Chapter 7: Carnaval And Him

4.3K 426 22
                                    

Oh, hi.

Oke.

Jangan menatapku seperti itu.

Baiklah, baiklah. Akan ku beri tau.

West High sukses merebut gelar juara and it means Harry memenangkan pertandingan.

Well in case you really want to know,

Tidak.

Dia tidak menciumku.

Kecewa? Tidak aku tidak kecewa.

Apa aku kecewa?

Kenapa aku harus kecewa?

"HAHHH!" Aku mengacak rambut sebal dan mengantukkan kepalaku ke meja.

"Kau kenapa sih?" Tanya cowok bermata anak anjing di hadapanku ini sambil mengaduk coklat panasnya,

Aku meneggakkan badan, berusaha bertingkah normal, "Tidak apa-apa kok. Memangnya aku kenapa?"

Dia menaikkan sebelah alis, "Kau bertingkah aneh. Well, meskipun kau memang sudah aneh dari sananya." Dengan reflek aku menonjok bahu Liam dan menggumamkan kata 'sialan' kemudian mengaduh kesakitan karena ternyata ototnya lumayan keras.

Liam tertawa kecil, "Dasar idiot." Gumamnya dan aku langsung cemberut.

Oke, agar kalian tidak bertanya-tanya jadi aku akan menjelaskan kenapa aku dan Liam mendadak akrab.

Well, sebenarnya aku juga tidak tau kenapa sih. Tapi mendadak kami sering lunch bersama di kantin (Oh dan jangan lupakan pandangan sinis semua gadis berbedak tebal West High ke arahku), dan dia membantuku mengerjakan pr di pelajaran yang aku tidak mengerti. Baru-baru ini aku tau kalau dia ternyata pintar.

Aku baru mengenal Liam beberapa hari tapi dia sepertinya bisa memahamiku dengan mudah. Dia tau kalau aku tidak suka biji wijen di burgerku, dia tau kalau aku tidak suka sayur (meskipun dia sering memaksaku untuk memakan hal menggelikkan itu), dia tau kalau aku akan mengerjap dua kali lebih banyak dari orang normal saat aku gugup, dia tau kalau aku akan menggeram saat Freya melintas di wajahku dan parahnya lagi dia selalu tau jika aku berbohong. Pokoknya dia tau banyak hal tentangku dan itu jelas-jelas membuatku heran. Bagaimana dia bisa tau?

Sementara aku tak tau apapun soal Liam selain dia suka es krim coklat, suka menonton kartun, dan suka menggigiti pensil saat sedang menyelesaikan soal. Oke, yang terakhir memang benar-benar aneh.

"Wendy, kau kenapa sih? Jangan bilang tidak ada apa-apa karena matamu bilang itu bohong." Tuh kan.

Aku memutar mata, "Hanya kepikiran soal sesuatu saja."

Dia mengangguk pelan dan bergumam, "Oh, Harry." Aku mendesah dan mengangguk.

Tunggu.

Kenapa aku mengangguk? Dari mana dia tau?!

"HEEE," aku langsung terkaget dan meneggakkan posisi tubuhku, menatap Liam tepat di manik mata, "Kau tau dari mana? Aku kan tidak pernah cerita." Kataku panik.

"Yee, semua orang yang punya mata pasti bisa melihat kalau kau menyukai cowok keriting itu." Balasnya santai.

Masa sih? Memang sekeliatan itu ya?

Aku bersandar kembali ke kursi dan mendesah pelan. Terakhir kali aku melihat Harry adalah 2 hari yang lalu tepatnya pertandingan basket, setelah itu he's nowhere to be seen.

"Wendy," panggilnya. Entah sejak kapan dia mulai memanggilku 'Wendy' tapi ku biarkan saja sih, aku suka kok di panggil seperti itu.

"Apa?"

Peter Pan [h.s//l.p]Where stories live. Discover now