Zayn One Shot: The Only Exception

2.1K 48 5
                                    

P.S: Sebelumnya biar lebih meresapi play video yang ada di multimedia ya;_:

Siang ini tak seperti biasanya, Rose sedang berjalan tersaruk-saruk sementara orang-orang lebih memilih bersantai di rumah depan perapian. Langit gelap dan sepertinya akan badai nanti malam.

Salju turun kian lama kian deras. Rose kian merapatkan tubuhnya. Giginya bergemeletuk kencang dan uap keluar dari hidungnya yang berespirasi. Sembari ia mengapit macbooknya di bawah lengannya, seluruh tubuhnya hampir mati rasa.

Ia fikir ia bodoh.....

Ya ia mengakui kalau ia terlampau bodoh....

Rose berfikir di tengah ia sedang berusaha keras menggerakan kakinya seakan ia lumpuh. Tujuannya sudah terlihat di ujung mata. Ia memaksakan kakinya bergerak lebih cepat. Rose fikir ini merupakan berita kematian terkonyol jika ia tergeletak tak bernyawa di trotoar.

Ya, bahkan dirinya saja sudah konyol...

Dengan perlahan ia memutar kenop pintu kedai kopi tujuannya. Lonceng bergemerincing ketika pintu sudah terbuka lebar.

"Welcome to Melrose Coffe Shop. May I help you?" sambut sang kasir yang tak jauh dari hadapannya. Ia mulai merasakan tubuhnya seakan mencair dari kematian rasa yang ia landa tadi berkat penghangat ruangan. Perjalanan tadi memang konyol, memaksakan datang ke sini padahal di luar jelas terlihat akan badai.

Rose segera berjalan menuju kasir untuk memesan cappuccinonya. Tak butuh waktu lama menunggu karena hanyalah dia yang sedang menunggu pesanannya. Ia melihat di seluruh penjuru toko. Hanya terdapat ia dan 3 orang lainnya di kedai kopi ini. Terdapat seorang pria tua sedang bercakap-cakap dengan seseorang di seberang ponselnya. Ada pula sepasang kekasih yang sedang tertawa bersama. Mereka terlihat bahagia sekali.

Tidak seperti dirinya....

Miris memang.

Lantunan lagu dari Pink-Try terdengar dari pengeras suara kedai itu. Setelah mengambil pesanannya, Rose mengambil tempat di sudut ruangan. Ia meletakkan cappucinonya di atas meja kayu, demikian pula macnooknya. Ia mulai menyalakan macbooknya. Sembari menunggu menyala, ia menyesap cappuccinonya.

Rose terkejut karena dengan bodohnya ia lupa kalau minumannya masih panas. Ia menjulurkan lidahnya dan mengipas-ngipaskan lidahnya dengan tangan. Dia memang bodoh. Bahkan seluruh hidupnya ia dipenuhi oleh kebodohan.

Setelah Rose merasakan lidahnya mulai mendingin, ia mulai menarikan jemarinya di atas keyboard macbooknya. Ia membuka akun twitternya yang tersamarkan. Ia hanya mempunyai 5 pengikut di akun tersembunyi itu. Sementara ia meng-follow banyak akun demi hanya mengumpulkan informasi tentangnya. Ah idiot memang.

Penantiannya akan dia tak kunjung membuahkan hasil. Terlebih ia malah mendapat kebuntuan. Ia mengerang frustasi.

Rose merasa dirinya dulu bodoh. Bahkan hingga kini ia masih bodoh. 'Dulu kau mencampakkannya, mengapa sekarang kau sangat menginginkannya Rose?' Pertanyaan itu selalu terlintas di benaknya 2 tahun belakangan ini.

Zayn One Shot: The Only ExceptionWhere stories live. Discover now