D U A

274K 10.6K 277
                                    

[Kabar buruk]

Gadis bermata abu itu melangkah percaya diri di sepanjang koridor sekolah. Bibir pinknya tak henti-hentinya bersenandung kecil. Sorot matanya begitu ramah.

"Pagi queen."

Gadis bermata abu itu menoleh, kemudian memutar bola matanya kesal, wajah ramahnya berubah menjadi wajah jutek, "Apaan sih?! Ganggu banget deh! Dan Stop manggil gue queen! Bikin ilfeel aja lo!"

Cowok yang baru saja menyapanya itu segera memasang wajah tersakitinya, "Terus, aku manggilnya apa?"

"Nggak usah panggil gue. Gue juga nggak mau kok di panggil sama lo Den!" Dhea melirik sinis.

"Kok queen jahat sih?"

"Deno! Pergi lo! Gue ilfeel sama lo!" Dhea mengepalkan kedua tangannya ke udara.

Dhea berlari meninggalkan cowok sinting itu. Bagaimana bisa cowok itu terus mengejar Dhea? padahal Dhea sudah berkali kali menolak di dekati oleh Deno.

Jika kalian membayangkan sosok Deno itu hitam, jelek, pesek, atau pendek, kalian SALAH besar. Karena kenyataannya Deno adalah salah satu cowok ganteng yang menghuni sekolahnya ini.

Deno memiliki kulit berwarna kuning langsat, hidungnya mancung dan tatapannya tegas. Dia juga selalu menduduki peringkat pertama di seluruh angkatan. Sayangnya, ia sangat lebay.

"Likaaa. Morning sayang," teriak Dhea ketika ia sudah sampai di dalam kelas.

Alika menutup telinganya di susul dengan berputarnya bola matanya. Ia segera mengambil earphone dari dalam lacinya, lantas segera menyambungkan earphone itu ke ponselnya.

Alika sengaja menaikkan volume lagu yang ia dengar agar ia tidak perlu lagi mendengar teriakan toa dari Dhea yang dapat merobek gendang telinganya secara perlahan.

***

Bu Tia, guru yang sedang piket hari ini tiba-tiba masuk ke dalam kelas Dhea. Membuat semua siswa duduk dengan sopan di bangku masing-masing. Pasalnya, bu Tia ini termasuk dalam kategori guru killer di SMA Bina Bangsa.

Munafik semua! Tadi aja ribut banget. Eh pas bu Tia masuk langsung diam. Dasar fake!

"Di sini ada siswa yang namanya Dhea Amanda?" tanya bu Tia sambil menatap semua siswa.

Semua mata tertuju pada Dhea, "Saya Bu. Kenapa yah?"

"Supir kamu nungguin kamu di luar. Katanya, kamu harus pulang sekarang!"

Dhea menatap bu Tia bingung. Dhea tidak mengerti mengapa Pak Udin, supirnya datang menjemputnya. Apalagi sekarang bukanlah jadwal pulang sekolahnya.

Kok tumben? Ada apa yah?

Meski bingung, ia tetap melangkah keluar kelas sambil menggandeng tasnya. Ia akan pulang dengan supirnya sekarang juga.

***

"Kok Pak Udin jemput aku sih?" tanya Dhea sewot.

Pria dengan kulit sawo matang itu melirik sedikit ke arah Dhea, "Maaf non, nyonya besar sedang sakit di rumah. Kayaknya sih sakitnya parah."

Astaga, Kabar buruk apa ini?

Mata Dhea membulat, "Astaga, mama kenapa?! Pak Udin, cepetan! Tancap gasnya!"

Pria yang di panggil Pak Udin itu mengangguk cepat sebelum menancap gas agar mobil yang di kendarainya melaju dengan kecepatan tinggi.

Sesampainya di rumah, Dhea segera melangkah masuk ke dalam rumahnya, "Ma? Dhea pulang!"

(Masih) Putih Abu-abu [Segera Terbit]Onde histórias criam vida. Descubra agora