Kita mulai terbiasa

58K 394 13
                                    

Amanda sudah dinyatakan lulus dari sekolahnya dengan nilai akademik yang cukup memuaskan. Berkat hal ini ia bisa diterima di salah satu universitas negri di jakarta. Karena letak kampusnya terbilang jauh dari kediamannya, ia terpaksa harus menyewa kamar kost yang ia huni bersama Raya. Tanpa mama harinya terasa lebih sulit, ia harus menjalani rutinitas sebagai anak kost yang serba mandiri dan sebagai mahasiswi fakultas seni dengan tugas yang mulai menggunung. Tapi sebagai wanita yang merdeka Manda bia merasakan kebebasan dimasa muda bersama Raya. Menghabiskan waktu sepulang kuliah dan setiap akhir pekan,mengunjungi berbagai pusat hiburan,dan menghabiskan waktu nongkrong-nongkrong di kampus. Terlepas dari kesibukan kuliahnya, Manda juga masih menjaga persahabatannya dengan Bimo yang kerap menjemputnya berangkat kuliah,karena mereka kuliah di satu universitas yang sama. Selama itu juga Manda sering kebingungan dalam mengartikan hubungannya dengan Bimo. Jika ia katakan teman, Bimo terlalu perhatian untuk ukuran seorang teman. Bimo kerap mengatar-jemputnya ke kampus dan kerap membawakan makanan kesukaan Manda ke tempat kost nya. Bahkan Bimo kerap mengajaknya untuk makan malam di restoran-restoran bernuansa romamtis. Berkat Bimo hari-hari Amanda menjadi lebih berwarna.

Pagi ini Bimo berjanji ingin menjemput Manda untuk pergi ke kampus bersama. Manda mempersiapkan diri di kamar sambil menyisir rambutnya yang berantakan.
"Lo aja di jemput mulu hampir tiap hari,lah gua siapa yang mau jemput?" Raya mendengus kesal melihat Manda yang dari tadi senyum-senyum sendiri di depan cermin.
"Jual aja motor lo,terus lo ke kampus jalan kaki pake hot pans, kali aja ada yg simpati sama lo dan rela anter jemput lo tiap hari hahahah" Amanda tertawa geli setelah luas mengejek Raya.
"Ah sial lo.. Ngasih saran yang bener aja dong!" Raya melempar bantal yang ada di sampingnya kearah Manda.
"Aww sakit bego!" Manda balik melempar bantal kearah Raya. Terjadilah pertempuran sengit antara Manda dan Raya mereka saling melempar apa pun yang ada di dekat mereka,hingga pertempuran harus terhenti oleh dering dari ponsel Manda. Ternyata Bimo yang menelponnya.
"Halo manda,gua udh sampe di depan nih"
" Oh ok bim tunggu bentar ya" Manda menyambar ransel nya dan keluar meninggalkan Raya yang masih cemberut.

Mereka sampai di kampus lebih pagi,Bimo memarkir mobilnya ditempat parkir yang sudah disediakan.
"Udah makan Man?" Tanya Bimo sebelum keluar dari mobil.
"Mmm udah kok" Manda menjawab cekatan.
"Bye the way,lo sadar gak dih dari tadi rambut lo berantakan tau" Sambil mencubit hidung Manda lalu merapihkan rambut Manda yang berantakan.
"Aarrgghh sial,ini pasti gara-gara insiden perang bantal sama Raya! Awas lo ya Ray!" Gerutu Manda dalam hati.
"Ah masa sih.. Gue kok.. Gak sadar ha.. Haha.." Manda malu mendapati Bimo yang mengingatkan dan merapihkan rambutnya.
Bimo mendekatkan wajahnya kearah Manda,dan menatapnya lekat. Tangannya yang tadi merapihkan rambutnya,kini menyentuh lembut pipinya. "Sekarang gua yakin. Gadis idaman gua itu ada di depan gua" Bimo melahap bibir manda yang masih terkunci,mengecupnya lembut dan bermain didalamnya.
"Hhmmpphh.." Manda mendesah. Ia kaget mendapat perlakuan itu dari Bimo,lidahnya kelu tak bisa berbuat apa-apa.
Bimo melepaskan ciumannya "Jangan diem aja Manda.." bisiknya di telinga manda,suara berat itu amat menggoda.
Bimo kembali melanjutkan aksinya. Kini tangannya turun kebahunya ,seolah ingin menyusuri tiap jengkalnya hingga terhenti di bagian dada,membelainya dan meremasnya perlahan.
"Mmhhh Biimm.." Manda melepaskan ciumannya,berusaha melepaskan tangan Bimo dari buah dadanya.
Bimo tak menyerah,ia menarik Manda kedalam pelukannya, melahapnya lagi dan kembali menjelajahi bagian dadanya. Pelukan Bimo semakin erat, Manda mulai melunak, mulai melingkarkan tangannya ke leher Bimo dan membalas ciuman Bimo. Permainan mereka semakin panas hingga lupa mereka ada di tempat yang tak seharusnya. Beruntung saat ini tempat parkir sedang sepi.
"TTIIINNNN" Suara klakson mobil mengagetkan mereka, hingga mereka benar-benar sadar dan melepaskan ciumannya.
"Eemmm.. Man maaf tadi itu.. " Bimo meminta maaf. Nadanya kaku takut jika Mana tidak terima dengan perlakuannya tadi.
"Udah Bim,gak usah di bahas.." Sanggahnya sambil merapikan bajunya yang kelihatan berantakan.
Suasana menjadi kaku. Manda tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Oh.. First kiss nya,dengan Bimo?

FirstWhere stories live. Discover now