Story 4 - Red Sun and Moon

128K 2K 7
                                    

Adeeva Slovyl (20 Tahun) & Ordeon Lecture (30 Tahun)

Tahun 1816

Malam ini adalah malam bulan penuh. Malam bulan berwarna semerah darah. Fenomena itu terjadi setiap 200 tahun sekali. Warna merah yang melingkupinya seolah menjadi pertanda sesuatu yang buruk sedang terjadi.

Di bagian langit yang tidak di ketahui oleh para manusia di bumi, sebuah bencana hebatpun terjadi.

Awan yang biasanya berwarna biru gelap, kini ikut berwarna merah. Para manusia tidak akan tau dan tidak bisa melihatnya, hanya beberapa orang yang memiliki kemampuan khususlah yang dapat melihat kondisi malam saat ini, malam yang sangat menakutkan.

"Tidak !! Tolong... jangan pisahkan kami..." Seorang wanita menangis meraung, bersujud memohon.

"Kalian sudah melanggar aturan alam !" Suara itu menggema dan membuat beberapa orang disekitar wanita itu memeluk tubuhnya sendiri, ketakutan.

"Ampunilah kami wahai Dewa Agung.. kami tidak bisa menyembunyikan rasa hina yang bersarang di hati kami saat ini..." seorang pria di seberang juga bersujud memohon.

Wanita dan pria itu berada di dua sisi yang berbeda. Dua sisi, gelap dan terang.

"Hukuman dari alam tetap harus di jatuhkan !. Kalian harus dipisahkan. Dua ratus tahun kedepan, kalian akan bertemu lagi dan bisa saling mencintai, maka hukuman ini akan berakhir." Suara gema itu kembali terdengar. Setelahnya hanya ada keheningan di antara mereka. Pertanda bahwa pemilik suara yang bergema itu sudah pergi.

"Putriku...."

Seseorang memanggil, wanita yang bersujud itu mengangkat wajahnya dan menoleh.

"Ibu..." Seketika ia terbangun dan memeluk wanita yang di panggilnya ibu itu. Ia menangis.

"Maafkan aku ibu.. maafkan aku..."

"Sstttt.... ini sudah takdirmu sayang.." Ibunya memeluk tubuh putrinya dengan erat.

Pria di seberang sana, di bagian terang memandang kedua wanita itu terharu.

Ini salahku. Ini semua adalah salahku !

Pria itu menyalahkan dirinya sendiri.

"Putriku... putri bulan satu-satunya.. ibu tidak bisa melepaskanmu dari hukum alam.." Wanita itu ikut menangis dan menangkup wajah putrinya.

"Ibu akan mengunci ingatanmu sampai saat kalian bertemu lagi. Kekuatan bulan akan ibu berikan padamu sekarang, jadi dua ratus tahun lagi kau tetap menjadi pewarisku..."

"Tidak ibu !. Ak-aku... tidak mau jika ibu harus...."

"Sstttt... Dengarkan sayang, ibu menyayangimu.. apapun yang terjadi nanti, tetaplah bertahan untuk ibu. Tetaplah menjadi putri bulan yang penuh pesona dan tangguh. Kerajaan bulan, ibu percayakan padamu..."

Kedua wanita itu berpelukan penuh tangis. Karena saat itu adalah saat terakhir mereka bertemu.

=====

Tahun 2016

"Adeeva !! Apa yang kau lakukan disini ??"

Seorang gadis berlari ke arah gadis lain yang sedang bersandar di pohon  di tengah hutan.

"Kenapa kau mengikutiku Reona?!" Adeeva menghentakkan kakinya dengan sebal saat sepupunya kini sudah berada di depannya.

"Astaga Adeeva ! Kau gila ??? Ini tengah malam dan kau berani berjalan-jalan di hutan ini ? Sendirian ??" Reona meringis memandang sepupunya.

Short Story CollectionWhere stories live. Discover now