Prolog

4.4K 397 8
                                    

"Joooongiiiiieeeee...!" Seorang namja berpantat mirip bebek menghampiri temannya yang sedang makan siang didalam kelas

"Wae? Haruskah kau berteriak seperti itu?! Aish! Telingaku!"

"Mianhae.. Heheheheh... Whooa... Ahjumma memasak banyak makanan! Mau!" Ucap namja pantat bebek itu lalu mencomot tempura

"Bukankah kau sudah makan?! Apa kurang?" Tanya namja yang tadi dipanggil Joongie

"Makanan yang dibuat Yunho hyung selalu membuatku kenyang Joongie... Hanya saja, saat melihat masakan Heechul ahjumma aku ingin selalu memakannya heheheheh..."

"Ck..."

"Kau harus mencoba menu di kantin Joongie ah! Terutama masakan Yunho hyung! Selain tampan dia jago sekali memasak.. Aigoo..."

"Tapi, Eomma selalu membuatkanku bekal suie sayang... Eomma takut aku makan sembarang dan sakit"

"Tapi... Kau kan namja, memangnya daya tahanmu lemah ya?"

"Molla!"


Namja yang merasa terganggu itu menghela nafas, sahabatnya memang senang sekali mengganggu makan siangnya.
.
~ Jaejoong POV ~
.
.
Annyeong! Kim Jaejoong imnida, yang menggangguku makan siang tadi adalah Kim Junsu sahabatku. Dia memang selalu bersemangat saat bercerita tentang koki baru di kantin. Penasaran sih memang, tapi Eomma selalu membuatkanku bekal karena takut aku makan sembarangan. Koki yang membantu Shin Ahjumma di kantin itu memang menggemparkan sekolah sejak satu bulan yang lalu.

Sejak sebulan lalu para yeoja selalu membicarakan Yunho, sang koki. Aku tidak ambil pusing, toh aku tidak ke kantin. Pernah sekali aku melihatnya sedang membuang sampah dibelakang sekolah, berambut panjang berwarna almond dan mengucirnya sebagian. Seperti preman saja ==". Tapi aku tidak pernah melihat wajahnya?

Tapi, teman - temanku bilang dia sangat tampan, keren, cool, senyumnya membuat melayang. Banyak juga yang menyatakan perasaan padanya, namun selalu ditolaknya. Alasannya? Molla... Ah! Sekolahku bertaraf internasional, yang masuk disini bukan hanya pintar namun juga kaya. Mementingkan derajat mereka. Huh, aku sebenarnya benci disini tapi Eomma amat sangat menginginkan aku bersekolah disini. Aigoo...

Tunggu. Mereka banyak yang menyatakan cinta pada namja itu namun yeoja sekolah ini juga mementingkan derajat mereka, lalu kenapa mereka menyatakan perasaan pada namja yang beda derajat? Hah... mungkin mereka menyukai fisiknya saja? Memang fisiknya bagus ya? aku juga punya fisik yang bagus, tapi kenapa hanya namja - namja mesum yang menyatakan perasaannya padaku?

Junsu menggandengku menuju mobil jemputan kami. Hari ini Junsu akan menemaniku dirumah bermain game keluaran terbaru yang dibelikan Appaku! Junsu sangat menyukai game...


"Hey, apa sepupumu akan ke rumah hari ini?" Tanya Junsu ditengah perjalanan

"Nugu?"

"Yoochun hyung Joongie..."

"Ah! Mollayo... Dia dan tunangannya jarang main akhir - akhir ini... Sepertinya mengurus pernikahannya?"



Junsu menghela nafas, aku mengelus pundaknya. Dia menyukai Yoochun hyung namun apa boleh buat, sepupuku yang sudah berumur dua puluh empat itu sudah memiliki tunangan dan akan menikah dalam waktu dekat ini.

Setelah puas bermain game, Junsu makan malam bersama keluargaku dan pulang tepat pukul sembilan malam.
.
.
.
"Jooongggiiiee! Iroona! Aigoo!"

"Ngghhh..."


Aku membuka mata dan melirik ke meja nakas. Omo! 7:30? Dengan cepat aku menuju kamar mandi setelahnya aku memakai seragam dan segera kemeja makan.


"Omo?! Kenapa kosong eomma?"

"Eomma kesiangan chagi! Eomma juga tidak menyiapkan bekal! Jja! Makan roti ini, lalu segera berangkat, makan siang nanti, makan di kantin tapi ingat jangan sembarangan membeli!"


Cup


Eomma mengecup keningku, aku menggigit roti itu lalu menuju mobilku. Aku sarapan dalam mobil. Aigoo... Jarang sekali eommaku telat bangun kecuali appa mengganggu eomma. Begitulah kata eomma? Entah apa yang dimaksud dengan mengganggu tapi kata eomma kalau appa mengganggu maka eomma akan bangun kesiangan? Apa ya maksudnya?

Aku mengerucutkan bibirku saat jam istirahat. Aku mendapat hukuman karena terlambat sepuluh menit! Bayangkan! Sepuluh menit! Aku harus berlari sepuluh putaran di lapangan, dan sekarang aku sangat kelaparan... Aku menjatuhkan kepalaku di meja.



"Hey, kau tidak makan?" Tanya Junsu

"Tidak bawa bekal"

"Mwo? Kesiangan?"

"Ne! Eomma kesiangan"

"Kalau begitu kajja kita ke kantin"



Junsu menggamit tanganku dan kami berjalan menuju kantin. Saat sampai kantin aku merasa sangat sesak, ya ampun! Apa namja itu sungguh berpengaruh terhadap kantin?



"Yunho oppa aku mau tteobokki!"

"Yunho hyung aku mau ramen!"

"Oppa aku mau gimbab!"

"Oppaa yaaa! Aku mau hatimu!"



Astaga... Ramai sekali! Junsu menarikku duduk dipinggir. Aku penasaran dan mencari sosok yang dielu - elukan oleh para siswa.


Deg



Omo! Kenapa jantungku? Siapa dia? Tinggi, mata musang, bibir hati. Pandangan kami bertemu, dia mengembangkan senyumnya. Aku mengalihkan pandanganku menuju halaman sekolah.

Wae? Ada apa dengan jantungku? Kenapa hanya melihatnya membuat aku berdebar kencang seperti ini? Jangan bilang aku terkena serangan jantung!

.
.
.
.
.
~ TBC ~

Chef Jung!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang