FOUR

473 12 0
                                    

Warning for typo!
Happy reading guys
.
.
.

Author pov
Cuaca di Seoul benar benar dingin, salju pun juga sudah mulai turun. Tapi salju tidak menjadikan Mia untuk berdiam di hotel. Gadis itu tengah memandang pemandangan kota Seoul dari kaca besar di kamar hotelnya. Hobi tersendiri bagi Mia memandang keadaan melalui kaca.

Benda persegi panjang berwarna gold yang terletak di atas nakas berbunyi menandakan ada pesan masuk. Mia berjalan mengambil benda persegi itu dan membuka pesan yang dikirim oleh Zico.

From: Zico
'Kau akan pergi kemana hari ini?'

To: Zico
'Aku berniat untuk pergi ke Lotte World. Memangnya ada apa?'

Mia memencet tombol send sebelum menaruh kembali ponselnya di atas nakas. Ia duduk di pinggir ranjang sambil menunggu balasan pesan dari Zico.

From: Zico
'Kau harus latihan lagi hari ini, jadwal audisi akan dimajukan jadi awal januari. Tapi kau sudah meminta izin orang tua-mu kan?"

Mia pov
Astaga panjang sekali Zico membalasnya. Memangnya dia lagi apa ya sekarang? Memangnya dia tidak sibuk hari ini? Dia kan seorang produser juga? Tapi pesan yang panjang malah membuatku panik sekarang.

To: Zico
'Ya ampun! Bagaimana ini? Aku belum siap sama sekali. Baiklah aku akan ke sana'

From: Zico
'Ya sudah cepatlah ke sini. Jangan lama lama jam 1 nanti aku ada jadwal pembuatan mv'

***
Aku sampai di gedung yang kemarin aku datangi untuk berlatih rap dengan Zico. OMG! Ternyata dia menungguku di ruang tunggu untuk tamu. Sampai seperti itu kah dia ingin mengajariku rap.

"Kau lama sekali! Ayo cepat kita ke ruanganku" belum juga aku mendudukan pantatku di kursi, baru saja melihatku dia langsung menyuruhku untuk ke ruangannya. Padahal tadi aku mandi tidak sampai 10 menit dan aku belum duduk dengan tenang kecuali di taxi tadi.

Aku mengikutinya dari belakang. Ya maklum lah mana mungkin aku berjalan berdampingan dengannya yang ada nanti aku dibilang pacar barunya lagi.

***
Okay aku selesai berlatih tepat pukul 12.05 AM. Zico bilang ia akan membuat mv nya di Los Angeles judul mv nya Veni Vidi Vici. Dan jadwal penerbangannya pukul 1 AM. Dia juga bilang kalau kemampuan rap-ku makin bagus. Baguslah kalau begitu.

Aku melanjutkan acara berliburku. Hari ini aku ingin pergi ke Lotte World. Hanya untuk cuci mata, melihat barang barang yang pernah digunakan artis kpop.

***
Sekarang aku sedang ada di càfe. Aku tidak memiliki acara lagi untuk hari ini. Bingung harus pergi kemana lagi. Rencananya aku akan pergi ke Namsan Tower besok malam. Banyak orang bilang pemandangan dari atas Namsan Tower lebih indah pada malam hari. Aku benar benar tidak sabar untuk besok.

Sepertinya aku harus izin sekolah. Audisi AOMG akan dilaksanakan awal januari sedangkan jadwal masuk sekolah di Indonesia tanggal 4 januari.

Aku mengambil ponsel di tas dan segera menelpon ibu untuk memberitahu tentang hal ini.

"Hallo ibu" aku memulai.

"Hallo nak. Ada apa menelpon ibu?" Tumben sekali ibu tidak berbasa basi dulu.

"Ibu jadwal audisi dimajukan menjadi awal januari. Bisa kau izinkan aku, aku tidak yakin akan langsung pulang ke Indonesia tepat pada waktunya"

"Iya ibu akan izinkan. Semoga kau di terima menjadi trainee ya, Mi"

"Iya bu. Oiya bagaimana soal ayah? Ayah mengizinkan aku kan bu?" Untung saja aku teringat soal ayah.

"Iya ayah setuju setuju saja. Asal kau tau, ayah sering sekali melihat kau saat sedang bernyanyi jadi ayah berpikir bernyanyi adalah hobi-mu makanya ayah mengizinkan" aku lega sekarang.

"Baguslah kalau begitu. Kak Bray lagi di kantornya bu?" Tanyaku berbasa basi.

"Tidak sekarang dia sudah mulai libur. Dia sedang di kamar mungkin tidur atau mungkin sedang bermain PS"

"Astaga padahal sudah jam 3 kurang disini mungkin di sana sudah jam 1" Kebo sekali dia. Bagaimana mau punya pacar kalau di rumah saja kerjaannya hanya tidur dan main PS.

"Kasihan dia baru pulang jam 9 tadi. Biarkan saja dia tidur" ya ampun aku salah menilai rupanya.

"Oh. Terus ayah? Sedang apa ayah, bu?"

"Ayah lagi di teras belakang. Biasa.. sedang minum kopi sambil baca koran. Ada apa? Mau ngomong sama ayah?" Aduh ibu tahu saja aku ingin berbicara sama ayah.

"Iya bu aku mau" jawabku antusias.

"Sebentar ya" sepertinya ibu sedang berjalan untuk memberikan ponselnya ke ayah.

"Hallo Mia" ini suara ayah.

"Hallo ayah. Aku rindu ayah" aku memang manja pada ayahku dari pada ibu. Padahal ayah bukan ayah kandung tapi ayah angkat. Tapi beliau sayang sekali padaku.

"Ayah juga rindu padamu, Mi. Di sana bagaimana? Enak tidak? Ayah jadi ingin ke Korea" aku mendengar ayah tertawa renyah di seberang sana.

"Di sini sangat enak. Ayo tahun depan kita ke Korea lagi bersama sama setelah aku lulus" aku tidak sabar rasanya.

"Haha.. oke kalau begitu. Audisi-mu bagaimana?"

"Belum mulai, yah. Aku baru saja selesai latihan rap bersama crew yang menawariku audisi"

"Ayah akan mendukungmu selalu, Mi"

"Terima kasih ayah. Sudah dulu ya, yah. Di sini salju sudah mulai turun lagi. Aku harus segera sampai di hotel sebelum saljunya turun semakin banyak"

"Sama sama. Ya sudah cepatlah ke hotel. Jaga kesehatanmu ya. Dahh Mia"

"Dahh ayah" aku mengakhiri panggilan telepon dan menaruh ponselku di tas dengan cepat. Keluar dari càfe setelah membayar coffee dan segera mencari taxi.

***
Author pov
Pagi ini adalah pagi yang cerah sangat bagus beraktivitas pagi ini. Terbukti sekali sudah ada banyak orang yang mulai beraktivitas. Berlibur untuk libur natal dan tahun baru 2016. Tapi tidak dengan Mia, gadis itu sedang duduk di atas ranjangnya dan masih bergelut dalam selimut tebalnya. Mia kelewat bodoh, ia hanya memakai tank top birunya karna di kamarnya ia sudah menyalakan penghangat ruangan tanpa ada niatan memakai pakaian tebal lagi alhasil saat tengah malam dirinya harus bangun untuk memakai jaket tebal karna tadi malam salju turun semakin banyak dan suhu juga semakin dingin. Mia sedang bermain dengan aplikasi di ponselnya. Wajahnya terlihat biasa tapi sedetik kemudian mimik wajahnya berubah 180 derajat. Wajahnya sangat panik. Ada apa dengan ponselnya? Mengapa wajah Mia menjadi sangat jelek sekarang? Astaga ada apa ini?!

To be continued

Marriage with My BiasWhere stories live. Discover now