03

667 84 7
                                    

"Dosennya ganteng banget! Tapi galak," kata gue antusias.

"Iya, iya. Tapi gantengan aku kan?"

"Gimana ya?"

"Jawab iya atau aku cium."

"Iya,"

Luke tiba-tiba mencium bibir gue, gue kaget, tapi gue tetep membalas ciuman dia.

Gue ketagihan terus sama bibirnya dia.

Luke melepaskan ciuman, "I said yes."

Luke mengangkat bahu, "I just wanted to kiss you."

Gue tersenyum, gue bahagia banget bisa dapetin Luke, meski dulunya dia jahat sama gue, dan meski hubungan kita cuma main-main.

Oh iya, ini cuma main-main.

Kira-kira, kalau gue ngajak Luke buat pacaran beneran, reaksinya bakal gimana ya?
Masa gue yang ngajak duluan?
Kalau Luke maunya cuma main-main gimana?
Apa dia bakal ngecampakkin gue?
Jadi jahat lagi?

"Hei, malah ngelamun," Luke menepuk jidat gue.

"What?"

Luke terdiam, "You're beautiful,"

Please, no.

Gue tertawa, "Yes, I am."

Luke ikut tertawa dan dia memeluk gue lebih erat, "Please, make time stop, so I can cuddle like this for the rest of my life."

Yes, please.

"You're funny, ha-ha. We can cuddle everytime."

"Not everytime,"

Pintu terbuka.

Gue bangun, "Eh, kok pulang cepet?"

"Duh, sorry, Kate. Gue kira lo gak ada di sini. Gue pake kamar dulu ya?"

Dan seorang lelaki pun muncul dari belakang Halsey.

Gue memutar bola mata, "Kay, it's yours now."

Gue menarik Luke, Halsey sama Luke sempet saling menyapa tapi pintu langsung ditutup sama lelaki yang dibawa Halsey tadi saat kita berdua sudah berada di luar kamar.

"Dia suka bawa pacarnya juga?"

"Mh-hm."

Luke bener, not everytime we can cuddle like before.

Gue berjalan malas sambil bersenderan ke tubuh Luke yang lebih besar dari gue.

Kita gak tau mau kemana.

"Kate, ajak aku tour keliling Stanford, dong!"

"Ayo, ayo."

***

"Hello GUYS!"

Semuanya pada ngeliatin gue dengan tatapan poker face, sialan.

Kecuali Michael, "Hi Kate,"

"Kalian semua—kecuali Mike, gue santet satu-satu."

Semuanya tertawa, "Ampun, yang mulia."

Gue memutar bola mata.

Luke yang tadi di sebelah gue, tiba-tiba narik dan ngangkat gue ke pundaknya, "EH!"

"Ngapain sih, Luke?"

Luke membawa gue di pundaknya sampai akhirnya dia menjatuhkan gue di atas sofa yang kosong.

Dia ikut tiduran di sebelah gue, kita pelukan lagi sambil tiduran.

Kita diem-dieman sampai tertidur.

***

Gue terbangun gara-gara pipi gue terasa geli dan suara cekikikan dua orang.

Saat gue bangun, gue melihat Michael yang bawa crayon biru, ditemenin Calum di sebelahnya.

Michael ngegambar wajah kucing di wajah semua orang, lagi.

"Kitty Kate udah bangun, tuh."

"Cutieeee," Michael mencubit pipi gue.

"Sakit!"

Mereka berdua tertawa lagi, Michael kembali mencoret-coret wajah Luke.
Di wajah Luke sama seperti yang lainnya, ada gambar hidung dan bulu kucing di kedua pipi, tapi ditambah gambar penis di jidatnya.

Gue tertawa tertahan, "What the f*ck,"

"Sshhh,"

Selesai Michael menggambar, Calum membangunkan Luke karena sebentar lagi partynya di mulai.

Luke tersenyum melihat gue, gue pura-pura mengusap-ngusap pipi dengan kedua tangan gue yang terkepal seperti kucing.

"Miaaaw,"

Luke mencium gue, gue membalasnya, tapi gue keingetan sama gambaran Michael di jidat Luke. Gue membuka mata sambil masih berciuman, gue langsung tertawa.

"Kenapa?"

"Nggak, gak kenapa-napa, aku keinget sesuatu."

"Tell me,"

"Nope."

Beberapa orang yang menurut gue asing memasuki apartemen kita, pasti orang-orang yang diundang party.

"Eh, Liam?"

"Kamu kenal sama dia? Dia hacker loh, keren banget."

"Iya kenal lah, orang dia freshman di Stanford juga."

"Seriusan?"

"Kamu gak tau?"

"Iya, dia gak pernah cerita kalau dia kuliah di Stanford."

Beberapa orang memasuki apartemen lagi.

Tapi tunggu, ada satu orang yang gak asing menurut gue.

Itu perempuan yang disukain Luke.

"Luke, itu perempuan yang di Instagram itu kan?"

"Mana?"

"Itu,"

"Oh iya, itu arzay! Aku ngajak dia dateng kemarin,"

"Pertama kali ketemu kan ya? Sana gih, samperin,"

Kok jantung gue rasanya sakit ya?

Kayak dihimpit sama tulang rusuk gue sendiri.

"Gimana penampilan aku?"

"Wajahnya keliatan baru bangun tidur, tapi udah ganteng kok."

"Beneran? Perlu cuci muka gak?"

Kalau cuci muka, gambar penisnya hilang dong.

"Gak perlu, udah ganteng kok. Eh, itu ada kotoran di pinggir mata."

Luke mengusap-ngusap kedua matanya.

Luke seriusan mau ngesamperin Arzay?
Dia beneran pengen tampil bagus di depan Arzay?
Dia beneran suka sama Arzay?

Dia aja suka tampil apa adanya di depan gue, gak suka berpenampilan rapih.
Tapi sekarang dia pengen tampil rapih dan bagus di depan Arzay.

"Aku samperin dia dulu ya,"

Gue tersenyum dan mengangguk, pura-pura antusias.

Luke langsung pergi ninggalin gue.

Luke udah suka sama perempuan lain,
kalau perempuan itu mau pacaran sama Luke,
berarti hubungan 'main-main' gue sama Luke udahan.

Entah kenapa, tapi gue gak mau hubungan gue sama Luke udahan, meskipun cuma main-main.

Gue jatuh cinta sama Luke?

-----

DOUBLE UPDATE CUY

Selfish 2 | luke hemmingsWhere stories live. Discover now