Kebenaran

253 14 1
                                    

Tania Putri

"Ta.. bangun nanti kamu terlambat" ucap mama membangunkanku.

"Bentar ma.. lima menit lagi" jujur saja aku masih mengantuk karna kekurangan waktu tidur, yaah tadi malam aku terus memikirkan Rian hingga larut malam.

"Hey.. temanmu sudah menjemput, sana cepat mandi!" Balas mama.

"Iya iya ma" aku pun bangkit menuju kamar mandi. "Suruh Alvi nunggu didalem aja ma" lanjutku.

"Dia cowok" ucap mama.

Cowok? Ahh mungkin Reyhan.

"Tumben Reyhan jemput aku"

"Bukan reyhan mm sapa ya tadi namanya.. yan dre aaah Andrian! Sudah sana cepet! Kasian di nunggu lama!"

'What? Rian? Ngapain dia jemput aku?'
Aku pun segera ke kamar mandi.

Setelah selesai aku turun ke bawah untuk sarapan, dan ternyata Rian juga duduk di sana sedang berbicara dengan mamaku.

"Hai.."

"h-hai" balasku.

"Oh iya temenmu sekalian mama ajak sarapan bersama, ayok duduk ta"

Setelah sarapan aku pamit ke mama.

"Tania berangkat ma" sambil mencium punggung tangan mama, rian juga melakukannya.

"Rian juga pamit ma"

"Ah iya nak Rian hati hati ya" balas mama

Apa apaan dia? Ma? Mama? Yang benar saja! dan mama juga kenapa bolehin dia memanggil mama!

"Ayo ta.."

Kami menuju sekolah bersama dan sesampainya di sekolah kami bertemu Reyhan dan Alvi, tatapan mereka, aisshh menyebalkan, pasti mereka akan menggodaku lagi.

"Ekhem ekhem"
"Cuit cuit.. ciyee kalian udah jadian ya.. traktirannya jangan lupa" benar dugaanku, apa apan Reyhan ini, dasar!

"Ciyeee yang gak jomblo karatan lagi"

"Siapa yang karatan" Aku memutar bola mataku.

"Tenang nanti kalian aku traktir! Ya kan sayang.."

"A-apa sih u-udah bel ayo masuk" aku mempercepat langkahku, mungkin sekarang wajahku sudah memerah.

Hari ini aki pulang bersama Rian

"Hari minggu kita nonton" ucap rian kepadaku

"Heh? Ta-tapi.."

"Andrian tidak menerima penolakan. Pokoknya hari minggu aku jemput kamu jam 8, kita kencan!"

"I-iya" kencan? Ahh ini kencan pertamaku dengan Rian.

Motor Rian telah sampai dirumah.

"Makasih" ucapku sambil menyodorkan helm nya

"Jangan lupa minggu! Daah!"

"Iya, hati hati"

Hari ini kami kencan, dia bahkan datang terlalu pagi tadi. Aku benar benar senang, mengingat ini kencan pertama kita.

Dia mengajak ku ke berbagai tempat menonton, ke taman bermain, ke kedai ice cream. aku senang sekali hari ini, dia begitu baik kepadaku.setelah nya dia mengantarkanku ke rumah.

Hubungan kami terus berjalan dengan baik, dia sangat perhatian ke padaku.
Tak terasa hubunganku dengan Rian hampir satu bulan, ya tepatnya tiga hari lagi. Tapi Akhir akhir ini Rian aneh, dia lebih diam, dan sering melamun entah apa yang dipikirkannya. Aku berencana pada anniv pertama hubungan kami aku akan membuat kue, karna kebetulan juga dia suka makanan manis.

---

Yap. Sekarang adalah hari jadi hubunganku dengan Rian yang ke satu bulan, seperti yang kurencanakan, ditanganku sudah ada kue berbentuk love. Meskipun kue ku tidak seenak chef chef terkenal, tapi saat membayangkan dia memakan kueku aku sangat senang. aku juga merubah penampilanku, yaa hari ini rambutku digerai dan aku juga tidak menggunakan kaca mata culun ku lagi, kuganti dengan yang lebih modis.

Saat ini aku bersama Alvi menuju kelas Rian, ya Alvi datang kekelasku lalu ingin ikut merayakan hubungan kami, aku tak melihat Reyhan mungkin dia sudah pulang duluan.

Saat hampir ke kelasnya aku mendengar orang berbicara.

'Seperti suara Rian' aku pun melangkahkan kakiku menuju pintu kelas. Ya betul dia Rian sedang berbicara dengan temannya, dia membelakangiku jadi tidak tau kedatanganku, aku berencana mengejutkannya. Tetapi aku yang di kejutkan disini.

"Hei yan.. hubungan lu sama Tania udah sebulan kan?" Entah siapa itu yang bertanya.

"Hn.."

"Berarti sekarang lu bebas" timpal teman yang satunya.

Bebas? Apanya yang bebas? Dan juga kenapa Rian diam.

"Berarti sesuai janji! lu harus putusin dia, dan selamat karna berhasil nyelesain tantangan kita. Wuuh gue salut sama elu, pacaran sama orang yang lu Bahkan gaada rasa sama sekali sama dia!"

Mendadak tubuhku lemas. Putus? Tantangan? Jadi selama ini dia cuma jalanin tantangan? Tak terasa kue yang ku bawa terjatuh dan membuatnya menoleh. Ku lihat dia terkejut. Aku menganbil kue itu, yah untungnya kue itu terbungkus.

Aku menghampirinya,pandangan ku memburam tapi dengan sekuat tenaga aku berusaha untuk tidak menangis.

"H-hai s-selamat hari jadi h-hubungan kita yang ke satu bulan." Aku menyerahkan kue itu sambil berusaha untuk tidak menangis.

Dia menerimanya tetapi tetap diam, yaa aku tau sekarang.

"Ahh sekarang u-udah satu bulan ya.. ja-jadi hunungan ki-kita berahir.
Sesuai perjanjian teman temanmu." Dia tetap diam.

"Heh brengsek! Gue gak nyangka ya lu kayak gitu. Lu bego apa gimana, Tania sayang banget sama lu, tapi apa? Lu cuma nganggep dia sebagai mainan!" Yang kudengar Alvi yang sedang membelaku. Pikiranku kosong, aku terlalu syok dengan kenyataan ini.

"Udahlah vi, aku juga salah kok seharusnya aku gak usah terlalu berharap, seharusnya aku sadar kalau aku gak pantas buat dia"

"Ta kamu gak salah dia yang salah, seenak jidatnya mainin perasaan kamu"

"Udahlah vi, mm makasih ya buat sebulan ini ya walaupun cuma tantangan, tapi aku seneng kok, dan juga aku mau bilang, aku nyerah, aku nyerah buat dapetin kamu, aku akan mencoba untuk menghilangkan perasaan ini, makasih sudah menjadi orang yang spesial di hidupku." Aku tidak kuat lagi, tangisku pecah, aku segera berlari menjauhinnya, mencari tempat yang bisa membuatku nyaman.

'Apa memang benar hubungan kami hanya permainan? Kenapa? Kenapa dia melakukan itu? Apa sifat manisnya selama ini hanya sandiwara? Kenapa dia tidak bisa membalas perasaanku?'

Entah saat ini aku berada dimana, tubuhku lemas, kepalaku berat dan selanjutnya hanyalah gelap.

--

Mungkin satu ato dua part lagi ini selese.
Banyak typo ( harap dimaklumin)

Love? Where stories live. Discover now