Taehyung

741 94 3
                                    

Ini adalah side story tentang masa lalu Joy dan Taehyung, dan semuanya flashback. Happy reading!
.
.
.
.
.
.
.
.

Hari ini adalah hari pertama ajaran baru di seluruh Korea Selatan. Yeoja bernama Park Sooyoung terlihat bingung mencari dimana kelasnya karena sekolahnya tidak bisa dibilang kecil.

Dia sempat tersentak kaget saat satu tangan menyentuh pundaknya. Spontan dia menengok kearah sang pemilik tangan.

Yeoja itu mengerutkan keningnya karena namja dihadapannya asing baginya.

Namja dihadapannya tersenyum lebar sampai matanya terpejam. "Anyeong haseyo! Naneun Lee Taehyung imnida!" Namja dihadapannya membungkuk dan memperkenalkan diri dengan semangat.

Mau tidak mau dia tersenyum, melihat tingkah lucu namja bernama Taehyung itu. "Naneun Park Soo Young imnida." Soo Young membungkukan badannya kecil.

Taehyung tersenyum lagi. "Kau anak baru, kan? Jja kita ke aula utama, upacara penerimaan murid baru akan dimulai." Taehyung menarik lengan Sooyoung dan mengajaknya berlari menuju aula utama yang letaknya di tengah-tengah sekolah.

***

"Wah, ternyata kita sekelas, eoh?" Taehyung terkekeh karena ternyata teman yang baru ia kenal tadi pagi ternyata adalah teman sekelasnya.

Sooyoung tersenyum. "Aku tadi mengenakan tag kelas Seni 1, kenapa kau tidak sadar, eoh?" Sooyoung juga ikut tertawa kecil.
"Ternyata kau anak seni, kukira anak sastra!" Canda Taehyung.

"Aku ingin menjadi penyanyi, Tae-ah." Jawab Sooyoung yang membuat Taehyung membelalak senang.

"Jinjjayo? Aku juga ingin menjadi penyanyi! Aku ingin menjadi salah satu personil boyband terkenal kelak nanti." Tutur Taehyung sambil tersenyum semangat.

Sooyoung menatap Taehyung serius, membuat Taehyung salah tingkah.

"Tae-ah..." ucap Sooyoung pelan.

"Ne?" Jawab Taehyung.

"Aku suka padamu!" Seru Sooyoung tiba-tiba.

"M-mwoya?!" Pekik Taehyung. Semburat merah mulai menghiasi wajahnya.

"Hehe, tentu saja aku menyukaimu sebagai teman karena kejujuranmu, Tae-ah! Apa kau salah sangka, eoh?" Sooyoung tertawa keras-keras.

Taehyung memasang wajah muram yang lucu. Dia memajukan bibirnya, menambah kesan imut padanya. Ada sedikit rasa kecewa di lubuk hatinya.

***

Chistmas Day, 2 Years Ago

"Tae-ah, marry Chistmast!" Sooyoung memeluk tubuh Taehyung erat. Mereka sangat bahagia, karena ini natal pertama mereka sebagai sahabat. Ya, sahabat, walau Taehyung mengharapkan lebih.

Taehyung langsung mengulurkan kado natalnya untuk Sooyoung.

"Kado untuk sahabat terbaikku! Hehehehe...,"

Sooyoung terbelalak senang melihat kado mungil ditangan Taehyung. "Waaah, kamsahabnida, Tae-ah!" Sooyoung ingin mengambilnya namun ditahan oleh Taehyung.

"Eitss, kau hanya boleh membukanya nanti saat kita tidak bertemu lagi."

Sooyoung mengerutkan keningnya lalu terkekeh. "Apa kau bercanda, Tae-ah? Kita tidak akan pernah berpisah!"

"Yaya, terserah padamu. Tapi berjanjilah padaku. Yaksok?"

Akhirnya Sooyoung menurut saja. "Yaksok!" Lalu mereka saling menautkan jari kelingking.

Mereka berdua menghabisi natal dengan berjalan-jalan bersama. Sooyoung terlihat begitu riang sampai membuat Taehyung heran. "Apa kau suka natal? Sooyoung-ah?"

Sooyoung mengangguk mantap. "Sangat!"

Taehyung lalu tersenyum dan memikirkan sesuatu. "Sooyoung-ah!" Panggilnya.

"Hm?" Sooyoung menengok kearah namja yang telah menjadi sahabatnya tersebut.

"Apa boleh aku memanggilmu Joy? Kupikir itu cocok denganmu karena kau sangat bahagia dengan natal, christmast joy."

Sooyoung terkekeh. "Boleh, sangat boleh, Tae-ah!" Lalu mereka berdua berpelukan.

***

"Apa kau tau, Sooyoung dari kelas seni berpacaran dengan Dongtae dari kelas wirausaha!"

Dheg. Jantung Taehyung langsung berdegup lebih kencang saat ia mendengar sekumpulan yeoja yang begosip.

Dengan cepat Taehyung berjalan menuju Dongtae. Dia harus mengetahuinya, harus!

Namun tanpa ditemui, tanpa sengaja ia mendengar Dongtae berbicara dengan teman-temannya. Hatinya sakit saat mendengarnya. Dia merasa sakit karena sahabatnya tersakiti. Dia dengan cepat mengambil langkah seribu untuk menemui Sooyoung.

***

"Mwo?! Andwae! Tae-ah, kau berbohong, kan?!" Seru Sooyoung saat Taehyung bilang bahwa Dongtae memanfaatkannya saja.

"Anniya! Aku berbicara jujur, Joy-ah!"

"Buktikan kalau itu benar, Tae-ah!"

Dheg. Seketika Taehyung bungkam. Sekarang ia merutuki kebodohannya tidak mendengarkan dulu alasan Dongtae memanfaatkan Joy.

"A-a-"

"Tuh, kan, kau berbohong! Sebenarnya kenapa kau berbohong, Tae-ah? Apa kau tidak suka aku berpacaran dengan Dongtae?! Padahal aku mengagumimu dari kejujuranmu, Lee Taehyung!" Amarah Joy memuncak karena untuk pertamakalinya Taehyung berbohong. Dia kecewa, sangat kecewa sampai-sampai ia mengucapkan kata-kata yang tidak seharusnya dia ucapkan, dan menjadi penyesalannya seumur hidupnya.

"Aku tidak mau bersahabat dengan pembohong sepertimu, Tae-ah! Kita akhiri saja persahabatan kita."

***

Esoknya, adalah hari perpisahan. Hari terakhir Joy melihat Taehyung. Namun, sudah jam masuk tapi Taehyung tidak kunjung datang.

Hari ini juga akhirnya Joy mengetahui sisi kejujuran dari ucapan Taehyung. Dia memergoki Dongtae yang berselingkuh dengan Irene dan teman Dongtae bilang kalau Dongtae memacarinya karena ingin mencari popularitas.

Dia menyesal, sangat. Jika ia tau hari ini Taehyung tidak akan pernah ia lihat lagi, kemarin dia pasti sudah memeluknya erat-erat dan tidak akan pernah melepasnya, bukan membentaknya dan mencampakkannya.

Dirumah, Joy menangis sekuat yang ia bisa. Ia teringat kado natal yang Taehyung berikan, yang selalu ia simpan di bawah kasurnya. Ia selalu ingat pesan Taehyung untuk membukanya saat mereka tidak akan pernah bertemu kembali.

Sekarang kita tidak akan pernah bertemu lagi. Apa aku boleh membukanya, Tae-ah? Batinnya.

Dia membuka kadonya dan mendapati cincin dan secarik kertas surat. Iapun membacanya.

'Untuk Sooyoung, chinguku tersayang.

Chingu-ya, bagaimana kabarmu? Kalau kau membuka kado ini, berarti aku sudah tidak disisimu lagi.
Kau tau, sepertinya namja bernama Dongtae dari kelas sebelah menyukaimu. Aku menyadarinya dari gerak-geriknya. Dia itu namja jahat, Sooyoung-ah, jadi kuharap jangan pernah berhubungan dengannya.
Oya, cincin itu sebagai kenangan supaya kau selalu ingat padaku. Pakailah terus supaya kelak nanti jika kita tidak sengaja bertemu, aku bisa mengenalimu.

Aku pergi untuk menggapai cita-citaku yang kujanjikan padamu, menjadi personil boyband K-pop terkenal. Doakan aku, ya!

Oya, satu hal lagi. Sebenarnya selama tiga tahun ini aku menyukai, bahkan mencintaimu sebagai yeoja, Sooyoung-ah. Tapi aku tau aku lebih pantas menjadi sahabatmu yang selalu menjagamu dan melindungimu kapanpun kau mau. Tapi mianhae aku tidak bisa menjagamu terus menerus. Jadi semoga kelak kau bisa menemukan namja penggantiku yang bisa menjagamu dan melindungimu kapanpun kau mau. Jadi jangan pernah hapus senyumanmu, yaksok?

Naneun jeongmal saranghaeyo, Park Sooyoung.

Annyeong, Lee Taehyung.'

***

360 HoursWhere stories live. Discover now