[Bab 4]

4.7K 541 18
                                    

Mall

Angelica yang kini dikelilingi empat pria tampan masih terlihat bingung memilih dress yang sesuai untuk dirinya.

"Yang ini bagus Lica. Cobalah" Al menyodorkan long dress warna merah pada Angelica. Tapi bukannya mengambil dress itu Angelica justru mengerjapkan matanya menatap long dress yang disodorkan Al.

"Astaga kak, kalau kak Lica pakai itu, dia akan terlihat seperti wanita penggoda" Ali mencibir pilihan Al sambil berkacak pinggang dan menggelengkan kepalanya.

"Ya sudah kalau begitu yang ini saja" Timpal Verrel yang kini memegang long dress warna hitam dengan belahan samping sampai paha.

"Ck! Itu lebih parah, apaan masa ia kak Lica memakai pakaian yang sudah robek seperti itu, yang ada saat kak Lica berjalan, tu pahanya kelihatan semua"

Verrel melotot pada Ali yang dengan kurang ajarnya mengomentari pilihannya.

"Sudahlah jangan dengarkan mereka Lica, lebih baik kamu lihat pilihan kakak pasti wow" Ucap Dimas lalu mendekati Lica sambil membawa long dress warna gold dimana bagian punggungnya terbuka.

"Demi apa lo kak! Aish... Dikira kak Lica sundel bolong apa ya pakai itu" Ali melotot pada Dimas dan kini Dimaspun ikut melotot pada Ali, kenapa Ali juga mencela pilihannya sih?

"Ya elah lo kira punggung Lica bolong!!" Sembur Dimas kesal.

"Ya nggak juga"

"Terus lo maunya gimana Li, sekalian aja Lica pakai mukenah biar lo puas... Sebel gue!!" Dimas mendengus kesal.

Sedangkan Ali tertawa keras, sungguh kakak-kakaknya terlihat sangat menggelikan saat marah.

Angelica yang sedari tadi hanya memperhatikan keempat pria itu akhirnya tertawa dan sontak tatapan keempat pria itu langsung terkunci pada Angelica, begitupun dengan Rena.

"Kakak senang melihatmu tertawa seperti ini" Ucap Dimas lalu memeluk Angelica dan mngecup puncak kepalanya dengan sayang.

Detik berikutnya. Al, Verrel dan Ali pun melakukan hal yang sama. Mereka semuanya tampak bahagia dan itu membuat Rena tersenyum haru.

Semenjak kehadiran Angelica, keempat putranya jadi lebih sering berkumpul, padahal dulu sangat sulit untuk mengumpulkan mereka smua, apalagi setelah ia dan ayah mereka bercerai.

"Terima kasih sayang, kamu membawa kebahagiaan untuk keluarga Mama" Batin Rena.

Rena berjanji ia akan selalu menyayangi dan melindungi Angelica seperti keempat putranya yang begitu overprotective pada Angelica. Walaupun mereka baru saling mengenal tapi keempat putranya itu benar-benar sangat menjaga Angelica.

"Ya Tuhan, kenapa aku bisa lupa kalau mall ini juga dekat dengan rumah Orlando" Ucap Angelica dalam hati. seketika Angelica langsung bersembunyi didalam pelukan Dimas, begitu matanya tidak sengaja menangkap kehadiran pria yang sudah memporak-porandakan hidupnya.

Dimas yang merasa Angelica mencengkram pinggangnya akhirnya lebih memilih untuk diam dan semakin mengeratkan pelukannya pada Angelica.

Sementara itu, Orlando yang kini berjalan menuju eskalator, sibuk mengedarkan pandangannya untuk mencari sesorang yang ingin ditemuinya.

Kebetulan saat Orlando menghubungi orang itu, orang itu sedang berada di mall yang tidak jauh dari rumah Orlando, hingga akhirnya disinilah Orlando berada, di tempat yang sama dengan Angelica.

"Aku mau pulang kak" Bisik Mila pada Dimas. Ia tidak siap dan benar-benar belum siap untuk bertemu dengan Orlando.

Walaupun menghindar bukanlah pilihan yang tepat, tapi Angelica ingin menata hatinya terlebih dulu.

AngelicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang