23 [THE WEDDING DAY]

31.7K 1K 31
                                    

Aku memejamkan mataku ketika perias memoleskan eye shadow di mataku. Hatiku berdegup seperti genderang perang yang siap untuk memulai peperangan. Aku membuka mataku ketika perias itu sudah selesai.

"Cantiknya Mbak Gadis..." ucap sang perias itu girang. Membuat hatiku tambah berbunga-bunga.

"Makasih mbak, aku deg-deg an banget!"

"Ya wajar to mbak kan mau nikah, sama mas pilot yang ganteng lagi..." aku terkekeh geli mendengarnya.

"Dan gue merasa sangat beruntung dapetin dia." Batinku bangga.

"Udah mbak, sekarang ganti gaunnya."

Aku melangkahkan kaki menuju kamar mandi. Pagi ini adalah acara akad nikah. Tempatnya pun sama untuk nanti malam, acara resepsi. Ini semua ide Kavaleri untuk memilih Ritz Carlton sebagai saksi pernikahan kami.

Aku melangkah keluar setelah selesai memakai gaun akad nikahku. Ibu dan Kak Celine terpana melihatku.

"Astaga Gadis, kamu cantiikk bangeettt!!!" Kak Celine berlari memelukku, aku pun menyambutnya dengan bahagia. Air mata kami tumpah, kulihat Ibu juga sedang menyeka air matanya.

"Selamat ya Dis, Ibu bangga sama kamu!" Ibu menghampiriku, mengelus punggungku dan aku memeluk beliau.

"Ibu, makasih ya udah ngurus Gadis sampai detik ini."

"Anak Ibu udah gede-gede ya, udah punya rumah tangga masing-masing." Ibu merangkulku di bagian kanan dan Kak Celine di bagian kiri.

Bapak masuk ke kamarku, sama terpananya seperti Ibu dan Kak Celine tadi.

"Pak..." aku berlari menghambur ke pelukan Bapak. Bapak langsung mendekapku erat.

"Pak Gadis minta doa restunya ya..."

"Tanpa kamu minta, Bapak selalu doain anak bontot Bapak ini."

Aku meneteskan air mata lagi. "Jangan nangis dong, ntar make-up kamu luntur loh!" Bapak menyeka air mata yang turun ke pipiku. Aku menurutinya, dan langsung mengatur nafasku.

"Yuk semua, udah jam sembilan nih..." Ibu mengajak kami semua turun ke ballroom.

☺☺☺

Aku mengaitkan tanganku ke lengan Bapak. Petugas hotel membukakan pintu utama ballroom dan aku bisa melihat orang-orang yang diundang untuk akad nikah, melihatku dengan wajah gembira. Aku melihat sesosok pria dengan jas putih sedang memandangku takjub, ia berdiri di dekat meja panjang untuk akad nikah. Sejenak duniaku serasa berhenti ketika menyadari bahwa dia adalah calon suamiku, Kavaleri.

Dia tersenyum ke arahku. God, dia sungguh benar-benar tampan!!! "Apakah dia benar-benar calon suamiku?!" Pekikku dalam hati.

Setelah berjalan memangkas jarak antara aku dan Kavaleri, akhirnya aku sudah berada di dekat Kavaleri.

"You are so beautiful, my wife..." Kavaleri membisikkannya di telingaku.

"Belum resmi Kav..." aku melirik Kavaleri dan dia hanya terkekeh.

"Dalam beberapa menit ke depan, kamu akan resmi jadi istriku Dis!"

My Captain PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang