11. Thea, lo sebenarnya kenapa?

879 44 3
                                    

Thea kini sudah di pindahkan ke ruang rawat inap. Tiba-tiba ponsel Thea yang berada di sakunya berdering, dengan hati-hati Galang mengambil ponsel itu.

Yap, yang menelpon ialah Sri, mommynya Thea.

"Ya, Halo?"kata Galang pelan

"Thea dimana? Dan, ini pasti Galang! Kamu sekarang dimana ha? Dimana Thea?!"

Suara Sri terdengar cemas sekaligus marah.

"Tante sabar dulu, jadi gini Tan, tadi tuh.."

"Apa? Kamu mau nyari kesempatan deketin Thea gitu? Wah, selamat Galang, dulu ketika Thea deketin kamu. Kamu menolaknya, dan kini? Kau mau mengejarnya disaat dia sudah memiliki Fandy? Enak banget ya, kamu itu! Apa jangan- jangan kamu sengaja mau buat anak saya sakit hati?!"

Suara itu memotong ucapan Galang. Sejujurnya, Galang sangat ingin membalas ucapan itu dengan pedas, tapi biar bagaimanapun yang berbicara adalah mommy nya Thea, dan Galang harus menghormatinya.

"Tante, Thea sekarang ada di rumah sakit, tolong jangan marah lagi. Saya membawa Thea kesini karena dia tadi pingsan begitu saja"kata Galang

''Apa?"

Suara itu kini terdengar kaget, sangat kaget.

"Iya tan, kini Thea di rumah sakit Melati, tante kesini saja"

"Ok, tapi ingat, Galang! Biar bagaimapun saya gak akan biarkan kamu terus di dekat Thea! Karena tiap anak saya di dekat mu, pasti selalu mendapatkan kesialan!

"Terserah, tan. Saya gak mau nyari masalah"kata Galang

Tuttts

Galang kembali menatap Thea, dimana Thea tertidur lemah, dengan wajahnya yang pucat. Entah kenapa, tiap ia selalu berusaha untuk menjauhi Thea, ia tak bisa. Tak pernah bisa. Cewek ini selalu saja membuatnya dekat, entah karena apa. Mungkin, Tuhan tak ingin mereka berpisah. Entahlah.

"The, lo bangun gih. Mommy lo bakal dateng, gue janji, seusai lo bangun, gue gak bakal berfikiran negatif lagi sama mommy lo. Asal, lo bangun nya cepet, gue..entah, gue sayang sama lo. Tapi gue gak bakal tahu apa yang bakal terjadi besok, mungkin kita bakal deket lagi, atau makin menjauh atau masalah makin rumit, tapi gue udah mau pasrah aja akan semua ini. Bangun, The. Gue sayang sama lo, sayang banget, gak tahu kapan perasaan ini muncul, bangun, The" kata Galang lirih

Tak lama kemudian, tangan Thea bergerak sedikit dan perlahan Thea membuka matanya. Hingga benar-benar terbuka, ia menatap Galang.

"Lang..gue.."

Galang tersenyum lega melihat Thea yang sudah sadar, ingin ia berteriak, meluapkan segala rasa senang nya itu. Sungguh, ia sangat senang Thea sudah sadar, entah kenapa ia merasa sesenang itu.

"The, gue bersyukur lo udah sadar"kata Galang

"Lang, gue..kenapa gue ada disini?"tanya Thea

"Gue tadi.."

Perkataan Galang menggantung, sebabnya karena tiba-tiba saja Sri dan Fandy datang.

"Thea sayang"kata Sri lalu mengecup kening Thea

Thea tersenyum kearah Sri.

"Hai The"kata Fandy dengan senyumnya

"Ini semua karena lo! Thea kayak gini tuh karena lo!"kata Galang, ia berdiri, berhadapan dengan Fandy

Galang menatap penuh ketidaksukaan pada Fandy.

"Ya, saya akui saya salah. Tapi saya mempunyai pekerjaan yang sangat banyak, saya juga tadi ke kampus Thea tapi dianya gak ada" kata Fandy dengan tenangnya

"Coba deh lo bayangin, betapa Thea tuh kelamaan nungguin lo! Dan, kalau Thea disana terus, mungkin dia bakal pingsan tanpa ada bantuan! Tapi untung gue disana, bahkan..gue mati-matian supaya Thea diberi pertolongan dengan cepat! Coba lo bayangin! Gue berusaha banget supaya Thea di tolong sampai harus menghadapi banyak orang jahat! Bisa aja tadi Thea di culik, mengingat banyak nya orang jahat sekarang! Coba lo bayangin!" Kata Galang, dia menunjuk-nunjuk Fandy

Dadanya naik turun menahan amarah, dia tidak suka, tak suka apabila Fandy lebih mementingkam pekerjaannya daripada Thea.

"Maaf ya, tapi saya juga kerja demi masa depan kami"kata Fandy

Mendengar ucapan kami membuat Galang tak suka. Semacam..cemburu.

"Apa lo bilang? Mending lo gak usah ya, antar jemput Thea lagi kalo lo cuman pentingin pekerjaan lo itu ketimbang Thea!"kata Galang

"Lho, kenapa kamu sewot banget ya? Ini urusan saya, bukan urusanmu. Saya udah cape ya, denger ocehan gak jelas mu itu! Kamu siapanya Thea? Kamu pikir saya bakal diem aja kamu bentak gitu?" Fandy pun terlihat marah

Thea sangat sangat tak menyangka, ternyata..Galang lah yang membawanya kesini, dan melihat tatapan marah Galang terhadap Fandy membuat Thea sadar, Galang perduli padanya, tak ingin ia kenapa-napa. Thea tak pernah menyangka, apalagi Galang adalah cowok cuek yang selama ini di kenalnya.

"Fan, cukup memarahi Galang. Dia yang sudah menolongku"kata Thea berusaha melerai

"Thea, kenapa kamu justru membela Galang? Kamu tahu, Galang yang menyebabkan mu begini!"kata Sri

"Tidak, mom. Biar bagaimana pun, Galang yang sudah menolong ku" kata Thea

"Fan, aku kecewa sama kamu. Bisanya, kamu lebih mentingin pekerjaan kamu ketimbang aku!" Kata Thea

"Thea, aku tak bermaksud, aku.."

"Udahlah, cukup! Mom, aku memutuskan tuk membatalkan perjodohan ini!"kata Thea

"Thea, kamu tidak bisa memutuskan hal seperti ini! Kamu mau tak mau kamu harus menerima perjodohan ini!" Kata Sri dengan tegas

Thea nampak sedih mendengar ucapan mom nya itu. Apakah, Mommynya tidak tahu betapa ia tidak suka dengan sikap Fandy yang seperti ini? Tidakkah mom nya itu sadar, Fandy tak pantas untuknya.

Lalu siapa yang pantas buatmu, Thea? Apa kau masih mengharapkan Galang? Kau bodoh! Ikuti saja perkataan ibumu, niatnya baik untuk menjodohkanmu.

Entah suara itu darimana terdengar. Yang jelas, hanya Thea yang mampu mendengarnya.

Thea semakin pusing dengan hal ini.

Kau tidak berharap pada Galang, bukan soal itu. Kau tak suka di jodohkan, maka dari itu kau mampu menolak. Hal ini bukan soal berharap.

Suara itu juga entah darimana asalnya, Thea bingung.

"Kalau begitu, ok. Saya sudah cukup merasa terhina disini. Maaf tante, tapi sepertinya suntikan dana untuk perusahaan anda harus dibatalkan. Saya permisi!" Kata Fandy lalu pergi meninggalkan ruangan

Mata Thea melebar. Tunggu! Thea berfikir.

Suntikan dana.

Suntikan dana.

Jadi, niat mommy nya menjodohkan Thea adalah demi suntikan dana semata? Thea sungguh tak habis fikir.

Galang pun sama terkejutnya dengan Thea.

"Tante, saya gak nyangka tante tega jodohin Thea cuman demi suntikan dana. Thea gak cinta sama pria itu tapi kenapa tante harus memaksa?" Kata Galang membuka suara

"Diam kamu Lang! Kamu itu tahu bahwa kebutuhan ekonomi Thea juga sangat penting. Apalagi sumtikan dana itu juga demi Thea, agar perusahaan kami gak bangkrut dan Thea gak malu di kampusnya!" Kata Sri

"Mom, udah. Thea ngerti. Tapi mom kan bisa nyari suntikkan dana lain, tapi bukan dengan jodohin Thea dengan pemaksaan gini. Thea fikir, mom jodohin thea karena mom gak pengen liat Thea sedih terus, tapi ternyata? Demi suntikan dana!" Kata Thea

"Thea, tidak ada lagi yang mau memberikan dana pada perusahaan kita kecuali perusahaan Fandy. Dan keluarga Fandy punya syarat, yaitu menjodohkanmu dengan Fandy" kata Sri menjelaskan

Sri mulai mengusap kepala Thea. Ia sangat menyayangi putrinya. Ia pun sebenarnya tak mau menjodohkan Thea hanya demi suntikan dana. Hanya saja..ia lebih mementingkan harga diri dan popularitas nya.

****

Ttp tunggu lanjutannya.

Cinta Tak Disadari [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang