Chapter 2

1.6K 123 8
                                    

Bohong jika Sehun tak mendengar suara tangisan Hayoung atau permohonan ibunya dari sini. Meski kadang terdengar samar namun Sehun paham betul apa harapan mereka. Keluarganya..

"Jadi, kau lebih memilih keluarga busukmu itu? Keluarga yang bahkan memperlakukanmu lebih rendah dari hewan?"

Ragu. Benarkah Hayoung berkata jujur? Atau hanya muslihat manis demi melihatnya hancur?

"Masih bisakah mereka disebut keluarga? Cih, bahkan hewan peliharaan bisa diperlakukan lebih baik daripada kau."

Dibuang, dihina, dicemooh, entah apalagi seolah sudah jadi hal biasa bagi rekam jejak hidupnya. Jika hewan peliharaan selalu dirawat ketika sakit, dia justru akan semakin mendapat luka.

"Kemarilah Oh Sehun!" Sosok itu mengulurkan tangannya, Sehun bimbang. Jiwanya terasa mendesak untuk ia meraih tangan itu namun hatinya menolak keras.

"Percayalah Sehun-ah, jika kau terjerumus ke sana dia akan mengubahmu jadi monster."

"Sehun-ah, appa percaya kau akan kembali. Kembalilah, tak akan ada lagi luka yang kami buat untukmu."

"Kau harus melawannya, oppa! Bangunlah, kumohon!"

"Pergi! Kau bahkan tak nyata!" Teriak Sehun seraya menarik tangannya.

"Aku bahkan lebih nyata dari tubuh rapuhmu itu!" Sosok Sehun dalam cermin itu tak tinggal diam dengan menarik semakin kuat,"Kau rela direndahkan keluargamu lagu,hah?!"

Sehun berdiri dan menegakkan kepalanya dengan tegas, tatapannya berubah menjadi tajam.

"Aku percaya pada mereka. Seandainya juga mereka tak berubah, aku tidak akan sudi menyerahkan jiwaku padamu!" Tegas Sehun, amarah menguasai tubuhnya sehingga tanpa terkontrol dihancurkan dengan keras cermin tersebut hingga berkeping-keping.

Sehun menghela nafas lelah, semuanya telah usai. Dia telah terbebas, sekarang waktunya kembali ke pangkuan orang-orang yang menyayanginya.

***

Baik Hayoung juga kedua orang tuanya sama-sama terkejut mendapati Sehun seperti tersedak di tengah komanya, buru-buru Oh Seung Gi yang tak lain adalah sang kepala keluarga melangkah keluar memanggil dokter sementara Hayoung dan eomma-nya berusaha menenangkan Sehun.

"Bagaimana keadaannya, uisa-nim?" Tanya Oh Seung Gi segera setelah dokter keluar dari ruang rawat putranya.

"Putra anda luar biasa, dengan trauma kepala seperti itu dia dapat langsung memberikan respon berarti. Tapi tentu saja dia harus tetap dipantau," Jelas Junmyeon-uisa dengan mata berbinar.

"Apakah dia mengalami amnesia atau sejenisnya?" Tanya Hayoung khawatir hal klasik dalam drama kesukaannya itu terjadi.

"Sampai pemeriksaan kami tadi, pasien tidak menunjukkan gejala seperti itu. Namun kita akan melakukan CT-scan agar bisa tahu lebih pasti."

"Khamsahamnida, uisa-nim," Ucap Yoona seraya membungkuk hormat.

"Kalau begitu saya permisi dulu." Setelah sekali lagi membungkuk berterina kasih, Hayoung beserta kedua orang tuanya segera masuk ke ruang rawat Sehun.

"Sehun-ah," Panggil Yoona pelan, air matanya mulai mengalir lagi melihat kondisi lemah putra yang selalu disia-siakannya.

"Eom-ma.." Ucap Sehun terbata lemah, matanya berusaha menormalkan cahaya yang masuk. Entah kenapa Sehun merasa tubuhnya tidak bertenaga hingga untuk bersuara pun sulit rasanya.

"Oppa..?!" Pekik Hayoung tak percaya. Yeoja berusia 15 tahun itu langsung berlari ke samping ranjang kakakknya.

"I-i-ni ru-mah-h sa-kit kan?" Tanya Sehun lagi yang lebih mirip berbisik.

"Ne oppa, kau koma selama 1 minggu. Kau tahu, kami sangat merindukanmu," Jelas Hayoung bersemangat.

"Ka-mi..?" Ada nada ketidakpercayaan di suara Sehun.

Menyadari keraguan putranya, Seung Gi dan Yoona segera mendekat ke ranjang. Kedua menggenggam lembut telapak tangan Sehun berusaha memberi keyakinan bahwa tidak ada lagi luka yang akan mereka buat untuknya. Tidak akan ada lagi air matanya pilu yang akan dibiarkan mengalir dari matanya. Semuanya akan menjadi sesuai keinginan Sehun- keluarga yang bahagia.

"Maafkan kami, Sehun-ah. Maaf... Eomma mohon tolong maafkan kami, Hun-ah," Ucap Yoona seraya berusaha menahan laju air matanya. Tangannya tak henti mengusap lembut rambut Sehun. Rambut yang dulu sering ditariknya kasar.

"Kami janji tidak akan menyakitimu lagi, kau boleh memukul appa sesuka hati setelah sembuh. Asalkan tolong Hun-ah.. Tolong maafkan kebodohan kami," Pinta Seung Gi sambil berusaha tersenyum, meski matanya sudah memerah menahan tangis.

"Keluarga impianmu, oppa! Keluarga impianmu akan terkabul sekarang..!" Pekik Hayoung pelan, berusaha menahan gejolak kebahagiaannya.

Sementara Sehun memandang bingung ketiga anggota keluarganya. Terselip perasaan takut di hatinya. Dulu, mereka pernah memintanya percaya seperti ini juga, namun nyatanya setelah itu justru membuat dirinya yang dihianati. Bukan Sehun tidak mau menerima uluran keluarganya, hanya saja ia masih..

"Oppa, kau masih trauma ya?" Tebak Hayoung seraya menggenggam tangan Sehun.

Sehun memandang sendu adiknya seolah menyuarakan 'Ne, Hayoungie. Aku takut kalian kembali seperti itu.'

"Tidak akan oppa, aku berani bersumpah atas jiwaku," Tegas Hayoung sambil tersenyum.

Seung Gi dan Yoona juga turut mengangguk. Seung Gi semakin erat menggenggam telapak tangan Sehun berusaha meyakinkan sementara Yoona dengan lembut mengecup kening putra sulungnya itu.

Pelan-pelan Sehun merasa nyaman dengan dirinya sendiri. Hatinya juga terasa damai. Tidak ada lagi kegelisahan. Dan dia tahu bahwa ini saatnya.. Saat untuk mempercayai keluarganya sepenuh hati.

"A-a-ku me-nya-yang-i ka-li-an-n..." Balas Sehun pada akhirnya. Bibirnya membentuk senyum tipis yang selama ini seolah hilang dari dirinya.

"Kami juga menyayangimu," Ucap Seung Gi dan Yoona sambil tersenyum lebar, bahagia dan lega bercampur jadi satu. Putra mereka telah kembali. Sementara Hayoung langsung memeluk kakaknya, melepas rindu selama ini juga permintaan maaf karena selalu mengabaikan sang kakak.

***

Jauh di dalam setiap diri manusia

Terdapat sosok tergelapnya

Beberapa dapat mengatasinya

Beberapa jatuh ke dekapannya

Kegelapan itu akan memakan mereka tanpa sadar

Memberikan kenyamanan dan perlahan merayapi jiwa mereka

Mereka yang terlelap merasa dianugrahi

Kekuatan dewa

Mereka yang tersadar mulai merasa takut pada diri sendiri

Dan mereka yang takut pada dirinya sendiri

Mulai berusaha membebaskan diri

Ada yang berusaha menggapai cahaya

Dan akhirnya berhasil

Namun ada juga

Yang dengan penuh ironi

Berusaha melepas Jiwanya sendiri





_END_

Dark SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang