Part 10

2.1K 120 7
                                    

#Frinza's POV#

Tiinn tiinn

Suara klakson yang terus terusan berbunyi mengganggu tidurku. Siapa yang datang?

Dengan langkah malas, aku berjalan menuju bawah. Aku sudah tidur karena aku merasa kesepian ditinggal Nora dan Thea kencan.

Tok tok tok!

Aku celingukan, di rumah tidak ada siapa-siapa ya? Rasanya sepi sekali.

"Iyaa bentar!" Aku membuka kunci pintu.

"Eh, Zaza ya? Nora mana Za?" tanya seseorang. Aku mengucek mataku. Itu temannya Nora 'kan? Adrian kan namanya?

"Eh, lo Adrian 'kan ya?" Cowok itu mengangguk. "Nora lagi pergi sama Raka. Lo nggak tau?"

Dia menggeleng.
"Iya, dia pergi sama Raka. Bukan Nora sih, tapi Anna. Emang lo mau ngapain?"

"Umm, nggak ada sih. Nonton sama gue yuk, Za! Sayang tiket gue kalo gak kepake."

"Hah? Beneran, Yan?" Adrian mengangguk.

"Umm, ya udah bentar ya, gue ganti baju dulu. Lo tunggu disini!" Adrian mengangguk. Aku langsung melesat menuju kamar untuk mengganti pakaianku.

Aku mengganti bajuku dengan baju putih polos yang dibalut kemeja biru kotak-kotak, celana putih panjang, sneakers biru muda dan rambut ponytail. Setelah siap, aku memakai tas selempang berwarna putih.

"Yuk, Yan. Lo naik apa?"

"Mobil. Nggak baik kalo sama anak cewek bawa motor." Adrian berdiri.

Aku menyusul Adrian yang sudah berjalan terlebih dahulu. Aku langsung masuk ketika Adrian membukakan pintu untukku. Setelah menutup pintu, Adrian juga masuk dan duduk di kursi pengemudi.

"So, lo tadi mau ajak Rara nonton?" tanyaku karena merasa sunyi sejak mobil mulai berjalan.

"Niatnya sih gitu, tapi.. " Adrian menggantungkan kalimatnya.

"Tapi?" tanya ku penasaran. "Ooh.." seakan tau yang dimaksud, aku manggut-manggut.

Hening.

"Udah sampe," kata Adrian setelah sekitar 20 menit dilanda keheningan.

Aku langsung keluar dari mobil.
"Yuk masuk!" ajak Adrian, menggandeng tanganku.

"Eh?" aku kaget ketika tangan Adrian menghangatkan tanganku yang dingin sejak tadi.

"Biar lo nggak ilang. Baru pertama kali kesini 'kan?" Aku mengangguk. Benar juga sih.

"Lo mau nonton film apa?"

"Film horror. Nora 'kan suka banget sama film horror."

"Hah? Yan, gue mending balik deh."

Adrian mengerutkan keningnya, kemudian menatapku. "Kenapa emang? Lo takut nonton film horor?" Aku mengangguk.

"Yaudah, kalo takut peluk gue 'kan bisa," ucap Adrian enteng. Kami berjalan menuju tempat bioskop.

Sontak aku memukul lengannya. "Eh, gila lo. Kesempatan dalam kesempitan." Aku mendengus sebal.

Adrian terkekeh, lalu mengacak rambutku.
"Yayaaaan!! Rambut gue berantakan 'kan!" Aku mengecurutkan bibirku.

"Hahaha, imut tau nggak?" Adrian tertawa. Sialan, dia malah tertawa. Aku bersedekap. "Yah, ngambek. Gue beliin es krim mau?" Mataku berbinar, aku menoleh, lalu mengangguk penuh antusias.

"Mauu!" Adrian tertawa lagi. Ih, anak ini kenapa tertawa terus sih?

"Yaudah ayo." Adrian menarik tanganku dan berjalan menuju stand penjual eskrim.

TS [1]: Twin BadgirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang