Masa Lalu

135 8 1
                                    

Ternyata, orang yang mengikuti Arthur adalah Emily. Arthur heran dengan Emily. Kenapa ia melakukan hal tersebut. Arthur pun akhirnya berbicara,

"Emily?! Apa yang kamu lakukan? Apakah kamu memata-mataiku?"

Emily hanya tersenyum dan menjawab,"Hmm, aku cuma ingin tau kok apakah pekerjaanmu hanya sebagai pengantar pizza. Aku merasa ada sesuatu yang berbeda dengan dirimu dibanding orang pada umumnya. Lagipula aku kan sudah mengikutimu dari kemarin, tapi kamu aja yang gak sadar kemarin."

Arthur sedikit bingung dengan pernyataan Emily yang mengatakan bahwa Arthur sedikit berbeda dengan orang pada umumnya. Arthur berpikir apakah maksud Emily itu berhubungan dengan pekerjaannya di masa lalu. Tanpa pikir panjang Arthur pun menanyakan maksud Emily,

"Apa maksudmu dengan mengatakan kalau aku berbeda dengan orang pada umumnya? Aku tidak merasa berbeda dengan orang lain. Aku hanya orang biasa yang memiliki pekerjaan sederhana sebagai pengantar pizza."

Emily menjawab,"Pada awalnya aku juga berpikiran begitu kok kalau kamu itu hanya orang aneh yang menutup diri, tapi setelah aku memperhatikanmu sejak kemarin, ada hal yang membuatku semakin tertarik padamu dan mungkin itu yang membuatku suka padamu. Misalnya, seperti caramu menutup diri dengan tidak memberitahukan namamu, tidak berhubungan dengan siapapun di apartemen, dan yang paling membuatku tertarik adalah sikap was-was mu tadi saat di ikuti dan caramu memergoki ku. Orang biasa pada umumnya pasti akan berlari atau pergi ke keramaian kalau merasa sedang diikuti, tapi tidak denganmu. Kamu malah ke gang sempit dan sepi seperti ini. Aku yakin ada sesuatu yang kamu tutupi dan aku sangat ingin tau dengan hal itu."

Arthur pun cukup kagum dengan jawaban Emily. Arthur merasa kalau Emily bukan orang bodoh, bahkan mungkin Emily orang yang memiliki kecerdasan 1 tingkat dibawah Arthur. Akhirnya Arthur pun berkata,

"Emily, kamu membuatku sangat kagum dengan kesimpulanmu seperti itu. Aku pikir kamu memang orang yang cerdas. Mungkin kamu sangat ingin tau, tapi percayalah, tidak ada hal yang perlu kamu ketahui dan aku yakin kamu tidak ingin mengetahuinya. Jadi aku harap, kamu tidak mengikuti ku lagi. Sekarang aku harus bergegas untuk bekerja, sampai jumpa."

Arthur pun pergi dari tempat itu menuju tempat kerjanya dan meninggalkan Emily. Arthur berpikir kalau urusannya dengan Emily sudah selesai. Ia pun memulai pekerjaannya hari itu. Ia mengirim pizza ke beberapa tempat. Semua berjalan baik-baik saja.

Malam pun tiba, pekerjaan Arthur sudah selesai pada hari itu. Arthur pulang sedikit lebih lama dari hari sebelumnya karena orderan hari itu cukup banyak. Arthur pun berjalan pulang sendirian di malam yang gelap dan dingin. Jalanan tampak begitu sepi. Arthur berjalan sambil memikirkan masalah tadi pagi sebelum ia berangkat kerja. Ia berpikir bahwa Emily adalah satu-satunya orang yang memperhatikan Arthur dan bahkan bisa berpikiran bahwa Arthur berbeda dengan orang pada umumnya. Setelah sudah berjalan beberapa lama, Arthur pun sampai pada pintu depan apartemennya. Ia berjalan memasuki pintu apartemen tersebut. Memasuki lift menuju lantai 5 tempat dia tinggal. Setelah lift berhenti di lantai 5, ia keluar dan segera berjalan menuju kamarnya yang berada di ujung lorong. Betapa terkejutnya Arthur karena ketika ia berjalan menuju kamarnya, ia melihat Emily berada di depan apartemen Arthur sambil memegang omelet sama seperti kemarin. Emily berada dalam posisi duduk di lantai sambil memeluk lututnya sendiri. Ternyata, Emily tertidur. Wajar saja karena Arthur pulang lebih malam dari sebelumnya. Pasti Emily sudah lama menunggu Arthur. Untuk pertama kalinya, Arthur merasakan perasaan yang aneh yang mungkin bisa disebut dengan perasaan suka. Arthur pun membangunkan Emily,

"Hei Emily, jangan tidur disini. Nanti kamu masuk angin."

Emily pun membuka matanya perlahan dan menatap Arthur sambil berkata,

"Oh hei Arthur, kamu pulang lebih malam ya. Ini omeletnya, maaf kalau tidak enak karena sudah dingin."

"Tidak apa. Akan tetap kumakan omeletnya. Terima kasih ya. Mau masuk ke apartemenku?", jawab Arthur.

ArthurWhere stories live. Discover now