nanti baru membersihkan dapur, dan lain-lain.

Aku membersihkan debu-debu yang berada di rak buku, meja, dan lemariku. Menyapu semua kotoran di lantai lalu membersihkan sudut-sudut kamarku yang penuh dengan sarang laba-laba dengan kemoceng. Ah menjijikan sekali...

"Haccchii..." aku bersin, ah hidungku gatal karena debu-debu itu.

Aku kembali membersihkan kamarku, aku mengelap seluruh pajangan-pajangan di kamarku, mengganti seprei kasurku, lalu mengepel lantai kamarku.

Setelah selesai membersihkan seluruh bagian kamarku, aku mengganti bajuku, merebahkan diriku di atas ranjang lalu memejamkan mataku untuk beristirahat.

***

"Hei RA, bantu kami membersihkan tempat ini." Kata Biel.

"Kenapa aku harus membantu kalian?" Balas RA.

"Kau 'kan akan tinggal disini juga, jadi kau harus membantu kami membersihkan tempat ini, atau cari saja tempat tinggal sendiri." Jelasku.

"Cih, menyebalkan."

Kami bertiga mulai bersih-bersih, aku membersihkan dapur, Biel membersihkan ruang tengah, sedangkan RA membersihkan kamar mandi.

Banyak sarang laba-laba dimana-mana, ah, menggelikan..

Saat aku sedang membersihkan bagian bawah meja makan, aku merasakan sesuatu berjalan dipunggungku.

"AAAAaaaaaa!!!" Aku menjerit dengan keras ketika mengambil sesuatu itu dari punggungku.

Biel dan RA langsung berlari menghampiriku.

"Kau kenapa?!" Tanya Biel dan RA bersamaan dengan nada cemas.

Aku langsung melempar sesuatu yang kuambil dari punggungku tadi kearah mereka berdua, lalu berlari menaiki kursi.

"HUAAAA KECOAAA." Biel berteriak lalu langsung berlari menghampiriku dan naik ke kursi disebelahku.

RA hanya cengo melihat tingkah kami berdua.

"Kalian takut kecoa?" Tanya RA.

"Hei, aku jijik bukan takut, kecoa itu adalah serangga paling menjijikan yang pernah kutemui. Dan kenapa serangga itu tidak pernah punah walaupun sudah dibunuh beribu-ribu kali." Jelas Biel.

Aku hanya mengangguk menyetujui pendapat Biel.

"Kalian berdua pembunuh tapi takut kecoa, hahaha. Dan asalkan kalian tau, kecoa itu adalah serangga yang imut da..... AAAA." Kata-kata RA terputus saat kecoa itu terbang.

Argh, menjijikan sekali, bagaimana ini?! Tidak mungkin kami harus memanggil petugas kebersihkan hanya karena seekor kecoa, tapi sungguh, ini menjijikan!

"HAHAHA! Itu lucu kan? Kenapa kau malah teriak?" Kataku meledek.

Ya, RA menaiki meja makan.

"Kapan aku bilang itu lucu? kau pasti salah dengar, aku bilang kecoa itu adalah hewan menjijikan nan menyebalkan apalagi kalau mereka bisa terbang." Kata RA membela dirinya.

Biel hanya ber'cih' kecil. Aku mencoba turun dari kursi, lalu berlari mengambil sapu yang berada tak jauh dari tempatku. Lalu mengayunkan sapu itu, aku mencoba memukul kecoa itu, tetapi dia malah terbang kearahku.

Our Secret Dark SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang