20. White Princess

15K 527 50
                                    

FUCKABLE MAN #20

-

-

WHITE PRINCESS

Posisi tidur yang kurang nyaman di pesawat dan penumpukan lelah selama tiga hari di Lombok merupakan alasan utama bagi Audrey untuk mengurung diri di kamar. Jangan disalah artikan, perempuan itu hanya butuh istirahat dengan tenang. Dia bahkan sampai melewatkan acara makan karna mata dan tubuhnya yang sudah mendapat panggilan mesra dari ranjangnya. Audrey hanya sempat mandi sebentar lalu menyusup ke selimut, dan kegiatan kecil lain yang dia lakukan adalah mengecharge iphone nya yang telah kelaparan.

Ketika siang sudah memasuki pukul satu, Audrey yang masih setia dengan aktifitas tidurnya terpaksa menerima gangguan yang datang dari seseorang. Dia dengan seenaknya menggetarkan kasur Audrey, menepuki pipi Audrey sampai menggoyangkan tubuh Audrey. Tiga cara itu rupanya gagal. Yang dibangunkan terlalu enggan untuk meninggalkan kenyamanannya. Memang memberi sedikit reaksi, tapi itu tak cukup memberi jawaban bagi si tamu tak diundang itu.

"Buset ini anak parah amat hibernasinya!" gumam tamu itu, yang tak lain adalah Joana, dia tidak sabar menagih cerita Audrey mengenai Edsel dan Lombok. "Drey, bangun napa? Lo udah tidur berapa jam coba? Wey!"

"Mmmhh, apa sih, nggak kok" jawab Audrey malas sambil menyingkirkan tangan Joana dari keningnya.

"Gue guyur aja atau gimana ya? Ah, nanti ini anak ngomelin gue lagi" Joana mencari akal. Jika tidak bisa dibangunkan secara halus maka dia akan membuat kehebohan saja "WOY AUDREY BANGUN! AYO BANGUN BANGUN BANGUN!!!"

Teriakan Joana itu disertai dengan tabuhan tangannya diatas nakas putih yang ada di samping ranjang Audrey. Melihat Audrey yang hanya menggeliat sok manja, Joana menambah volume pada suara yang dihasilkan tangannya membentuk irama yang membuat gendang telinga serasa pecah.

"Bodo amat deh kalau gue dimarahin sama ART nya Audrey––WOY, BANGUN ELAH!"

"Mmppp––iya iyaa iyaaa, ya ampun siapa sih caranya barbar banget" balas Audrey. Dalam keadaan setengah sadar saja dia masih bisa mengatai Joana.

"Kalau nggak barbar lo nggak akan bangun!" keluh Joana kesal. Tangannya mencubit pipi Audrey lalu naik ke ranjang. "Tidur udah mirip kayak orang mati lo sih"

"Amit-amit, gila ah omongannya, gue belum kawin––eh, nikah"

Audrey berusaha menjernihkan matanya. Barusaja dia selesai menggetok sisi nakas didekatnya dengan kepalan tangan, mengusir ucapan Joana yang seenaknya saja. Bibirnya terbuka untuk menguap selebar mungkin, menyebar udara yang sebenarnya tidak bermasalah, hanya Joana saja yang berlebihan.

"Makan apa sih lo? Belum sikat gigi ya?" tanya Joana dengan suara bindeng karna dia menjepit hidungnya untuk sekedar akting. Tidak penting, sebenarnya, tapi lazim juga dilakukan ketika berada di keadaan seperti ini.

"Makan bayi!" Audrey menoyor kepala Joana setelah dia selesai melemaskan otot tangan dan lehernya.

"Mau kemana lagi deh? Gue udah mau interogasi lo nih" ucap Joana sambil menguntit Audrey dengan pandangan.

"Toiler dulu bentar, sabar sih"

"Jangan lama-lama, penasaran gue udah sampai ubun-ubun nih––dengerin dulu kek yailah" Joana mendengus kesal karna Audrey menjawabnya dengan suara pintu.

Detik terus bertambah dan itu membuat Joana memutar matanya karna bosan menunggu Audrey. Sebentar yang dimaksud Audrey dengan sebentar yang diperkirakan Joana ternyata berbeda. Joana menahan dagunya dengan tangan kanan bertumpu pada bantal, jemari tangan kirinya berdetak teratur membentuk gerakan sambil matanya melihat pada beberapa frame foto yang tergantung di tembok, diatas ranjang Audrey.

FUCKABLE MAN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang