Akhirnya Rapuh

3.7K 193 4
                                    

Malam menampakkan wajahnya, taburan bintang menambah kecantikan langit yang gelap gulita. Mataku terpaku pada satu bintang yang berkedip padaku. Entah kenapa rasanya gejolak ini tak kunjung usai. Setahun tlah berlalu dan aku masih diam tak pernah berucap tentang apa yang ada di benak hati ini.
"Syu, sudah larut malam. Masuk!"
"Iya, bentar lagi syu masuk"
Ku langkahkan kaki menuju muka pintu rumah.
Tuk tuk tuk
"Assalamualaikum, syu. Lagi apa?"
"Lagi mau masuk rumah fa, ada apa?"
"Begini, mau nyampaikan amanah aja, takutnya lupa kalau tidak disampaikan"
"Apa?"
"InsyaAllah ada seorang ikhwan  yang mau berniat melamar syu"
"Maaf fa, mungkin untuk saat ini syu blm bisa membuka hati"
"Syu, umur syu semakin hari semakin bertambah, sudah saatnya syu menikah, sampai kapan syu selalu menolak. Tidak baik syu menolak pria soleh, sudah lebih dari 5 pria soleh yang syu tolak. Syu kenapa?apa ada pria yang syu tunggu"
"Sudahlah fa, aku malas membahas soal ini. Ntahlah .yang pastinya syu belum mau menerima siapa pun.belum siap"
Selang waktu setengah jam tak ada lagi balasan sms dari Aufa.
Terkadang aku merasa telah menyiksa diriku, menyiksa perasaanku. Semoga Allah tak menghukumku.

***

Setiap hari ku sibukkan diriku dengan kegiatan ODOJ dan menghafal,.sesekali aku pergi menenangkan diri sendiri di pantai. Kehidupanku memang tak sewarna saat aku kuliah dulu, tapi beginilah caraku untuk mencari kedamaian dan ketenangan hati.
Pagi ini kulangkahkan kaki menuju tempat pengaduan terbaik. Mesjid Darussalam,..

Indah wajahnya bagaikan purnama siapa melihatnya..(hp berbunyi)

"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam syu"
"Ada apa la?"
"Mau ngasi kabar, ada saudara kita yang insyaAllah akan menikah"
"MasyaAllah. Alhamdulillah. Siapa?"
"Farras syu,.."
"Siapa?"
"Farras, do'akan semoga lancar, acaranya di Jakarta. Tapi insyaAllah satu bulan lagi ngadain acara juga dirumahnya yang di sini"
"Iya Alhamdulillah.udah dulu ya la, syu lagi di mesjid.mau tadarusan dulu, makasih ya infonya"

Mata ini berusaha membendung air mata yang sudah mulai mengalir.Secepat  inikah Allah memberi jawaban. Apakah ini jawaban dari diamku. Apakah ini hukuman untukku. Lama aku menunggu berharap akulah wanita pilihannya, tapi mengapa wanita lain yang menjadi pilihannya. Ya Allah sekarang aku tak tau harus bahagia atau bersedih. Sekarang aku benar-benar rapuh. Pria yang ku harapkan, yang selalu ku sebut namanya ternyata bukan jodohku. Cinta???

Aku berusaha menenangkan hatiku, aku punya rencana tetapi aku yakin rencana Allah yang terbaik.
Jika ini yang terbaik untuk aku dan agamaku ya aku ridho. Allah selalu menguji hambanya di titik kelemahan. Mungkin ini ujian untukku karena telah berlebihan berharap,bahkan telah melampaui batas yang seharusnya batas itu tidak ku langgar.

Ini saatnya aku membuka hati untuk pria lain. InsyaAllah aku siap untuk mencintai setelah menikah. Kesedihan ini masih menyelimuti hati, tapi tak adil bagi diriku jika terlalu larut dlm kesedihan ini.

Diam Tanpa KataOù les histoires vivent. Découvrez maintenant