Kind person

8.1K 108 4
                                    

" Mba Dina siang ini kita meeting ya jam dua ngebahas progres. " Pak Bowo memberitahu schedule hari ini. Sudah tiga hari aku di Site bersama dua orang tim ku dari kantor Jakarta dan juga dengan Mr. David. Berada disini membuat ku selalu merasa waswas. Aku paling takut dengan laut apalagi sekarang berada di sekitar kilang. Disini cuma aku satu satu nya perempuan.

Ku perhatikan Dewo dari divisi production sedang berdiskusi dengan Mr. David, aku tetap memanggil Mr. David jika jam kerja. Dia menggunakan polo shirt berwarna hijau dan celana jeans hitam dipadukan dengan topi dan juga kaca mata hitam. Lama aku memperhatikan nya membuat aku tidak sadar kalau sekarang ia sudah berjalan ke arah ku.

" Dina..heei Dina" Dewo melambai lambaikan tangan nya didepan muka ku.

" Aahh..iya,kenapa?" jawab ku

" Saya kira kesambet. Diam aja daritadi. Saya barusan membahas material apa saja yang kita butuhkan untuk proyek ini. Bisa saya liat alokasi dana nya?" tanya Dewo kepadaku.

" Laporan nya ada di laptop saya. Sebentar saya ke ruangan dulu. " aku berjalan ke dalam ruangan ingin menyalakan laptop.

****

Project kali ini benar benar menyita tenaga dan waktu. Selama di site aku tidak bisa tidur dengan nyenyak, suara air laut berhasil memperparah insomnia ku. Dan sekarang begitu sudah di kantor aku dan team dikejar kejar report oleh pihak eksternal dan juga jajaran atas.

" Din lo ga keluar nyari makan. Udah jam duabelas lewat nih." Ajak Angel begitu melihat aku masih berada di cubicle.

" Nanti kayaknya. Belum selesai kerjaan gw,mau diminta buat meeting besok." jawab ku

" Istirahat dulu lah nanti lanjut lagi kerjaan nya. Mata udah kaya panda gitu." sahut Rico sambil berjalan ke arah ku.

" Mau gimana lagi. Daripada kena omel. Lagian gw ada roti kok buat ganjel perut..hehe"

" Yaudah kita keluar dulu. Kalau mau nitip, sms aja ya." Angel menawarkan bantuan sebelum pergi.

Ku cubit cubit pipi ku agar tetap semangat. Yah aku memang kebiasaan suka mencubit pipi kalau tidak semangat. Kriuuk kriiukk, aah sepertinya perut ku tidak akan mempan kalau diisi dengan roti saja. Lebih baik aku keluar saja.

" Iissh lama banget sih ini lift. Ga tau apa gw udah laper." aku ngedumel sendiri didepan lift.

" Udah laper banget yah? " tanya seseorang disamping ku. Lho kayaknya tadi aku nunggu lift sendiri.

Ku lihat ke arah suara tadi, Ya Tuhan ternyata Dave. " Emmh iya sih sebenernya." ucap ku jujur. " Hahaha. Sama,saya juga udah laper. Lunch bareng aja." ucap nya.

Eeh apa yang dia bilang barusan,lunch bareng? Ini ga salah denger kan. Memang nya dia mau makan di warung atau kantin gedung?

" Terima kasih pak. Tapi waktu istirahat saya cuma sampe jam satu. Saya mau jajan di kantin aja. " jawab ku.

" Yaudah ga apa apa. Kita makan disana aja."

" Aahh apaa? " jawab ku spontan. " Maaf, bukan maksud saya menolak. Tapi yakin mau jajan dibawah? Ga ada menu steak nya lho. " jawab ku hati hati.

" Hahaha Dina kamu lucu sekali. Memang nya kamu pikir saya picky eater? Gini gini saya juga suka makanan rumahan." ia tertawa mendengar pertanyaan ku. Yah aku kan tidak tau kalau dia suka masakan rumahan aku pikir dia tipe orang kaya yang ga suka berbaur dengan karyawan.

Kami memilih duduk di pojokan karena ini satu satu nya tempat yang agak kosong. Bisa kurasakan ketika ia masuk ke kantin ini, perempuan perempuan yang ada disini curi curi pandang ke arah nya bahkan ada yang melihat nya seperti mau menelan hidup hidup. Aku seperti upik abu nya, dengan rambut yang sudah tidak beraturan karna aku kuncir asal

Kami mengobrol panjang lebar selama menunggu pesanan tiba. Ternyata dia juga takut ketika berada di tengah laut. Aku pikir cuma aku yang takut. Ditengah tengah obrolan ada yang menepuk bahu ku.

" Lho mas Gilang?! Kok ada disini,iihh ga bilang udah di Jakarta." aku langsung menggeser duduk ku agar ia bisa duduk juga.

" Mas udah seminggu di Jakarta tapikan kamu lagi tugas. Gimana kabar kamu?" tanya nya sambil mencubit hidung ku. Salah satu kebiasaan nya kalau ngobrol dengan ku.

" Isssh kebiasaan. Malu tau,aku udah gede." gumam ku melanjutkan makan. Ya ampun aku lupa mengenalkan nya ke Dave.

" Ohiya Mas gilang, ini Dave client perusahaan ku. Dave ini mas Gilang kakak ku."

" David Arman Soebrata kan?" tanya mas Gilang. Ku lihat Dave tersenyum.

" Kok Mas tau dia siapa?" tanya ku langsung. " Ya jelas lah aku tau. Photo nya sering muncul di majalah bisnis lagipula teman perempuan di kantor ku suka membicarakan nya."

" Kok sama ya. Di kantor ku juga begitu, cuma aku doang yang ga tau." ucapku keceplosan. Langsung ku tutup mulut ku begitu sadar. Ia hanya tertawa mendengar ucapan ku barusan.

" Maaf Dave." ucap ku. Ku rasakan kaki ku diinjak oleh mas Gilang.

Selesai makan siang aku dan Dave langsung kembali ke kantor begitu juga dengan Mas Gilang.

******

" Wuiih pantesan ada yang nolak makan bareng kita. Ga tau nya udah janjian sama Mr. Handsome." goda Angel begitu melihat aku masuk ke ruangan.

" Mantaaap Din, baru kali ini seorang Ceo Soebrata group makan di kantin karyawan." kali ini Adit usil mengomentari.

" Isssh bukan janjian. Tadi gw ga sengaja ketemu di depan lift." aku menjelaskan.

" Sengaja juga ga apa apa kok Din..hahaha"

" Kayak nya ada yang mulai jatuh cinta nih abis dari Kalimantan.Cihuuuy" sahut yang lain. Issh kenapa jadi begini sih.

" Kita seneng banget kalau teman kita ada yang jadi sama pengusaha tajir kaya dia. Yah barangkali gw kecipratan..hahaa" sahut Angel. " Eeh tapi ati ati, bisa bisa lo dijutekin sama Sosialita diluar sana hehe.."

Ahh absurd banget pembicaraan kali ini. Lagian ga ada yang aneh kalau seorang Dave makan di kantin. Mungkin saja dia sedang bosan dengan menu di restoran mahal. Terlebih lagi dari obrolan ketika lunch tadi, ia lebih suka masakan Indonesia.

Let me love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang