1. Bumi

14.9K 935 51
                                    


Bumi. Sebagaimana yang telah kita ketahui, sebuah planet dengan berjuta kehidupan di dalamnya. Beragam makhluk hidup bersarang dan membangun keluarga. Merajut kehidupan dengan bertopang pada seluruh anugerah yang ada di sekelilingnya. Salah satunya yang paling sempurna bernama manusia. Makhluk lemah lembut yang rentan bagaikan tumbuhan, namun penuh nafsu dan keserakahan bagai binatang.

Bertahun-tahun lamanya manusia hidup berdampingan dengan hewan dan tumbuhan. Mengukir berbagai mimpi sambil terus berusaha mewujudkannya. Perlahan tapi pasti, pikiran manusia selalu berkembang menciptakan banyak hal yang dahulu terasa sangat irasional. Kini bukan hal yang aneh melihat binatang-binatang besi berlalu lalang tiap harinya. Sebuah benda segi empat menampilkan gambar bergerak serta sebuah suara yang begitu nyata. Juga berbagai benda ajaib lain yang dapat dengan mudah diciptakan.

Sebuah perkembangan merupakan hal yang baik. Memang, seperti itulah semua orang mengatakannya. Mengimbangi waktu yang terus berlalu, pikiran manusia takkan berhenti menciptakan sesuatu. Mengeksploitasi berbagai hal yang mereka temui dari alam, merombak dan mengubahnya menjadi sesuatu yang baru. Berinovasi, berkreasi, tak pernah mengenal batasan. Hingga pada akhirnya, tanpa sadar alam akan meminta harga yang sebanding dengan apa yang telah manusia ambil darinya.

Setiap harinya manusia baru terlahir, mengkonsumsi segala hal yang mereka butuhkan untuk melangsungkan kehidupan. Dan setiap hari pulalah alam kehilangan sesuatu dari dalam dirinya, satu-persatu, dengan sangat perlahan. Tak banyak orang peduli dengan perubahan kecil yang bahkan takkan mengganggu waktu tidur mereka. Semua masih dapat bernapas, berjalan, tertawa. Setidaknya hingga alam ini sudah benar-benar kehabisan kesabaran dan mulai menunjukkan tanda-tanda amarahnya.

Beberapa tahun lamanya manusia digelisahkan oleh isu mengenai pemanasan global. Keganasan mentari perlahan membakar seluruh daratan. Tidak ada lagi dataran yang membeku di tiap kutub, karena kini telah hilang menjadi sebuah lautan. Tanah yang rapuh pun merasa lelah, setiap harinya harus digilas oleh berjuta-juta benda raksasa. Alam mulai bosan jika harus terus melindungi makhluk yang selalu menyakiti tanpa mau merawatnya.

Manusia menangis meraung kala alam membalaskan dendamnya. Mereka menghardik, mencela terhadap keadaan yang begitu membuat mereka tersiksa. Padahal, selama ini mereka tidak pernah peduli terhadap alam yang sama-sama mengamuk meski teriakannya tak pernah bisa terdengar. Semua itu hanya bisa digantikan oleh muntahan lahar dari dalam gunung, gulungan ombak dari tengah laut, dan pusaran angin dari atas awan. Berharap semua orang akan mengerti, betapa alam menahan rasa sakitnya selama ini. Meski nyatanya, masih banyak manusia yang terlalu bodoh untuk bisa menyadari semua itu.

Satu pertiga bagian bumi yang disebut dengan daratan, sekarang hanya tinggal sejarah. Keberadaannya telah menjadi sebuah mitos. Seluruh permukaan bumi kini terbalut oleh lautan. Sejauh mata memandang, jangan harap bisa menemukan berbagai kehidupan seperti dahulu kala.

Hewan-hewan yang membutuhkan tanah untuk hidup, mulai punah satu persatu. Hanya ada beberapa yang bertahan, yaitu mereka yang hidup di air dan mereka yang dapat terbang di udara. Namun, perputaran zaman memang tidak dapat dielakkan. Sebagian hewan yang merasa tidak cocok lagi hidup di tengah keadaan yang telah berubah itu, mulai berevolusi untuk tetap beradaptasi dengan lingkungannya. Sebagian besar hewan air menjadi lebih buas dan ganas untuk bisa bertahan di tengah pencemaran. Sang hewan udara yang hanya bisa bertahan dengan memangsa hewan air pun, mau tidak mau harus menjadi lebih ganas dari pada mereka. Satu-satunya makhluk yang masih saja sama hanyalah manusia. Yang mungkin, justru merekalah yang sedang berada di ambang kepunahan. Di abad ke-23 ini. Abad di mana tak ada lagi daratan yang tersisa, di mana manusia harus bertahan di atas lautan. Abad di mana semua orang sudah mulai kehilangan harapan.

Aster [The First Adventure]Where stories live. Discover now