Bagian 1

4.4K 221 57
                                    

"five.. six.. seven eight"

"come-on, one two three four five six seven eight.. lagi!" seruan lantang seorang wanita terdengar menggema di sebuah ruanganan yang cukup luas itu diikuti dengan suara kaki yang bergerak bersama, menghentak penuh semangat di atas lantai.

"HaYoung-ah perhatikan gerak tangan dan kakimu." teriakan itu membuat gadis yang baru saja disebut namanya menghentikan gerakannya, terkejut. Matanya melirik ke arah samping kanannya, di mana terdapat temannya yang masih terus menggerakan tubuhnya dan setelah menyesuaikannya lagi, ia kembali bergerak mengikuti alunan lagu yang mengalun cepat.

"Oke! Cukup! Kalian bisa beristirahat."

Peluh membanjiri wajah dan tubuh mereka masing-masing. Setelah menarikan tiga lagu tanpa stop, akhirnya mereka bisa beristirahat juga.

"Ini melelahkan bukan?"

"Nde" jawab mereka kompak. Wanita dewasa itu tersenyum maklum. Kemudian ia berjalan dan memilih duduk di samping gadis yang tengah merebahkan badannya di atas lantai dan menyentil pelan dahinya hingga membuat gadis itu mengaduh secara spontan.

"Sonsaengnimmmm..." rengeknya manja, mendapati siapa yang melakukan hal mengesalkan tadi. Inginnya ia marah, tapi siapa yang akan berani membentak seorang wanita cantik dengan senyumnya yang menawan sekaligus guru kalian? Bukankah tidak sopan membentak guru sendiri? Jadilah, gadis itu hanya memprotesnya dengan menunjukan sisi manjanya.

"Sudah berapa kali aku bilang, panggil aku eonni. Yoona eonni! Aku masih cukup muda, ara?." ujar wanita yang mengaku bernama Yoona itu kemudian menyentil sekali lagi dahi lebar gadis di hadapannya.

Semua orang di ruangan itu tau, kalau guru dance mereka atau yang biasa dipanggil Yoona itu cukup dekat dengan Hayoung, gadis imut bermata bulat yang kini sudah berubah posisi menjadi duduk di hadapan Yoona, dengan menampilkan wajah cemberutnya yang mengundang siapapun gemas untuk mencubit kedua pipinya.

Orang-orang bilang kalau tingkah Hayoung lah yang membuat ia bisa dekat, bahkan sangat dekat dengan Yoona, yang notabennya adalah guru mereka di agensi ini. Terlebih sejak banyak yang bilang bahwa wajah mereka cukup mirip, karena mereka juga sama-sama memiliki dahi yang lebar.

"Kita lanjut sekarang?" tanya Yoona dengan pandangan mengarah pada semua anak didiknya.

"Apa eonni tidak lelah? Kami bisa melanjutkannya besok. Bukankah eonni baru saja pulang dari Jepang? Aku yakin, eonni belum sempat kembali kerumah melihat pakaianmu yang masih sama dengan yang kulihat di twitter, fotomu saat sedang di bandara." ujar Minji, salah satu anak didiknya yang terkenal hebat dalam menari. Meskipun usianya baru 17 tahun, tapi jangan remehkan kemampuan menarinya.

Yoona tertawa kecil melihat perhatian yang ditujukan untuknya, "Jangan khawatirkan aku. Lagian, apa kalian lupa dengan sebutanku dulu?"

Semuanya menggeleng dan berseru bersamaan, "Him Yoona."

Yoona terkekeh, lantas ia berdiri membuat ketujuh gadis itu mendongak ke arahnya.

"Rasa lelahku hilang seketika ketika aku sudah berada di ruang persegi ini. Menggerakan kaki, tangan dan tubuhku. Mengikuti alunan musik, dan terlebih aku juga bisa melihat diriku sendiri yang tengah menari-nari di atas lantai ini." ujar Yoona dengan menghentakkan kakinya dua kali ke lantai saat di akhir kalimatnya. "Ini menyenangkan. Karena menari adalah hidupku."

Mereka semua tersenyum melihat betapa cerahnya wajah Yoona ketika sedang mengatakan itu dan mulai menari-nari kecil.

"Anggap saja ini hadiah untuk kerja keras kalian. Mari kita duet untuk dance kali ini. Bagaimana?" tawar Yoona pada ke tujuh gadis remaja yang tengah menatapnya dengan antusias.

AFTERWhere stories live. Discover now