5 - Unfortunately

3.2K 391 7
                                    

"Mana sih Byun Baekhyun?" Umpat Taeyeon. Ia dan wartawan lain sudah menunggu 2 jam lebih di depan hotel itu namun nihil. Byun Baekhyun tak kunjung datang. Taeyeon merasa diphp-kan.

Setelah berjam-jam menunggu. Taeyeon mendapat kabar bahwa Byun Baekhyun sudah pergi dengan mobilnya. Yang benar saja?! Lalu penantiannya selama ini sia-sia.

Apa yang akan ia katakan pada Mr.Vernon kalau begini? Ia akan kena semprot lagi? Ah, ia tak mau mebayangkan dirinya kembali ke kantor dengan tangan kosong dan muka yang basah karena semprotan air mancur dari mulutnya Mr.Vernon.

Jika tak ada Byun Baekhyun maka aku tidak akan ada tv besok. Padahal aku sudah berdandan yang cantik agar ayah bisa melihatku di tv.

Awas kau Byun Baekhyun!

♡♡♡

"Sudah, tak usah terlalu dipikirkan mungkin ini belum rezeki kita."

"Aku harus bilang apa ke Mr.Vernon? Aku tak mau kena semprotannya---lagi. Wajah ku tak tahan diberi kuah dari mulutnya.! Taeyeon berkata dengan penuh emosi.

"Tenang saja. Aku juga terlibat disini. Kita akan menjelaskannya kepada Mr.Vernon." Sahut Ji Yonng dengan senyumannya manisnya.

"Benarkah? Gomawoyo." Taeyeon tersenyum. Masih ada saja laki-laki tampan yang baik hati, ia pikir itu hanya ada di drama saja.

Setelah susah payah menjelaskan kepada Mr.Vernon. Akhirnya Taeyeon lega walaupun ia diberi peringatan lagi. Yasudah lah pak udah lalu gak usah dibahas. Kapan move on nya kalo gitu.

Hari ini benar-benar sial.

♡♡♡

"Aku pulang"

Tak ada sahutan dari ayah. Ayah kemana ya?

"AYAH!!"

Taeyeon terkejut melihat ayahnya tergeletak tak berdaya di lantai. Ia menepuk pelan pipi ayahnya dan menguncang tubuh ayahnya berharap ayahnya akan bangun.

"Ayah bangun! Ayah?!"

Dengan bantuan dari tetangga sebelah, ayah dibawa ke rumah sakit dengan ambulance.

Taeyeon tersedu-sedu meratapi laki-laki paruh baya yang terbaring lemah di hadapannya. Bagaimana bisa ia tak tahu bahwa ayahnya sakit. Ia terlalu asik dengan dunianya.

"Sepertinya penyakit ayah anda kambuh kembali, saya juga tak menyangka hal ini terjadi tapi hal ini bisa terjadi karena pasien mengalami tekanan, stres atau banyak pikiran. Hindari hal-hal yang akan membuat beliau stres. Dengan begitu kesehatannya akan stabil kembali."

Aku berjalan gontai keluar ruangan dokter tersebut. Bermenung memikirkan bagaimana penyakit ayah bisa kambuh. Apa ayah memikirkan sesuatu?Apa yang ayah pikirkan? Apa segitu beratnya masalah tersebut hingga membuat ayah sakit lagi?

Aku lihat Ayah sedang tertidur sekarang, ia memang butuh banyak istirahat. Belakangan ini kesehatan ayah memang sepertinya menurun. Aku tak tau apa yang pikirkan.

Aku tidur dirumah sakit. Pagi-pagi aku sudah beres-beres ingin pergi ke kantor.

"Ayah aku akan berangkat. Sebentar lagi suster akan datang membawa makanan. Jangan lupa makan walaupun tak enak."

"Tentu anakku, berhati-hatilah. Jangan lupa sarapan diluar. Jangan terlambat makan nanti maag-mu kambuh."

"Baiklah. Aku berangkat yah."

♡♡♡

Sekarang Ayah taeyeon sedang berada di tempat ibadah di dekat rumah sakit.

"Ya tuhan, aku sangat sayang kepada putriku. Aku tak tega melihatnya harus membanting tulang demi aku yang hanya bisa tidur dirumah. Ia adalah anak yang baik dan berbakti, ia tak pernah mengeluh dihadapanku."

Butiran kristal bening jatuh membasahi pipi Ayah Taeyeon, pria itu mengusap air matanya.

"Cepat pertemukan ia dengan jodohnya. Biarkan aku melihatnya menggunakan gaun yang cantik. Setelah itu kau boleh menjemputku."

FLASHBACK MODE ON

"Taeyeon, apa kau sudah ti-"

Kata ayah Taeyeon terhenti saat melihat anak semata wayangnya tertidur pulas diatas meja belajar usang yang terletak di sudut kamarnya.

"Apa pekerjaanmu melelahkan? Kenapa kau memaksakan diri seperti itu? Apa ini karena aku?"

Ia dapat mencium bau koyo dari tubuh anaknya. Di pundak dan di pelipis kepala putrinya terdapat koyo yang sepertinya baru dipasang.

"Maafkan ayah. Ayah memang tak berguna, ayah hanya mepersulitmu." Air mata tak terbendung dari mata ayahnya. Ia mengusap pelan puncak kepala anaknya, melontarkan kata maaf yang benar-benar tulus.

"Aku memang tak berguna. Seharusnya aku yang menghidupimu, menyaksikanmu wisuda dan di beri sebagai dokter tapi karena aku kau jadi harus melakukan hal yang tak suka kau lakukan."

Ayahnya merekatkan kembali koyo dipelipis Taeyeon yang tak tertempel dengan benar ke kulitnya.

"Maafkan aku anakku." Ia mencium puncak kepala anaknya dan pergi keluar kamar dengan hati-hati bermaksud untuk tidak mebuat suara.

FLASHBACK MODE OFF

Please give your vote and coment. Kritik dan saran juga diterima ya. Dont be silent readers. Makasih😚

Starlight🌟BaekYeonWhere stories live. Discover now