CHAPTER II : Simponi Kematian

14.3K 494 31
                                    

Enam bulan sudah Dee dan kawan-kawan mengarungi kehidupan awal kampus yang melelahkan. Ditemani tugas kuliah yang menumpuk berat dipundak mahasiswa, serta persaingan memperebutkan perhatian para Dosen dengan maneuver-manuver cerdas pada saat dikelas. Yang paling terkesan ambisius akan pundi-pundi nilai akademik adalah dua mahasiswa yang bernama Rocky dan Christy. Mereka selalu memanfaatkan kesempatan sekecil apapun untuk menjajalkan isi otak mereka dan memamerkannya kepada mahasiswa lain. Sudah tentu tidak memberikan efek yang signifikan terhadap teman sekelas mereka, karena ketika kalian dapat belajar dikampus ini, kalian merupakan gen terbaik diantara manusia yang hidup di negeri ini, terutama dalam bidang seni musik dan sastra.

Pagi ini suasana kelas musik menjadi sangat riuh. 15 menit berlalu, tapi dosen yang ditunggu tak kunjung datang. Hanya dua buah piano yang berbaris bersebelahan layaknya sepasang kekasih yang sedang terlibat konflik. Suhu udara seperti membekukan urat nadi akibat AC yang disetel terlalu dingin. Gloria yang berdiri didepan kelas pada saat itu, dengan menggenakan atasan berwarna biru dan rambut diikat kebelakang, meramaikan keributan dalam kelas dengan lantunan seriosanya yang membuat telingah berdarah. Gloria memang berbakat dalam hal itu, tapi sekarang bukanlah saatnya unjuk kebolehan di tengah gaduhnya kelas. Ditambah lagi, di deretan paling atas tempat duduk mahasiswa yang berbentuk seperti stadium, terdapat gerombolan mahasiswa pencinta korea yang diantaranya adalah abygail sedang meng elu-elukan artis favorit mereka. Dee sendiri sedang menyanyikan lagu-lagu pop-rock dengan diringi alunan gitar yang agak sumbang dari Dedi, diikuti ritme yang tidak beraturan hasil tabuhan kursi dan meja oleh drummer amatiran bernama Rocky. Christy yang memiliki tingkat konsentrasi diluar mahasiswa normal, sedang sibuk membaca kata demi kata buku teori music milknya tanpa mempedulikan keadaan disekitar.

"Apakah kalian tahu, kelas ini pernah menjadi saksi bisu kasus bunuh diri dua tahun lalu !" Tiba-tiba kelas menjadi hening akibat sebuah pernyataan yang dilontarkan oleh Della, seketika semua orang menghentikan aktivitas mereka dan mencoba menanggapi sebisa mungkin terkait masalah itu.

"Aku tidak tahu kalu kematiannya terjadi disini" jawab seorang mahasiswa bernama chain yang memiliki tubuh sedang, serta kupluk hitam yang selalu menempel dikepalanya. Dengan bergaya sok penyair professional dia berjalan pelan mengitari Della, "Hahahaha dan mungkin berikutnya adalah dirimu".

Della semakin dibuat merinding, seakan-akan Chain adalah malaikat maut yang menunjuk siapapun untuk dicabut nyawanya.

"Tenang kawan-kawan, jika memang ini kasus pembunuhan, pasti Dee sudah berhasil memecahkannya dan menemukan pelakunya, apa kalian lupa, kita memiliki seorang detective terkenal disini" tampaknya Dedi mencoba meredam ketakutan Della dan juga teman-teman kelas lain yang sedang merasakan alergi parah terhadap kata kematian.

Dee memang sering dihubungi oleh kepolisian untuk membantu kasus-kasus yang sangat sulit dipecahkan. Akibat kemampuan analisisnya yang luar biasa, tak jarang Dee menjadi headline dibeberapa media massa. Dee hanya tersenyum menanggapi tepuk tangan dan puji-pujian yang di alamatkan kepadanya, hingga Stevano yang sedari tadi duduk dibangkunya dengan wajah gelisah bak penderita kangker yang menunggu berita buruk dari perawat berdiri sembari melatunkan sebuah syair dengan larik mengerikan, "Silikan kalian berpikir ini kasus bunuh diri, hingga parah pembunuh tertawa kegirangan, ditemani setan mereka berkuasa, di pucuk pimpinan dewan mahasiswa."

kalimat terakhir Vano membuat sebagian mahasiswa terperangah, apalagi mereka-mereka yang begitu mengidolakan para anggota dewan mahasiswa, para mahasiswi seakan ingin membunuh Vano saat itu atas ulah Vano yang secara tersirat menuduh Dewan mahasiswa sebagai otak dibalik kematian mahasiswi dua tahun lalu.

"Haha lihatlah orang aneh ini, dia sendiri tidak mengerti apa yang ia katakan" Itulah pembelaan Chain yang digadang-gadang sebagai antek yang selalu menjilat kaki dewan mahasiswa.

Universitas Penyembah SetanWhere stories live. Discover now