Chapter 5B

302 25 5
                                    

NO PLAGIAT!!!

CERITA MURNI DARI OTAKKU!!!

.

.

.

Chapter 5B

Ah Jung dengan menggunakan kaos putih berlengan panjang bawahan celana pendek dengan membawa segelas cangkir teh hangat, surainya yang di biarkan tergerai indah menambah kecantikannya. Udara malam di pulau Jeju sungguh dingin menyentuh kulitnya, baru beberapa jam ia sampai belum merasakan keindahannya pulau Jeju. Ia melihat jam di dinding, baru menunjukkan pukul setengah sembilan. Ia mengambil jaketnya yang menggantung manis dipintu kamar, menutup tubuhnya dengan rapat dan keluar dari kamar.

“Nona, mau kemana?” seorang pelayan yang keluar dari dapur membawa segelas air bertanya pada Ah Jung.

“Aku ingin jalan – jalan sebentar, aku terlalu bosan disini. Jika Mimi dan lainnya mencariku bilang padanya aku sedang jalan jalan dan cepatlah tidur.” Tutur Ah Jung.

“Baiklah, aku akan menyuruh orang untuk menjaga nona.”

“Tidak usah, tidak perlu, aku merasa tak nyaman jika ada yang mengikutiku. Aku sendiri saja.” cegah Ah Jung dan langsung berlalu.

Letak vila itu berada di bukit dekat dengan pantai, Ah Jung berjalan santai di malam hari, terkadang ia mendongak ke atas menatap langit penuh dengan bintang yang berkelip, menandakan cuaca cerah. Sudah lama ia berjalan tak terasa langkah kakinya sekarang menuju pinggiran pantai, menenteng sandalnya dan merasakan air laut yang dingin. Ia berjalan menyusuri pantai, menghadap laut yang tak bercahaya namun suara deburan ombak seakan – akan ingin menjemputnya. Ah Jung melamunkan sesuatu, tiba – tiba sketsa masa lalu muncul, ia merasa tubuhnya akan jatuh akhirnya ia menjauh dari laut. Ia jatuh memegang kepalanya yang pusing dan menangis sejadi - jadinya. Memori – memorinya perlahan kembali. Ah Jung yang sedang berlari dipinggir pantai, pertama kali berkenalan dengan Yoongi di waktu kecil, Ah Jung yang tinggal dengan kakaknya, Ah Jung yang melihat kematian Ayahnya.

Di kejauhan ada yang memerhatikan Ah Jung, ia melihat Ah Jung kesakitan, ia ingin menghampirinya namun ia tak mempunyai keberanian. Sudah lama ia memerhatikan gadis itu dari jauh. Akhirnya ia menghampiri Ah Jung berjalan dengan santainya. Ia berhenti di hadapan Ah Jung, mensejajarkan dirinya dengan Ah Jung. Ia melihat keadaan Ah Jung saat ini, rambut yang acak – acakan, mata yang sembap, kulit yang dingin. Ia memeluknya, memberikan sebuah kehangatan pada Ah Jung, menahan semua penolakan Ah Jung yang meronta memohon untuk dilepaskan. Semakin ia meronta semakin erat pula ia memeluknya. Akhirnya Ah Jung menerima pelukan itu, ia mendengar suara tangisan Ah Jung yang menggumam kata sakit. Ia mencoba menengakan Ah Jung semampunya, menepuk nepukkan punggungnya, membelai rambutnya.

Beberapa menit berlalu, tangisan itu berubah menjadi sesenggukan kecil. Pelukan itu dilepasnya perlahan. Ah Jung tak menyadari jika yang memeluknya tadi adalah Yoongi orang yang sedikit ditakutinya. Yoongi kini menatapnya lamat, tangannya terjulur menyentuh wajah Ah Jung, menghapus air matanya, merapikan rambutnya. Ah Jung melihat sisi lain Yoongi di samping ia bersikap dingin, ia juga bisa bersikap perhatian. Ia sudah mengingat siapa dirinya, siapa yang didepannya. Yoongi, bagian dari hidupnya yang hilang, yang selalu mengganjal pikirannya.

Tanpa berpikir panjang dan membuang waktu Yoongi mengatakan, “Tak tahu kah kau, aku selalu merasa bersalah jika memperlakukanmu seperti ini. Membuat luka, membentakmu. Kenapa? Kenapa kau tak pernah untuk melawan? Kenapa?” Ah Jung hanya bisa terdiam. Ia mengingat kejadian saat lehernya disayat oleh Yoongi, ia ingat rambutnnya yang dijambak, ia ingat Yoongi mendorongnya dengan keras. Menurutnya itu menyakitkan, ia mencoba untuk menggeser rasa sakit itu, memulai berpikir positif terhadapnya jika Yoongi melakukannya karena memiliki sebuah alasan.

OPIUM | BTS [HIATUS]Where stories live. Discover now