[ 5 ] Ardan Ngambek Masa

5.3K 488 63
                                    

"YAAAN! RIYAAAN!" gue mengejar Riyan setelahnya.

Riyan yang sedang berjalan, menghentikan langkahnya dan membalikkan badan. "Apa, Za?" tanyanya dengan tatapan datar. "Gue cuma mau lihat lo sama Ardan aja, kok. Habisnya tadi pada rame-rame di bawah gue kira apaan." lanjutnya lagi, lalu ia menaikkan kedua bahunya.

Gue lupa kalo Riyan itu anaknya super kepo.

"T-tapi itu.. gue.. gak ngapa-ngapain!" kata gue, berusaha menjelaskan kesalahpahaman pada Riyan. Mungkin.. Riyan sudah menganggap gue homo beneran, bukan fudanshi  lagi, tapi beneran homo. Gimana kalau dia jijik sama gue.. dan gue gak dipinjemin PR lagi? Gimana kalau gue gak ditraktir dia lagi? Gue harus apa, kan?! Apalagi kalo akhir bulan.. dialah teman terbaik gue..

Kok gue jadi curhat begini ye. Yaudahlah.

"Apanya?" Riyan malah bertanya balik sambil memiringkan kepalanya, menatap gue dengan wajah datar. Ini anak ngerti gak, sih? Ah gue lupa kalau dia bloon tingkat dewa oke sip.

"Intinya." kata gue, "Gue gak suka sama cowok, Yan!! Inget, tuh!!" seru gue, langsung ngibrit balik ke kelas.

"Lo gak nemenin Ardan?" tanya Riyan dari belakang, sukses membuat gue menghentikan langkah. "Seenggaknya sampai dia bangun, kan. Bu Mira gak masuk, Za." ucapnya.

Gue berdehem lalu membalikkan badan, "E-emangnya gue siapa dia?"

"Pacarnya."

"Mati sana lo."

Gue segera menghampiri Riyan, mencengkram kedua bahunya dan menggoyang-goyangkannya, "Woooy! Lo dapet ilmu dari dukun mana itu kalau gue pacarnya Ardan?! Kan gue udah bilang, gue gak suka sama cowok, nyeeet! Ah, elah! Lo ini! Gue nikahin juga lo sama Kakak lo!"

Riyan mengerutkan dahi, "Udah homo, incest  pula. Anaknya gimana nanti? Hemofilia plus apa nanti?"

YA NGGAK ADA ANAK, LAH, BEGOOOK

EMANGNYA LO PUNYA RAHIM, HAH?

AAARGHHH GUE TAU LO PINTER TAPI GA BEGINI JUGA, WOOOY

"Gini, ya, Yan." gue memberitahu, "Apa yang lo lihat di UKS tadi, jauh beda sama yang lo pikirin!"

Riyan menghela napasnya lalu mengangguk-angguk paham. "Iye tau, ah. Gue tadi pikirin lo lagi ngelus-ngelus kucing, kok? Beda jauh, kan?" ia mengakui, "Dan gue berpikir, apa gue harus beli kucing, ya? Sepi di rumah, Kakak masih di luar negeri." ia manggut-manggut sambil memasang pose berpikir ala ala detektif.

Gue sweatdrop. Lalu melangkah ke arah UKS.

Sudahlah. Gue lelah ngomong sama dia.

.

.

.

Sudah beberapa jam menunggu, ternyata Bu Mira beneran gak dateng. Buset tuh dokter, giliran dibutuhin malah gak masuk, giliran gak dibutuhin malah rajin masuk. Udah mana rusuh lagi. Gue masih inget, waktu pertama kali ketemu Bu Mira..

Sambil membetulkan letak kacamata doi, Bu Mira bilang begini, "Wah! Namanya Fudansyah?! Saya panggil Fudan, ya! Aaaah! Ganteng lagi kayak seme seme di film-film y-blue! Waah! Pasti uke kamu imut, deh!"

Gue yang belum ngerti apa itu begonoan senyum-senyum aja, malah gue jawab, "Iya, Bu!"

Anjir gak, tuh?! Aaakh.. Gue akhirnya sadar betapa begonya gue dulu. Mau aja dibego-begoin sama fujo kelas kakap! Yah, untungnya, gak cuma gue, sih, yang digituin. Semua cowok di sekolah digituin sama dia. Dijodoh-jodohin--sama cowok!

Setelah gue jadi korban--waktu itu Bu MIra ngejodohin gue sama anak penjaga kantin yang masih umur 8 tahun itu, guepun memutuskan untuk tak pernah berurusan dengan Bu Mira lagi. Pas maen futsal, gue berusaha biar gak luka. Pas maen tak lari, gue berusaha biar gak kesandung atau apa. Pas maen kebo bunting, gue berusaha biar celana gue gak robek--atau pinggang gue nyeri gara-gara ditiban anak-anak sekelas yang buset berat badannya rata-rata 67.

Panggil Gue Rezza ! [ YAOI ]Where stories live. Discover now