Indah Pada Waktunya 18+

17.3K 1.1K 107
                                    

Rindy langsung masuk ke kamarnya begitu sampai di rumah kontrakan Hans. Ia mengabaikan panggilan Hans.

'Biar dia tau kalo aku lagi marah dan cemburu saat dia lagi sama Rey. Dan biar dia tau kalau aku gak mau dia deket-deket gay itu lagi.' batin Rindy.

Dengan langkah cepat, Rindy memasuki kontrakan Hans, yang saat ini sudah menjadi kontrakannya juga.

Hans berusaha mengejarnya, tapi ia harus menyerah karena Rindy menutup pintu kamarnya dan menguncinya.

Kamar mandi adalah tujuan utamanya setelah sampai di kamarnya. Panasnya suasana produksi membuat ia selalu merindukan air dingin untuk membersihkan dan mendinginkan tubuhnya.

di bawah guyuran air shower, Rindy berusaha membuang seluruh ketidaknyamanannya dan rasa cemburunya.

"Wila benar, aku gak boleh kalah dengan gay itu, dan harusnya aku gak usah pake acara ngambek-ngambekan segala," gumam Rindy.

Perlahan ia pun menyelesaikan mandinya sampai ia merasa bersih dan wangi.

Rindy mengedarkan pandangannya saat ia keluar dari kamarnya, ia berharap ada Hans di lantai bawah sedang menunggunya, siap merayunya untuk tidak marah lagi. Tapi lantai bawah itu terlihat sepi, Hans pasti ada di atas, dan Rindy cukup menyesal sudah berlaga marah padahal butuh.

Rasa hati ingin menaiki tangga menuju lantai atas, tapi egonya melarang. Akhirnya, ia hanya duduk di sofa di lantai bawah dengan sesekali melirik ke arah tangga berharap Hans turun menghampirinya.

Tapi tangga itu tetap kosong, Hans tidak turun untuk menghapus rasa cemburunya.

"Tau gini aku gak usah sok-sokan marah," gumam Rindy.

Akhirnya Rindy bangkit dari sofa itu, tapi tidak lama ia kembali lagi dengan membawa laptop yang sangat populer di zaman pra sejarah itu.

Rindy tidak duduk bersandar di sandaran sofa, melainkan duduk menyamping dengan sebelah kaki bersila di atas sofa dan kaki yang lain menjuntai ke lantai, membelakangi tangga yang merupakan akses menuju lantai dua.

Perhatiannya terfokus pada layar monitor laptopnya, ia pun mulai melakukan saran Wila untuk sedikit membaca artikel-artikel tentang sex education, dan membaca beberapa novel dewasa untuk pembelajarannya.

Sebuah lengan kokoh tanpa disadari Rindy sudah melingkari pinggang dan perutnya. Dan secara bersamaan sebuah gigitan kecil mengenai bawah telinganya yang diakhiri dengan sebuah hisapan.

Kaget, marah, gelenyar nikmat dari hisapan itu, bercampur menjadi satu, membuat Rindy tersentak dan mendesah. Tapi egonya menyuruh otak Rindy untuk memaki.

"Hans!!! Uucgh..kamu itu ya! Dasar hantu casper, dracula gila. Atau jelangkung yang datang gitu aja tanpa tanda-tanda dan suara langkahnya. Kamu sengaja ya? Terbang dari atas, biar gak kedengaran langkahnya buat ngagetin aku???!!!" cerocos Rindy, dengan wajah marahnya.

Hans hanya terkekeh dengan menatap lembut wajah Rindy, sementara tubuhnya semakin erat memeluk Rindy dari belakang.

"Pake ketawa lagi," gerutu Rindy sambil memajukan bibirnya cemberut.

Si Tomboy Rindy Dan Si Bule Han'sWhere stories live. Discover now