Drawing

169 15 5
                                    

Kim Mingyu X Lee Hyunbi | Ficlet | Romance | Rated : T

Original Writen by Nabilahyun

Happy Reading~ Don't be silent readers

Lelaki bermarga Kim itu datang dengan dengan terpogoh-pogoh menghampiri. Membawa beberapa carik kertas dengan sebuah pensil. Aku mengulum senyum ketika mendapati sudut bibirnya juga terangkat, membentuk lengkungan amat manis. Lalu kemudian berpikir, untuk apa dia membawa kertas-kertas itu? Kupikir dia ke rumahku akan mengajak kencan. Dan jika memang benar kita akan berkencan, untuk apa semua kertas yang dibawanya?

"Ayo masuk," ajakku untuk membawanya ke dalam rumah, karena memang aku sekarang berada di luar menunggunya tadi sebelum datang. Dia mengikuti langkahku, manik matanya tampak menyapu seisi rumah, sepertimencari sesuatu.

"Eomma dan Appa tidak ada." aku tahu apa yang sedang dia cari. Dia hanya manggut-manggut.

"Hyunbi," panggilnya lembut. Aku yang berjalan didepannya pun menoleh ke belakang.

"Kita bicara di taman belakang, boleh? Ada sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu."

Aku mengangguk. " Baiklah. Kau duluan saja. Aku akan membuatkanmu minum." dan kemudian kami berpencar arah, dia berjalan ke arah taman kecil yang berada di belakang rumahku, lalu aku berbelok ke arah kanan menuju dapur.

******

Apa yang ingin dia tunjukkan padaku? Gumamku sambil membawa nampan berisi dua buah Orange Juice. Menghampiri Mingyu.

"Kertas untuk apa?" aku memilih bertanya saat sudah sampai dan menaruh nampan itu di atas meja. Mingyu bangkit dari duduk.Pertanyaanku diabaikan. Matanya menyipit. Seperti sedang meresapi sesuatu dari wajahku.

"Jawab! Untuk apa?" dia mengambil gelas minuman tadi dan meneguknya hingga tersisa setengahnya saja.

"Jangan banyak bertanya. Tunggu sebentar, aku akan membuat gambar." tangannya terulur mengambil kertas dan pensil di atas meja. Kemudian menorehkan ujung pensil dengan kertas. Mulai menggambar.Gambar? Dia akan menggambar? Memangnya dia bisa?

"Mingyu! Kau akan menggambar wajahku?" tanyaku penasaran.

Dia bergumam membenarkan.

"Kalau begitu, gambar yang bagus, oke." pesanku. Dia mengangguk samar.Semoga saja demiku dia bisa menggambar dengan bagus.

*****

5 menit kemudian dia masih sibuk menggerak-gerakan pensil. Aku dibiarkan saja berdiri tanpa ditanyakan sesuatu olehnya. Mulutku sudah gatal terus berkomat-kamit.

"Aku duduk ya. Kakiku pegal." ucapku.

"Tetap seperti itu. Jangan bergerak, lihat wajahku." perintahnya sambil matanya terus menatap wajahku dan kertas bergantian.Dengusan kesal sudah meluncur beberapa kali dari kedua belah bibirku.

"Cepat, Kim Mingyu."

"Sudah," dia menunjukkan hasil gambarannya dengan wajah sumringah. Tapi kemudian sirna, ketika aku menunjukkan ekspresi datar.

"Aku berdiri cukup lama, kakiku sakit. Dan ini hasilnya?"

"Kenapa? Tidak bagus?" ekspresi wajahnya panik.

Aku terkekeh geli."Sungguh? Ini hasil gambaranmu?"

Dia mengangguk mantap. Entah kenapa aku kesal sekaligus geli melihat gambarannya ini. Aku mengambil kertas itu dari tangannya, menatap gambarannya

"Memangnya seperti ini wajahku? Jelek sekali." bibirku mengerucut. Memang benar, seperti gambaran anak kecil yang masih bersekolah di taman kanak-kanak.Dia menangkap raut kesedihanku.

"Ah tidak-tidak. Itu hanya aku saja yang tidak bisa membuatnya. Maaf, nanti aku akan belajar lagi," sanggahnya sambil mengibas-ngibas telapak tangannya ke kanan dan ke kiri.

"Tapi percayalah, hasil gambaranku tidak sama dengan wajah aslinya,"

"Wajahnya yang asli jauh lebih cantik."

"Benarkah?" tanyaku memastikan dengan senyum tertahan.

Mingyu lagi-lagi mengangguk mantap. Aku segera melangkah dan berjinjit agar tanganku bisa menggapai lalu melingkar ke belakang lehernya.

"Terimakasih," ucapku tepat di samping telinganya. Kurasakan dagunya bergerak di bahuku, dia mengangguk.

"Ini kusimpan ya. Aku akan menempelkannya di dinding kamar." kataku meminta izin.

"Bukankah itu jelek? Kau bilang tadi jelek."

"Tidak apa-apa, nanti akan kutulis hasil gambaran seorang Kim Mingyu. Mungkin saja bisa sedikit menghibur ketika aku merindukanmu."

"Dan jangan lupa tulis Kim Mingyu kekasih Lee Hyunbi." ucapnya sambil terkikik.

"Baiklah." dia mengusap rambutku penuh sayang, kami masih dalam posisi berpelukan.

END

DrawingKde žijí příběhy. Začni objevovat