Disordered

11.3K 935 41
                                    

Jimin terdiam mendengar pernyataan
Jinri barusan. Ia menatap manik mata Jinri , mencari sebuah kebohongan disana. Nyatanya, ia hanya menemukan cairan yang sudah memenuhi mata gadis itu.

Hatinya tercolos begitu saja tak kala ia melihat cairan itu terjun begitu saja dari mata Jinri.

"Kau ... Menangis?" tanya Jimin sedikit menurunkan volume suaranya namun masih terdengar jelas di telinga Jinri. Jimin baru saja mengangkat tangannya untuk menghapus air mata itu , tapi Jinri sudah terlebih dulu menghapusnya dengan tangannya. Aktivitas Jimin terhenti . Ia segera kembali menurunkan tangannya ke tempat semula.

"Pulanglah, ini sudah sangat malam."
Ujar Jinri dengan suara yang sedikit bergetar. Jimin hanya bisa diam, tidak tahu akan berucap apa lagi. Jimin membuang nafasnya perlahan, netranya terus memandangi gadis yang telah sah menjadi tunangan nya ini berjalan masuk ke dalam rumah.

Lidahnya kelu seperti menahannya untuk berucap kembali. Entah mengapa, kata-kata yang ingin ia ucapkan tertahan begitu saja di tenggorokannya , padahal ia ingin sekali melontarkannya di depan Jinri.
Tapi, setelah mendengar ucapan Jinri, bibirnya seakan bisu tidak mampu berucap atau berbicara lagi.
Seakan-akan ucapan Jinri telah melarangnya untuk berucap satu kata pun.

"Ini bukan seperti yang kuinginkan."

Jimin melangkahkan kakinya berat menuju mobilnya. Ia lalu masuk kedalam mobil itu, seperdetik kemudian, mobilnya sudah berada di jalan raya.

Tanpa Jimin ketahui bahwa sedari tadi saat Jinri meninggalkannya dan memilih masuk ke dalam rumah terlebih dulu, Jinri masih singgah memandangnya lewat jendela ruang tamu rumah Jinri bahkan Jinri memandangnya sampai mobil itu keluar dari rumahnya.

Jinri kembali menutup gorden jendela itu dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

Malam ini, aku mengatakannya padamu. Aku mengatakan apa yang memang harus kusampaikan padamu
karena aku tidak ingin membuat Naomi yang sudah mencintaimu begitu lama menyiksa dirinya dengan perasaan yang selama ini ia pendam.
Aku tidak bisa jika harus menyakiti hati orang lain hanya karena demi diriku sendiri.

Setidaknya dengan perkataanku, matamu mungkin bisa terbuka bahwa ada orang yang sangat mencintaimu lebih dalam dan jauh dari padaku yang mulai mencintaimu.

Saranghae....

♡♡♡

Naomi berdecak kesal tatkala ia menatap pria di depannya yang sedang melahap makanan ini.
Pria ini sungguh membuat malamnya menjadi buruk atau memang ini adalah hari sialnya.

Naomi tak habis merutuki dirinya yang lalai dalam mengendarai mobil. Akibatnya, ia harus berurusan dengan pria asing ini. Jika di tanya tentang motor pria itu, mereka telah membawanya ke sebuah bengkel motor yang untungnya berada di dekat sekitar tempat kejadian tadi.
Bersyukurlah, karena setidaknya hanya motor pria ini saja yang rusak, bukan orang yang mengendarainya.

Naomi berharap ini akan menjadi pertemuan terakhir kalinya dengan pria asing berwajah tampan ini. Karena ia memang tidak mau lagi berurusan dengan pria yang telah membuatnya kesal sedari tadi.

"Hei, kenapa menatapku terus? Kau tertarik padaku ya?" Pria itu bertanya seraya menatap wajah Naomi dengan tatapan menggoda dan penuh menyelidik. Naomi langsung memasang Death Glare nya di hadapan pria itu.

"Jangan terlalu percaya diri ... Kim Taehyung" Naomi menekankan perkataannya pada saat ia menyebut nama Kim Taehyung. Sedangkan yang di sebut hanya tertawa layaknya mengejek di hadapan Naomi. Tentu saja itu membuat kekesalannya semakin besar!

Ck, pria tidak tahu terima kasih!

"Ini uang untuk makananmu dan urusan kita selesai Tuan Kim" Naomi menaruh beberapa uang 100 Ribu di meja, tepatnya di sebelah makanan Taehyung dan melangkah pergi meninggalkan Taehyung begitu saja.

Masa bodoh dengan dirimu!

Taehyung menatap Naomi yang sudah mulai menjauh dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Ia langsung meneguk minumannya dan melangkah pergi meninggalkan restoran itu tanpa mengambil selembar pun uang di atas meja tadi.
Intinya, Taehyung membiarkan uang yang diberikan Naomi di atas meja makan tadi.

Taehyung langsung lari menyusul Naomi, ketika sudah berada di jarak yang dekat, Taehyung langsung menarik tangan Naomi dan membalikan tubuhnya menghadap Taehyung. Sontak,itu sangat membuat Naomi kaget di tambah jarak di antara mereka berdua yang bisa terbilang dekat.

"Yak! Apa maksudmu,eoh?"
Naomi sedikit membentak Taehyung.
Taehyung hanya terkekeh melihatnya.

"Apa maksudku? Naomi-ssi, seharusnya aku yang bertanya apa maksudmu memberikan uang itu kepadaku?"

Kini Taehyung menatap Naomi dengan tatapan dingin. Naomi menatap Taehyung tidak kalah dinginnya.

"Apa kau pikir dengan memberi uang urusan kita selasai , Naomi-ssi?"

Naomi meneguk salivanya. Berusaha mencerna apa yang Taehyung katakan barusan. Pria sialan,ck!

"Kalau begitu katakan apa maumu agar urusan kita selesai. Aku tidak mau berurusan lagi dengan pria aneh sepertimu!" Ujar Naomi sarkas. Taehyung menampilkan smirk khasnya kepada Naomi.

"Kau harus bersamaku terus sampai luka di tanganku ini sembuh" Naomi beralih menatap lengan Taehyung setelah Taehyung berbicara. Naomi menatap luka akibat kecelakaan kecil tadi di lengan Taehyung. Hanya luka kecil yang tak terlalu dalam,tapi mengapa orang ini seperti menjebaknya?!

"Kim Taehyung-ssi, sama sekali tidak ada pengaruhnya kehadiranku dan kesembuhan lukamu itu. Cih, membuang waktuku saja!"

Baru saja Naomi hendak melenggang pergi,langkahnya terhenti ketika mendengar perkataan Taehyung.

"Baiklah, aku akan segera ke kantor polisi." Naomi langsung membulatkan kedua matanya dan berbalik lagi menuju Taehyung yang sedang kembali memperlihatkan smirknya itu kepada Naomi. Aish,menyebalkan!

"Ya! Kenapa kau menjadi pengancam seperti ini , eoh?! Baiklah aku ikuti kemauanmu." Naomi berucap kesal terhadap pria aneh di hadapannya ini.
Terlihat Taehyung tersenyum penuh kemenangan di hadapannya, itu malah membuat Naomi terus menerus berdecak sebal.

♡♡♡

Jimin sedari tadi berbaring tanpa memejamkan matanya. Dirinya masih terjaga memikirkan soal Jinri tadi.

"Memangnya siapa yang mencintaiku begitu lama darinya? Penggemarku? Oh Ya! Tidak mungkin dia mengatakam hal itu hanya karena penggemarku di sekolah, lantas siapa orang itu?" Jimin bergumam. Otaknya terus bekerja memikirkan perkataan di setiap perkataan Jinri yang mampu membuatnya diam.

"Apakah orang terdekatku? lalu siapa?" Jimin berbicara sendiri.
Tiba-tiba sebuah nama terlintas di dalam pikirannya.

"Apakah Hwang Naomi?".

TBC

Hai Green is Back!

Ada yang kangen ama Green?
Atau kangen FF ini?

Hehe gimana FF ini? Kayaknya makin hari makin absurd.

Oh Ya Happy New Year Kawan!!

Semoga tahun 2016 bisa menjadi Tahun yang berwarna bagi kita semua~.

Dan juga Green mau kasih tau kalau abis ini Green bakal SLOW UPDATE!!.
Dikarenakan Green yang udah mau masuk sekolah plus mau fokus belajar karena udah mau Ujian Nasional. Waduhh_-

Oke sekian dari Green, tetep tunggu chap selanjutnya yah!! See u again!!

Regards,
Greenwater95

HEAVEN - (BTS JIMIN FANFICTION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang