1. Shadow

213K 6.9K 138
                                    

Bergerak seperti bayangan, tak terdeteksi, dan tak kenal kegagalan. Slogan yang menjadi prinsip dasar dalam agen-agen XSA. Xcellent Secret Agent atau yang biasa disebut XSA merupakan sebuah akademi intelegen yang asal mulanya didirikan dan didanai oleh perusahaan keluarga. Kemudian pemerintah Indonesia mengakuisi XSA menjadi salah satu intelegen yang bekerja di bawah naungan BIN dengan spesialisasi eksekusi lapangan.

Rapat pra-eksekusi diadakan dalam ruangan dengan suasana remang-remang. Lima orang berpakaian serba hitam duduk mengitari meja panjang menghadap sang pimpinan. Gurat keseriusan nampak jelas di wajah mereka meski lampu utama dimatikan dan cahaya layar proyeksi yang jadi penerang. Sosok pria paruh baya yang berada paling ujung dikenal dengan sebutan BigBoss memberi titah seperti biasa.

"Setelah misi penyelamatan, kalian akan diberi waktu berlibur selama 3 hari. Itu pun, jika kalian selamat," ujarnya lalu melirik jam tangannya sekilas. "Ada yang ingin mengajukan pertanyaan?" Ia menatap satu persatu anak buahnya yang kompak menggelengkan kepala.

"Baiklah, selamat bertugas." Mereka mengangguk patuh terkecuali seorang wanita yang duduk di sebelah kanan BigBoss. Wanita bermata sipit itu hanya menatap lurus dengan mimik datar.

BigBoss bangkit kursinya, "Sampai bertemu di misi selanjutnya," ucapnya kemudian berjalan ke arah pintu dan meninggalkan ruangan.

Sosok BigBoss menghilang dari balik pintu besi otomatis namun tak ada satupun dari mereka yang beranjak. Keheningan melanda hingga seorang wanita bangkit dari duduknya dan angkat bicara, "Baiklah, tim Alfa. Apa ada yang ingin diperjelas tentang misi ini?"

"Tidak, Angel."

"Sore ini, kita bergerak. Siapkan tim Alfa sebagai tim utama, dan tim Beta sebagai tim pendukung!" titahnya.

Ketiga orang yang berada di sana mengangguk, "Baik, Angel. Tim Alfa dan-"

"Sepertinya kita tidak butuh tim pendukung, Angel. Ku rasa tim Alfa sudah cukup." ucapan Shark terpotong oleh pria Kaukasia di seberangnya. Angel melemparkan tatapan tak suka.

"Jangan pernah meremehkan musuh, Wolf! Kau tidak pernah tahu siapa lawanmu sebenarnya!" tegasnya yang dijawab anggukan.

"Jangan membantah! Lakukan saja sesuai perintah!"

"Baik Angel."

Bibir mungil Angel menyunggingkan smirk smile-nya. Ia mengikat rambut sebahunya dengan asal. Ia menunjuk layar proyeksi yang menampilkan denah lokasi beserta strategi. Ia kembali menatap anggota timnya, "Baiklah sesuai rencana, kita mulai penyelamatan dari arah utara."

"Golden," Angel menunjuk seorang wanita duduk berseberangan dengannya. Wanita yang memiliki garis wajah timur tengah dengan rambut bergelombang itu menganggukkan kepala. "Shark," ia beralih menatap pria berambut pirang bersorot mata tegas yang duduk di sampingnya, "Kalian masuk melalui atap. Sedangkan aku dan Wolf melalui pintu belakang dekat dengan ruang penawanan."

Angel mengalihkan pandangannya ke arah pria berkacamata yang merupakan agen analis tim Alfa, "Miror, kau harus menyiapkan transportasi setelah penyelamatan selesai. Jangan lupa awasi tiap jengkal area dan selalu laporkan!" ucap Angel yang dijawab anggukkan oleh Mirror. "Baiklah, segera bersiap! Rapat selesai." Kelimanya keluar dari meeting room menuju ke ruang persenjataan.

Angel berjalan cepat melewati koridor markas pusat. Pimpinan tim Alfa yang bergabung ke dalam XSA sejak masih remaja dan mengikuti jejak orangtuanya. Kulitnya kuning langsat walaupun sering berada di lapangan. Dalam balutan setelan formal serba hitam aura kecantikannya bertambah berkali-kali lipat. Wanita tegas nan memesona yang selalu waspada. Selain cantik kelihaiannya dalam bertarung dan menggunakan senjata tidak diragukan lagi. Di usianya yang masih muda ia sudah masuk dalam jajaran Top Secret Agent dengan rank S+. Intuisinya akan keberadaan kawan dan lawan sangat kuat. Ia akan datang di saat yang tepat. Tidak heran julukannya adalah Angel, si malaikat.

Mr.CEO and Secret AgentWhere stories live. Discover now