The Mission

90 15 0
                                    

Aku menyusuri jalan setapak yang entah membawa tubuhku kemana. Aku terlalu lelah untuk memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang terjadi padaku.

Hey, lagipula siapa juga yang ingin menculik gadis berseragam lusuh dengan rambut berantakan serta memar dimana-mana? Mungkin mereka akan berpikir dua kali untuk melakukan hal yang tidak-tidak.

Entah sudah berapa lama aku menyusuri jalan setapak ini, namun aku dapat merasakan kakiku terasa pegal, sehingga aku memutuskan untuk mengistirahatkan kakiku disini. Di bangku taman yang terletak tak jauh dari tempatku berdiri.

Kilatan kejadian tadi pagi masih terekam jelas di benakku, saat aku tak sengaja melihat lubang yang aneh dan terbilang tidak wajar ketika aku ingin mengambil sebuah kursi di gudang. Secara kasat mata lubang itu tidak tampak, namun ketika aku teliti lebih jauh, lubang yang terletak di sudut ruangan itu seperti lubang yang terhubungkan dengan dunia lain. Namun entahlah, saat aku berjalan lebih dekat ke arah lubang itu, aku tertimpa kardus-kardus besar yang tepat berada di atas kepalaku, yang mau tak mau mengurungkan niatku untuk mencari tau lebih jauh mengenai lubang itu.

Atau saat aku tak sengaja melihat bayangan berwarna abu-abu pudar di balik semak-semak yang aku yakini adalah bayangan seseorang. Maka dengan tingkat penasaran yang tinggi aku berjalan mengendap-endap ke arah semak-semak tersebut. Namun aku tidak dapat menemukan apapun, yang ada malah aku terjerembab ke dalam selokan dan menyebabkan seragam yang aku gunakan kotor.

Namun kejadian-kejadian itu seolah merupakan suatu petunjuk yang aku tak dapat ku pahami.

Suara rintik hujan membuatku tersadar dari lamunanku. Tanpa buang-buang waktu, aku mulai berlari menerobos hujan yang semakin lama terasa semakin deras.

Karena pandangan yang tidak terlalu jelas yang disebabkan oleh hujan, aku hanya berlari tak tentu arah berharap menemukan tempat untuk berteduh.

Namun aku memperlambat langkahku saat hujan mulai reda, dan betapa kagetnya aku saat mendapati pohon-pohon besar yang menjulang tinggi di sekitarku.

Aku terdiam di tempat, memejamkan mata, mencoba menenangkan berbagai macam pikiran yang muncul di otakku. Saat aku merasa pikiranku sudah tenang, aku memutuskan untuk membuka mataku dan berjalan perlahan menyusuri pepohonan--yang dapat dibilang hutan ini.

Aku mengedarkan pandanganku ke sekitarku, berharap menemukan sesuatu yang menarik, sampai pandanganku bertumpu pada sebuah gubuk kecil yang terletak di arah timur.

Dengan langkah was-was, aku melangkahkan kakiku menuju gubuk tersebut. Dari depan, gubuk itu terlihat biasa saja, namun saat aku masuk ke dalamnya, aku menganga lebar saat mengetahui kalau gubuk itu merupakan...

Pintu masuk.

Tepat dihadapanku terdapat tembok transparan yang memperlihatkan betapa indahnya pemandangan di seberang sana. Karena didorong rasa penasaran yang begitu kuat, aku memutuskan untuk melangkahkan kakiku menuju tembok transparan tersebut.

Dan, ketika aku melangkah melewati tembok tersebut, betapa kagetnya aku ketika menyadari tubuhku melayang. Bukan karena kakiku hilang atau apa, namun aku memiliki sepasang sayap transparan. Aku tak tahu bagaimana cara melihat sayap ini, namun yang ku tahu sayap ini hanya dapat dilihat di waktu-waktu tertentu seperti sekarang.

Aku mengepakkan sayapku perlahan dan mulai mengedarkan pandanganku. Dapat ku lihat dari sini padang rumput yang begitu luas dengan bunga-bunga berbagai macam warna yang bermekaran, membuat tempat ini terlihat semakin indah.

Entah mengapa aku merasa sudah terbiasa dengan tempat ini, meskipun aku baru pertama kali melihat bahkan menapakkan kaki di tempat ini.

Sampai aku melihat seorang gadis yang berada tak jauh dari hadapanku dengan sayap putihnya yang membuat ia terkesan seperti seorang malaikat.

The MissionWhere stories live. Discover now