Part 24

13.1K 699 9
                                    

*ps: backsound: distrubance by BoA*

You, no longer able to look straight into my eyes

You, no longer try to read my thoughts

You, no longer try to understand my sadness

Is it because we've exchanged too little "I Love you"

Distrubance by BoA

--

Hubungan Arka dan Dana nampak merengang. Ya, semejak Kana memutuskan hubungnnya dengan Arka mendadak Dana menjadi bersikap seolah-olah sedang membangun sebuah tembok besar diantara mereka. Beberapa kali Arka berusaha menanyakan kabar Kana dengan Dana, jawaban Dana selalu sama Kana baik-baik saja dan ia tak harus khawatir dengan keadaan Kana.

Sejak pertengakaran antara dirinya dan Maurine beberapa waktu yang lalu, mendadak Maurine menjadi menjauh dari Arka. Di satu sisi, Arka sangat senang karena ia bisa terlepas dari sikap annoying Maurine namun di sisi lain, Arka merasa bersalah karena sudah bersikap blak-blak mengatakan ia tidak mencintai Maurine. Kejamkan dirinya dengan Maurine?

Selama tiga bulan pasca Kana meninggalkannya, Arka berlahan-lahan mulai bangkit menata hidupnya kembali. Walau di lubuk hatinya yang paling terdalam, ia tak bisa menghapus rasa cintanya untuk Kana. Pasca kegagalan project yang ia garap, pelahan-lahan perusahaan miliknya mulai kembali membaik.

Mobil Range Rover milik Arka melaju di tengah guyuran hujan, terlihat jalanan begitu sepi karena hujan cukup besar sore ini. sambil mengemudikan mobilnya itu, pikiran Arka  kembali di penuhi dengan sosok Kana. hujan menjadi saksi bisu betapa indahnya kisah mereka berdua.

Karena konsentrasi Arka mendadak buyar, Arka nyaris saja menabrak seseorang di tegah hujan. dengan cepat Arka menghindar dengan membantin stir mobilnya dan sukses membuat mobilnya menabrak trotoar jalan. Jantung Arka mendadak berdetak semakin cepat, hampir saja ia membuat nyawanya dan orang lain melayang. Arka buru-buru keluar dari mobilnya tanpa di lindungi sebuah payung. Terlihat seorang nenek terduduk di sebrang jalan. Ia basah kuyup dan nampak shock.

"Nenek nggak apa-apa kan?" tanya Arka was-was.

Nenek ini hanya mengeleng. Tubuhnya gemetar hebat dan bibirnya terus terkatup terbesit rasa iba dalam diri Arka. Kemana keluarga nenek malang ini.

"Nenek rumahnya dimana?"

Nenek itu masih tidak menjawab.

"Saya antar pulang ya?"

Dan akhirnya nenek itu pun terambruk dalam dekapan Arka. Kini ia tak sadarkan diri dengan suhu tubuh yang benar-benar dingin seperti es. Dengan susah Payah akhirnya Arka mengedong tubuh nenek malang ini ke dalam mobilnya.

######

Kana mulai sibuk dengan kegiatan penelitian yang ia lakukan sejak hari kedua ia kembali menginjakan kakinya di kota Munchen. Selama tiga bulan belakangan ini, rutinitas Kana semasa kuliah kembali ia lakukan. Pergi ke perpustakaan, berkunjung di rumah sakit, belajar hingga tengah malam. Semua kembali ia lakukan seperti dulu.

"Makan lah!" perintah Sophie yang menyodorkan sekotak sandwish saat menghampir meja baca yang ada perpustakaan, terlihat sosok mungil Kana lengkap dengan sebuah kacamata yang bertengger di atas hidungnya dan rambut kecokelatan yang diikat asal sibuk membaca sebuah buku yang sangat tebal. Tepat di kedua telinga Kana, bertenger manis sebuah earphone yang menjadi sahabatnya kali ini. Kana terlalu sibuk membaca buku hingga ia tak menyadari kehadiran Sophie.

Gonna Get Your Heart [NEW EDITION]Where stories live. Discover now