BAB 16

6.1K 415 8
                                    

"Hanya bermain. Tidak perlu di pikirkan" ucap jiso tersenyum lalu berjalan keluar kamar.

Kei menghela nafasnya. Ia kaget kenapa jiso berada di sini apalagi melihatnya menggunakan pakaian rumah sakit seperti myung soo.

"Dia keguguran" ujar myung soo memberi jawaban atas semua pertanyaan di kepala kei

Gadis itu membulatkan matanya "apa?" Kei terdiam sejenak "apa itu anak mino?"

Myung soo menggeleng "aku tidak tau. Kurasa iya"

Kim myung soo sudah tertidur 2 jam yang lalu mungkin karna efek obat yang diminumnya. Kei membuka matanya, ia tidak bisa tertidur otaknya masih terus bekerja sehingga sulit memejamkan mata. Gadis itu berjalan menuju balkon lalu menutup pintunya kembali agar angin tidak masuk ke kamar.

Dihirupnya udara yang bercampur polosi. Memejamkan kedua matanya membiarkan angin mengibarkan rambutnya ke belakang.

Kei mencari benda persegi panjang di mantelnya mencari daftar kontak bernama minion mencoba menghubunginya tapi nihil. Ponselnya tidak aktif.

---

Hari ini ujian terakhir yang harus di lewati oleh kei. Setelah seminggu berkutat dengan buku akhirnya terlewati sudah. 6 bulan sudah ia hidup sendiri tanpa sosok kedua orang tuanya yang masih betah di luar negri entah kapan mereka pulang. Terakhir kali kei menghubungi ibunya yang mengatakan akan kembali beberapa minggu lagi

Mino? Apa kabar pria itu? Kei tidak tahu. Song mino menghilang bagaikan angin, tanpa jejak dan tanpa suara. Pemberitaan tentang hilangnya dirinya menjelang pernikahan menjadi topik hangat beberapa bulan terakhir. Kakek mino bahkan mengerahkan seluruh oranh untuk mencari cucunya tapi sampai sekarang belum ada kabar

"Kei-ya" panggil myung soo

Kei tersenyum lalu menghampiri myung soo di sebuah mobil. Kim myung soo dia menjadi pengganti mino di hidupnya. Pria itu selalu ada di setiap kei butuh. Meski kei sangat beryukur hadirnya myung soo tetap saja sosok mino tidak bisa tergantikan

"Oppa"

"Masuklah. Bukankah hari ini terakhir ujian? Aku akan mengantarmu"

"Ku kira kau masih di luar negri"

Myung soo menggeleng lalu dengan cepat kei menghempaskan pantatnya di kursi penumpang. Myung soo langsung meninggalkan aula kampus "bagaimana kabarmu?"

"Seperti itulah. Bulan depan aku wisuda, jangan lupa datang dan kosongkan jadwalmu"

"Pasti"

Myung soo tersenyum "lalu kau akan bekerja di mana? Perusahaan ayahmu?"

Kei menggeleng "aku tidak tau. Rasanya aku masih terlalu malas mencari uang"

"Dasar"

"Kau terlihat berbeda apa karna aku tidak melihatmu 2 minggu ini?"

"Aku pasti bertambah tampan"

"Kau percaya diri sekali"

Kei membuat dirinya sesantai mungkin membuka kaca jendela mobil membiarkan rambutnya di terpa angin. Myung soo kini sudah bekerja menjadi seorang CEO di perusahaannya sendiri. Banyak yang telah berubah.

Kim myung soo tidak lagi menjadi seorang player ataupun playboy. Pria itu berubah seratus persen sejak kejadian di rumah sakit. Ia lebih banyak menghabiskan waktunya di kantor daripada bermain ke sebuah pub

"Jiso sunbae" gumam kei melihat seorang gadis baru saja keluar dari sebuah mobil. Myung soo langsung menepi di pinggir jalan

"Apa?"

"Kim jiso sunbae"

"Terus? Kau ingin menghampirinya?"

Kei menggeleng lalu menyuruh myung soo menjalankan mobilnya kembali "aku hanya kaget ia berubah seperti itu"

"Semua orang bisa berubah"

"Semenjak pernikahannya batal aku sering melihatnya bergonta ganti pasangan setiap hari. Aku tidak mengerti"

"Sudahlah. Kei-ya"

"Em?"

Myung soo terdiam sejenak merasa ragu dengan apa yang ingin di tanyakannya "kau sudah tau kabar mino?"

Kei tersenyum samar "aku tidak tau"

---

"Gomawo" ucap kei melambaikan tangannya mengiringi kepergian myung soo. Senyuman lebar itu dengan cepat menghilang "aku bosan" gumamnya

Kei berjalan memasuki perkarangan rumahnya. Berhenti sejenak menatap rerumput hijau. Ia ingat sosok pria yang tertidur di sana, pria yang tau apa yang ia rasakan tanpa harus mengatakannya.

"Mino-ya kau di mana" gumam kei merebahkan tubuhnya di rumput hijau. Gadis itu memejamkan kedua matanya

"Kau marah padaku? Lalu kau menghilang begitu saja? Apa itu adil untukku? Kau bahkan tidak minta maaf"

Kei terdiam menatap langit yang bertabur bintang. Gadis itu mengeluarkan ponselnya menggeser tombol hijau yang sedari tadi berbunyi

"Yeobseo? Iya ini kim jiyeon.. apa? Jangan bercanda... ibuku sedang berada di america sekarang" kei langsung berdiri masuk kedalam rumahnya tanpa memperdulikan ponsel dan tas yang tertinggal. Gadis itu mencari remot untuk menekan tombol on pada tv

Seketika sekujur tubuh kei mati rasa. Kakinya lemas dan tangannya kaku, mulutnya kelu bahkan tidak bisa bicara saat ini. Gadis itu menghempaskan tubuhnya ke lantai di saat pertahanan terakhir runtuh.

Kei menggelengkan kepalanya mencupit pipi bahkan menamparnya sekuat tenaga berharap ini adalah mimpi.

"Tidak mungkin. Ini mimpi, eomma.. appa.. ini mimpi bukan. Pasti mimpi"

Kei tertawa keras namun akhirnya tangisnya pecah seketika gadis itu memeluk kedua kakinya

'Sebuah maskapai dengan tujuan seouth korea terjatuh di perairan. Sampai saat ini belum ada yang di temukan selamat. Salah satu di antaranya adalah seorang pembisnis yang namanya sangat familiar-"

"Tidak mungkinnn... eommaaa.....appaa..... hikss... hikss...."

Dadanya sesak, ia tidak bisa bernapas. Oksigen seakan enggan masuk kedalam hidungnya untuk masuk kedalam paru-paru. Ia sudah berharap ini adalah mimpi terburuk dan terpanjang selama hidupnya. Ia ingin cepat bangun dan sarapan serta berangkat kuliah seperti biasa.

Kei bahkan tidak pernah melihat wajah mereka untuk terakhir kali. Apa yang bisa di lakukannya. Ia hanya gadis manja yang masih butuh kasih sayang orang tua, ia masih ingin tidur bersama ibunya, ia ingin belajar masak untuk bekalnya nanti, ia masih ingin bercerita, mengadu soal masalah kepada ayahnya, ia masih ingin berjalan berdua bersama ayahnya. Masih banyak yang harus ia lakukan

"Eommaaa!!!!!"

"Kei-ya!" Teriak myung soo menerobos masuk kedalam.

--

The Young Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang