Chapter 25

2.3K 161 6
                                    

"Nanti akan kujemput lagi ne chagi-ya" luhan memberiku kecupan kilat di keningku sebelum aku keluar dari mobilnya. Aku melambaikan tanganku dari luar mobil luhan dan namja itu hanya tersenyum melihatku.

Kemarin irene sudah memintanya untuk kembali ke sekolah ini tapi namja itu tak mau, ia lebih memilih sekolah private. Entahlah, aku tak tahu alasannya. Omong-omong, luhan itu dulu satu sekolah denganku tapi ia hanya bertahan sampai 8 bulan hingga akhirnya ia memilih keluar dari sekolah dan pergi entah kemana. Ia menghilang saat itu.

Irene tersenyum masam saat mobil luhan mulai berjalan menjauh dari sekolahnya.

Sehun pov

Sungguh sakit rasanya saat kau melihat orang yang kau sayang bersama dengan orang lain. Ya, aku melihat mereka tadi, bahkan aku melihat saat namja itu mencium kening yeojanya saat masih di dalam mobil, kaca mobil transparan sialannya itu yang memperbiarkanku untuk melihat mereka. Sehun kecewa, ia baru saja menemukan orang yang mampu mengobati luka hatinya tapi ternyata orang itu tak menginginkannya.

Aku tetap terus mengawasinya walaupun akan selalu ada luhan disampingnya. Aku tak peduli. Yang penting aku bisa memastikan irene baik-baik saja. Melihatnya dari kejauhan saja sudah cukup bagiku. Ah kata-kataku barusan ku akui memang munafik. Mau bagaimana lagi?

Tanganku bergerak untuk menulis sesuatu di pesan setelah mengeluarkan iphoneku dari saku.

To: irene pabbo

Kau belum memberiku alasan kenapa kau menjauhiku irene-ya

Aku mengunci kembali iphoneku dan memasukkannya ke dalam saku ku lagi sembari masih terus menatap punggung irene dari belakang. Ya, aku berjalan tepat dibelakangnya. Tapi yeoja itu benar-benar tak menyadarinya sedari tadi.

Sehun pov end

Irene masih terus melangkahkan kakinya dengan mantap menuju kelasnya dengan setengah menunduk. Fikirannya kosong. Ia tak benar-benar memperhatikan keadaan sekitarnya, sampai tiba-tiba..

Bugh. Pundak irene menyenggol sesuatu, sontak ia mendongkakan kepalanya agar bisa melihat siapa yang barusan ia tabrak. Ia membulatkan matanya saat melihat -kim jongin- sunbaenya tengah menatapnya tajam. Irene menelan ludahnya sekilas, kim jongin ini termasuk murid yang galak di sekolahnya. Dan sekarang aku tertangkap basah sedang menabraknya.

Kai menurunkan kembali tangannya yang hendak melayang itu, "untung kau seorang yeoja, jika tidak habis kau"

Irene masih memejamkan matanya, ia tak berani menatap jongin sunbae dihadapannya. Ia sangat takut tadi saat namja itu mengepalkan tangannya dan hendak melayangkannya padaku, tapi aku tak merasakan apa-apa, syukurlah sepertinya dia tak berani melakukannya padaku.

"M-mianhae j-ongin sunbae" aku menundukkan setengah badanku. Kulihat namja itu mulai berlalu tanpa mengatakan sepatah kata apapun lagi padaku. Dan aku pun masih saja mematung di tempat. Mataku mulai memanas. Aish baru dibentak begitu saja kau sudah lemah, park irene!

"Kau tak apa-apa irene-ya?"

Irene menoleh saat seseorang tengah memegang pundaknya pelan. Betapa kagetnya ia saat mengetahui orang itu adalah sehun. Apa namja itu melihatku saat dibentak tadi? Pikirku.

Sejenak aku teringat pesan luhan bahwa aku harus menjauhi sehun. Aku langsung saja menghempaskan tangan sehun di pundakku dan berlalu pergi. Meninggalkan sehun yang masih mematung di tempat.

---

Entah mengapa pelajaran sejarah yang sangat disukai irene mendadak menjadi membosankan. Yeoja ini terus saja menguap selama pelajaran dimulai. Bahkan seulgi saja merasa risih dengan tingkah irene.

Irene mengambil iphonenya yang berada di sakunya dengan malas, berniat untuk melihat berapa menit lagi ia akan tersiksa dalam kebosanan di dalam kelas ini.

Memasukkan 4 digit angka untuk membuka password, seketika matanya tertuju pada satu kalimat yang terpampang jelas disana: 1 message from senior menyebalkan. Kalian pasti sudah tahu siapa 'senior menyebalkan' itu. Jika belum, kalian keterlaluan. Kkk aku bercanda. Aku pun langsung buru-buru membukanya.

From: senior menyebalkan

Kau belum memberiku alasan kenapa kau menjauhiku irene-ya

Irene menyerngit, sesaat ia melihat waktu yang tertera di bawah tulisan tersebut, waktu yang menunjukkan ia mengirim jam berapa. Ah ternyata itu pesan yang dikirimkan tadi pagi. Ia baru menyadarinya.

Ia berfikir keras. Haruskah ia jawab pertanyaan sehun? Tapi harus ku beri alasan apa padanya? Atau aku jujur saja kalau aku menjauhinya karena ini perintah luhan?

Setelah lama ia berfikir akhirnya irene memutuskan untuk tidak menjawab pesan sehun. Dan memilih untuk memasukkan kembali iphonenya ke saku setelah menguncinya.

Irene mencoba untuk kembali fokus dengan materi yang sedang diajarkan songsaengnimnya itu, tapi nihil, otakknya sedang tak ingin diajak bekerja sama sekarang. Ini membuatku sangat bosan.

"Seulgi-ya"

"Aish diam lah park irene aku sedang mencatat"

Mendengarnya hanya membuatku menghela nafas kasar. Jika seulgi sedang serius, ia benar-benar tidak bisa diganggu. Jadi percuma kalau aku ingin mengajak ngobrol yeoja itu, pasti ujung-ujungnya irene yang disuruh diam. Miris memang.

Irene pun memutuskan untuk ikut mencatat apa yang ada di papan tulis dengan malas. Tulisannya pun sangat berantakan.

---

Irene membelalakan matanya saat seseorang tiba-tiba menarik tangannya kuat saat ia baru saja turun dari anak tangga terakhir. Yeoja ini mulai berjalan sedikit berlari dan berusaha untuk menyamakan langkah namja yang kini tengah membawanya pergi sembari masih terus menarik tangannya.

"Aish appo pabbo-ya!" Irene dengan sekuat tenaga melepaskan tangan namja itu dari tangannya. Tapi ini sangat sulit. Namja itu begitu kuat.

Tak lama mereka berhenti di sebuah taman yang berada tepat di belakang sekolah. Eh?

"S-sehun?" Irene berdecak sebal sembari menyilangkan kedua tangannya di dada. Seharusnya dia sudah tahu bahwa yang membawanya pergi adalah sehun, memangnya siapa lagi namja yang sedang bermasalah dengannya? Hanya sehun.

"Kau tak bisa menghindariku lagi"

"Bisa saja jika aku mau,"

"Wae irene-ya? Kenapa kau ingin menjauh dariku?" sehun mulai menatapku tajam. Tatapan yang baru kali ini ia perlihatkan padaku. Aku bergidik ngeri juga melihatnya.

"Aku.." Irene menggantungkan kata-katanya. Entah mengapa ia tak ingin mengatakan bahwa ini perintah luhan. Yeoja ini menggigit bibirnya pelan, ia berfikir keras bagaimana memberi sehun alasan yang tepat.

"Aku hanya terganggu denganmu" ucapku lagi. Omong-omong aku bilang apa tadi? Terganggu? Ck bahkan aku mulai menyukai saat sehun menggangguku. Aku juga tidak tahu mengapa.

"Jinjja?" Sehun mulai menundukkan wajahnya sekilas. Ia tampak kecewa. Oh tuhan aku merasa bersalah sekarang. "Baiklah kalau itu membuatmu senang, aku tak akan mengganggumu lagi"

"N-ne?" Aish namja didepannya ini cepat sekali menyerah. Kenapa ia tidak mengatakan bahwa ia akan terus mengejarku seperti yang aku lihat di film-film? Tsk, park irene kau memang pabbo, kau pikir kau siapa sampai sehun rela mengerjarku seperti itu? "Ya baguslah kalau begitu"

"Yasudah cepat kau temui luhan, ia sudah menunggumu di tempat biasa"

Aku hanya mengangguk padanya. Lalu sedetik kemudian sudah pergi berlalu meninggalkan namja itu.

---

LET ME KNOW IT [sehun x irene]Where stories live. Discover now