4

218 13 4
                                    

Beberapa bulan kemudian...

Eritha semakin dekat dengan Gio. Bahkan Gio sering menjemput Eritha saat pulang sekolah. Yyaaa menurut Eritha ini semua sudah cukup dan dia sudah bisa menerima Gio.

Saat pulang sekolah tiba. Gio sudah menunggu Eritha di depan gerbang sekolah Eritha.

"Duh gua deg-degan ngeliat Gio. Gak kaya biasanya. Apa karena gua mau bilang kalo gua mau jadi pacar dia?"

Kata Eritha dalam hati.

"Hai thaa." Gio melambaikan tangan pada Eritha.

"Eeehh hhmm ha...hai juga." Balas Eritha sambil tersenyun kaku (gugup).

"Lu kenapa? Kok nunduk gitu?"

"Gu...gua ma...mau aaahh susah ngomongnya." Kata Eritha mengacak rambutnya sendiri (hm kaya orang frustasi gt lhaa).

"Mau ngomong masalah apaan emang?"

Tanya Gio sambil menyelipkan rambut ke belakang telinga Eritha.

Anjir anjir melting abis ini gua mah. Duh kaki gua lemes banget. Duh.

"Eehh hhmm masalah ya...yang lu nemmm...."

"Nembak?"

Njirrr kok dia enteng bnget ngomongnya.

"Eehh hhmm i...iyaa ya..yang itu." Kata Eritha terbata-bata.

"Jadi?" Tanya Gio.

"Jadi apanya?" Tanya Eritha sambil menegakan wajahnya dan Eritha tersentak kaget karena wajahnya dan wajah Gio hanya terpaut beberapa sentimeter karena sedari tadi Eritha tidak sadar kalau Gio menatapnya sedekat ini.

Makin dekat.... dekat.... dekat dannn

"Lu terima atau engga?" Tanya Gio yang wajahnya masih sangat dekat dengan Eritha.

"Hhmm.. I..iy...iya." jawab Eritha gugup.

"Iya apa?" Kata Gio sambil menjauhkan wajahnya dan menghela nafas berat.

"Iya gua mau." Kata Eritha dengan suara sangat pelan hampir tidak terdengar.

"HAH? tdi lu blng apa?" Kata Gio sambil menatapku tidak percaya.

"IYA GUA MAU GIODHA PRASATYO." Teriak Eritha karena jengkel Gio tidak mendengar jawabannya yang pertama padahal ngucapinnya setengah mampus (gadeng).

"Woii gak usah teriak juga kali." Kata Gio sambil mengusap-ngusap telinganya (ya iya lah suara gua udah kaya toa masjid wkwk).

"Hehe sorry." Balas Eritha sambil nyengir kocak.

"Jadi sekarang kita pacaran?" Kata Gio yang berhasil bikin Eritha salting A.K.A salah tingkah.

"Menurut lo?" Kata Eritha sedikit kesal karena pertanyaan Gio yang gak mutu.

"Sorry beb." Balas Gio yang langsung membuat Eritha memanas pipinya.

"Iihh apaan sih." Balas Eritha sambil meninju bahu Gio pelan.

"Aaww sakit tau yank." Kata Gio pura-pura kesakitan.

"Apaan sih lu sayang sayang pala lu peyang hahaha."

"Aku kamu dong manggilnya."

Kata Gio sambil menyerahkan helm dan menyuruh Eritha naik ke motornya.

"Dihh ogah. Udah kebiasa make lu-gua."

"Yyaa gak papa biasain juga pake aku-kamu. Plisss."

Katanya memohon dan sambil melajukan motornya.

"Enggak."

"Iya."

"Enggak."

"IYA."

"Terserah dah."

Kata Eritha sambil memutar bola mata malas.

"Oke aku-kamu yyaa. Sekarang kita mau kemana?"

"Yyaa pulang lhaaa."

"Yyaahh masa langsung pulang sih. Jalan-jalan dulu yuk bentar ngerayain hari pertama kita pacaran hehe."

Seketika Eritha deg-degan karena Gio sekarang udah jadi pacarnya.

"Pulang dulu aja. Eritha kan belum izin sama mamah."

"Oh ya udah. Eritha gak biasa pake aku-kamu yyaa nyebutnya jadi pake nama?"

"Eehh hhmm iyaa."

"Ya udah gak papa. Jadi nyebut nama aja gak usah aku-kamu deh."

"Eehh hhmm ya udah. Lagi Gio ribet deh cuma masalah manggil doang hehe."

"Gak papa."

Balas Gio lalu tersenyum (tapi kaya di paksa gitu).

Sesampainya di depan rumah Eritha, Eritha langsung turun dan menyerahkan helm yang dipakainya ke Gio.

"Makasih yyaa." Ucap Eritha ke Gio.

"Iyaa sama-sama Eritha." Balas Gio sambil mengacak-acak rambut Eritha.

"Iihh Gio suka jangan diacak-acak rambut Eritha."

Kata Eritha sambil cemberut dan merapihkan rambutnya.

"Tuh kan kaya gitu aja Eritha marah. Makanya jangan suka marah. Eritha kan lucu kalo lagi marah hehe."

Kata Gio sambil cengengesan sedangkan Eritha udah terbang melayang jauh ke angkasa (lebay banget bahasanya)

"Iihhh apaan sih."

Balas Eritha sambil meninju pelan bahu Gio (lagi)

"Iihhh Eritha pipinya merah digituin doang hahaha."

Balas Gio sambil menoel pipi Eritha.

"Iihh udah aahh sana Gio pulang aja gih. Hush hush hush."

"Eritha ngusir Gio?"

"Iya. Kenapa?"

"Hhmm ya udah deh. Besok Gio jemput yaa."

Kata Gio sambil menyalakan motornya.

"Yaudah terserah Gio aja."

"Yaudah bye Eritha."

"Bye Gio. Hati-hati yyaa."

"Okey."

Dan Gio pun pergi. Sesampainya di dalam kamar...

"Aaahhh yes yes yes yes. Yuhuuuuu."

Eritha teriak teriak gak jelas karena sangat senang (bisa bayangin sendiri kan gilanya gimana?).

"Giodha Prasatya sekarang udah punya Eritha Maharani dan Eritha Maharani udah punya Giodha Prasatya." Kata Eritha sambil senyum-senyum sendiri dan meluk gulingnya.

Tok tok tok

Duh itu pasti mamah. Gua harus netralin raut muka gua yang seneng banget ini.

"Masuk aja gak dikunci mah."
Kataku sambil pura-pura membaca buku.

"Kak tolong jagain Yasmin bentar yaa mamah mau ke pasar."

Kata mamah Eritha sambil menyuruh Yasmin masuk.

"Aahh mamah kaka mau ngerjain tugas nih nanti Yasmin rusuh."

"Mamah cuma sebentar kak."

"Hhmm ya udah tpi, kaka nitip ch*c*lat*s yaa mah."

"Yahh si kaka ada maunya. Ya udah ntar mamah beliin."

Lalu mamah Eritha pergi dan meninggalkan Yasmin dan Eritha di rumah.

"Ya udah lhaa mending gua nelfon Gio hehe."

***

A/N : gua bingung mau bilang apa yang jelas maaf updatenya agak lama soalnya kemaren kemaren bneran stuck banget. Jadi tolong vomentnya yaa biar semangat dan gak stuck ;)

25+ vote insya Allah langsung update :)

My SelfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang