Bagian 21

6.9K 388 30
                                    

"Hhhhh, menyusahkan sekali." Ryu meneguk minuman kaleng yang digenggamannya, sambil mendengus kesal karena sedari tadi pikirannya masih terfokus dengan ucapan Misao di rumah sakit.

"Sungguh, aku masih merinding membayangkannya. Kasusnya seperti novel horror yang pernah kubaca." Misa memeluk tubuhnya dan bergidik ngeri, membayangkan ucapan Misao kemarin.

"Fuko-sempai, apa benar Fuko-sempai belum melihat Momoe lagi sejak kepulangan kita dari Desa Shirikawa?" Ucap Izumi sambil menatap Fuko heran.

Fuko menggelengkan kepalanya, sambil membuang nafasnya.

"Hhhh, apa itu berarti kasusnya sudah selesai, ya?" Ucap Izumi bingung.

"Aku punya ide!" Ucap Ryu tiba-tiba, yang langsung membuat mereka kaget begitu mendengarnya.

"Bagaimana jika kita tulis daftar tersangka?" Ryu kembali bicara, sambil menatap mereka dengan semangat yang tinggi. Mereka sendiri masih menatap Ryu bingung.

"Jadi.., maksudmu.., kita menulis daftar orang yang kemungkinan menjadi pelaku dibalik kematian si penindas? begitu?" ucap Izumi masih menatap Ryu ragu, yang langsung dibalas anggukan cepat oleh Ryu.

"Benar. dan setelah itu, kita akan memberikan alasan kenapa kita memilihnya sebagai tersangka. dan jika sudah pasti, kita satukan pendapat kita dan tarik kesimpulan akhir. Bagimana?" Ryu menatap mereka satu persatu dengan mantap. 

"Hmm, sepertinya itu akan membantu. walaupun sedikit." Izumi masih ragu, namun akhirnya dia mengangguk setuju.

"Baiklah. kalau begitu kita mulai." ucap Ryu bersemangat.

"E-eh? tunggu! A-aku masih bingung mau pilih siapa!" Misa menjerit panik, sambil mengibaskan kedua tangannya.

"Hhh, Misa. Aku tahu kau ini bodoh, tapi pemikiran mu bagus. aku yakin kau pasti punya alasan." Ucap Ryu sambil memiringkan senyumannya, membuat Misa bingung, jika sebenarnya dia ini sedang dipuji atau dihina. Entahlah, Ryu memang susah ditebak.

"Kalau begitu, dimulai dari Izumi." Ucap Ryu mantap, sambil menatap Izumi.

"E-eh? aku?" Ucap Izumi linglung, sambil menatap Ryu heran.

"Tentu saja. Aku tahu kau sudah mendapatkan tersangkamu, kan?" ucap Ryu sambil tersenyum simpul, memandang Izumi dengan tatapan menyelidik.

Izumi membuang nafasnya dan tersenyum kecil, lantaran ucapan Ryu kepadanya memang benar. Dia memang sudah menemukan pelakunya. namun, itu masih 'menurutnya' saja.

"Baiklah..," Ucap Izumi pelan, sebelum melanjutkan kata-katanya, dia menarik nafas panjang dan membuangnya.

"Menurutku, pelakunya Misao." Lanjutnya yakin.

"Sudah kuduga kita memiliki pemikiran yang sama." Ryu terkekeh geli begitu mengatakannya.

"Yah, tapi alasanku jelas berbeda." Ucap Izumi tak mau kalah, sambil mengusap hidungnya pelan.

"Yah, terserah kau. apa alasannya?" Sahut Ryu cuek, sambil kembali menatap Izumi menyelidik.

"Pertama, aku yakin jika kalian semua berpikir Misao menjadi tersangka karena ucapannya kemarin. Kalian tahu, soal.., kenapa dia bisa sangat paham dengan kematian si penindas." Izumi mengatakannya sambil tersenyum simpul, berusaha menebak isi pikiran teman-temannya.

"Selain itu, Misao patut dicurigai karena sikapnya yang tenang saat mengatakan tentang kematian si penindas. padahal, kalian sendiri termasuk aku langsung merinding begitu mendengarnya. Ya, kan?" Ryu kembali tersenyum, sambil melirik mereka yang kini sedang mengangguk kecil menanggapi ucapannya.

Fuko And The Ghost (I Can See U)Where stories live. Discover now