Yes, I Will by gracejessy2

198 22 4
                                    

Marry You

by: Bruno Mars


Malam ini menjadi malam yang spesial untuk keluargaku. Kami merayakan ulang tahun perusahaan keluargaku yang kesepuluh di bagian outdoor perusahaan kami.

"Nak, ayo ke sini!" Panggil Ayah.

Dari kejauhan sana, tampak Ayah yang sedang menaik-turunkan telapak tangannya untuk memanggilku. Di sana juga ada kekasihku, Vano dan Ayahnya, Pratama.

"Ayo, bilang makasih dulu sama Om Pratama! Dia yang selalu membantu Ayah dalam perusahaan ini. Krisis tahun lalu bisa teratasi karena Om Pratama," ucap Ayah sambil menepuk pelan pundak Om Pratama.

"Ah, tidak apa-apa! Kita kan brader sejak SMA, hahaha," balas Om Pratama.

"Om Pratama, makasih ya Om! Kalau tidak ada Om, perusahaan ini tidak akan mungkin bisa bertahan sampai sekarang!" Kataku sambil menyalim tangan Om Pratama.

"Aduuh, manis bangetlah Keyra calon menan--" Perkataan Om Pratama terpotong karena Vano menyikut pelan lengannya. Ayah dan Om Pratama hanya tertawa.

"Keyra, ikut aku yuk?" Ajak Vano sambil mengulurkan tangannya padaku. Aku membalas uluran tangannya dan tersenyum padanya.

"Misi Yah, Om, aku pergi dulu ya sama Keyra," Vano pamit dengan Ayah dan Om Pratama.

Kami pun pergi meninggalkan mereka dan mulai menciptakan atmosfir sendiri. Saling bercanda dan bertukar pikiran. Suasana pada malam ini begitu ramai. Aura kebahagiaan menjelma hangat yang membuat sirna dinginnya malam. Aku dan Vano juga ikut tersenyum bahagia seakan aura itu merasuki tubuh kami.

"Oh iya Key, aku pergi bentar ya? Nanti aku balik lagi kok!" Ucap Vano sambil tersenyum lebar, lalu pergi. Aku hanya mengangguk pelan.

Sambil menunggu, aku mengambil secangkir wine kemudian menatap indahnya langit malam dengan bintang-bintang yang gemilang. Mungkin bintang-bintang itu juga ikut merasakan aura kebahagiaan sehingga mereka muncul dari peraduannya. Pesta ini semakin lengkap dengan cahaya indah bintang itu.

"It's a beautiful night,

We're looking for something dumb to do.Hey baby,I think I wanna marry you."

Satu pasangan mulai berdansa di tengah sana. Tampak seorang wanita dengan dress selutut berwarna tosca itu berdansa dengan seorang pria. Indah sekali.

"Is it the look in your eyes,

Or is it this dancing juice?Who cares baby,I think I wanna marry you."

Kemudian beberapa pasangan lainnya juga ikut berdansa di tengah sana. Mungkin ada yang sedang melamar? Semua penghuni bertepuk tangan cukup meriah. Akhirnya kuputuskan untuk menuju ke tengah sana untuk melihatnya.

"Well I know this little chapel on the boulevard we can go oh oh oh,

No one will know oh oh oh,Oh, come on, girl."

Pasangan-pasangan itu mengubah posisinya. Mereka menyamping, membuka jalan yang cukup luas di tengah-tengah itu. Tepat di depan sana, aku dapat melihat Vano yang sedang tersenyum manis di hadapanku. Dia hanya berjarak beberapa meter di depanku.

"Who cares if we're trashed got a pocket full of cash we can blow oh oh oh,

Shots of patron,And it's on, girl."

Vano pun perlahan berjalan menghampiriku, semua mata tertuju padaku. Tempo detak jantungku semakin cepat. Ah, ada apa ini?

"Don't say no, no, no, no-no;

Just say yeah, yeah, yeah, yeah-yeah;And we'll go, go, go, go-go.

If you're ready, like I'm ready."

Vano pun berlutut di depanku, senyum cerah terlukis dibibirnya. Senyum yang selalu berhasil membuatku hanyut dalam samudra cintanya. Matanya yang hitam pekat itu kini menatapku dengan penuh harap. Ia mengeluarkan sebuah kotak kecil beludru berwarna merah, kemudian membuka kotak itu. Terlihat cincin yang sangat indah menduduki tempat itu.

"Cause it's a beautiful night,

We're looking for something dumb to do.Hey baby,

I think I wanna marry you.

Is it the look in your eyes,

Or is it this dancing juice?Who cares baby,

I think I wanna marry you."

"Keyra, here's my love, take it. Here's my soul, use it. Here's my heart, don't break it. Here's my hand, hold it and together we will make it forever. Will you marry me?"

Mataku berbinar, terharu dengannya. Sekilas kenangan-kenanganku bersamanya itu terputar kembali. Mengingat sebagian hidupku yang telah kuberikan untuknya. Merajut kisah kasih dengannya tiga tahun lamanya.

Dari kejauhan sana, Ayah dan Om Pratama tersenyum dan mengangguk kepadaku. Kemudian aku tersenyum dan menatap lekat-lekat mata hitam Vano.

"Yes, I will."

Semua penghuni di sana pun bertepuk tangan dengan meriah. Air mataku turun begitu saja membasahi pipiku. Vano pun bangkit, menyeka air mataku, lalu memelukku erat. Ini akan menjadi sebuah memori yang tak akan pernah kulupakan.

"I love you, Keyra Putri Anggara," bisik Vano tepat di telingaku. Bibirku spontan membentuk lengkungan indah dibalik bahunya itu.

"I love you too, Alvano Lukas Pratama,"

The End

Let's Go PartyWhere stories live. Discover now