TPOC - Empat Belas

3.1K 301 19
                                    

Senin pagi. Upacara. David menghela napas panjang. Suasana mendung pagi ini, cukup membuat David menggigil dalam perjalanannya ke sekolah. Angin semilir mengenai wajahnya yang tak tertutup helm. Meskipun jarak rumah dan sekolah David tak terlalu jauh, ia tetap setia mengenakan helm hitamnya.

Hari keduanya sebagai jomblo. Bukan hal yang sulit. Namun jika diingat-ingat, bukan Davidlah satu-satunya orang yang mengetahui ini, melainkan ada Samudra dan Nadine yang diyakini sudah menyebar luaskan ke penjuru kelas, membuat David ogah untuk masuk ke dalam kelasnya sendiri.

Sudah bisa dipastikan. Anak sekelas akan memborongnya dengan pertanyaan-pertanyaan seputar Alisa. Bukannya tak siap, ia hanya tak mau membahas Alisa.

"Woi," sapa Juno yang tiba-tiba hadir di belakangnya dan langsung merangkul pundaknya. David terlihat terkejut namun buru-buru menstabilkan ekspresi wajahnya. Ia tak ingin, imagenya di sekolah menjadi hancur hanya karena ekspresinya yang tak terkontrol.

"Udah nggak usah dipikirin. Dia kan emang begitu orangnya," ujar Juno membuat David melirik kepada Juno yang sibuk tersenyum tebar pesona pada cewek-cewek di sepanjang koridor.

"Dia 'kan emang rese jadi orang." David masih terdiam. Apa Samudra berkoar di grup? Padahal sepanjang minggunya, tak ada hal menarik di grup linenya. Apa mereka membuat grup baru untuk menggosipkan David.

"Emang nggak beres orangnya." David makin yakin. Samudra dan Nadine bersekongkol untuk menggosipkan dirinya.

"Mana dia pernah ngutang lagi, sama gue," lanjut Juno.

Eh? Alisa ngutang sama Juno?

"Ngutang? Emang Alisa pernah ngutang sama lo?" tanya David penasaran. Keduanya mulai melangkah berbelok menuju koridor kelasnya yang makin terlihat sepi karena semakin ke belakang.

"Lho, emang ngomongin Alisa?"

"Lah, terus lo ngomongin siapa?" David mengkerutkan keningnya bingung.

"Nggak tau," jawab Juno santai, melepaskan rangkulannya pada David dan berlari ke dalam kelasnya. Menyapa anak kelasannya dengan banyolan receh khas Juno.

"Gue kira beneran ngomongin Alisa." David menghela napas lega dan langsung memasuki kelasnya.

Setelah mengucapkan salam, terdengarkan teriakan dari Nadine dan Samudra. "DAVID!"

"Ya ampun, kompak amat," cibir Juno yang kebetulan baru saja tiba dibangkunya. Juno buru-buru mengusap telinganya karena mendapatkan teriakan dari sisi kanan dan kirinya.

"Gimana endingnya?"

"Bahas Alisa bukan?" Nadine terlihat mengangguk antusias, membuat David mengangguk paham dan berjalan ke tempat duduknya.

"Nanti aja, pas istirahat. Sekarang siap-siap upacara," kata David membuat Samudra terbengong-bengong ditempatnya. Tangannya meraba dadanya, tak menyadari keberadaan dasinya.

Ia menatap David dengan kedua alis terangkat, "Vid, dasi gue yang lo pinjam untuk ngiket sepeda lo waktu itu, mana ya?"

David terdiam di tempatnya, mencoba memikirkannya. Ia jadi ingat, saat ia bersepeda di komplek Samudra, memarkirkan sepeda di terasnya, namun tak ada sandaran, akhirnya David meminjam dasi Samudra untuk mengikat sepedanya pada tiang di teras rumah Samudra sekitar minggu lalu.

"Kayaknya belum dicuci sama Bibi, deh," jawab David membuat Samudra menggeram.

"Siniin dasi lo," bentak Samudra dengan nada tinggi, membuat David meringis dan memegangi dasinya sendiri. Berjaga-jaga agar tidak ditarik oleh Samudra.

Tanpa permisi, Samudra mendekati David, menarik dasi tersebut dari leher David dengan kekuatan supernya. "Gue males berurusan sama Bunda, lo aja sana. Tanggung jawab." Samudra langsung memakainya dilehernya sendiri.

"Dasar anggota kurang ajar. Masa ketua kelasnya diginiin," ujar David sengit.

"Ketua kelasnya nggak tahu diri!"

***

Sesuai janji David, kini mereka membuat sebuah forum diskusi. Empat buah meja di rapatkan. Masing-masing kotak makan tersedia dihadapan mereka. Rapat kali ini diisi oleh David, Samudra, Juno, Rangga, Nadine, Lauren, Reina, dan Shania. Bukan rapat, hanya forum ngegosip tim kepo.

Sejak masalah David yang sangat membuat semuanya penasaran, akhrinya Nadine membuat sebuah basic tim kepo, yang diketuai oleh Samudra dan diwakili oleh Nadine, dengan anggota sisanya. Dan kali ini yang menjadi target adalah David.

"Jadi, endingnya lo putus atau enggak sama Alisa?" tanya Nadine tidak sabaran. Tangannya bergerak memotong nugget yang ia bawa.

"Bagi dulu nuggetnya," ujar David membuat Nadine berdecak namun menyodorkan sebuah nugget pada David.

"Jangan dipotong-potong ceritanya," pinta Nadine diiringi anggukan David dan teman-temannya yang lain.

David menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulutnya terlebih dahulu, baru kembali membuka suara. "Iya, gue putus sama doi." Terdengar sorakan dari Samudra yang duduk percis disamping David, membuat David terpekik kaget, namun membuat Nadine mendesah.

"J.Co pulang sekolah, Nad."

"Kalian jadiin gue bahan taruhan, lagi?" pekik David kencang, membuat Nadine berteriak tak terima.

"Baru pertama kali, Vid." Samudra hanya terkekeh melihat pembelaan dari Nadine. David berdecak kemudian melanjutkan prosesi makan siangnya yang dimakan pukul 10 ini.

"Lanjutin ceritanya," perintah Lauren, setelah merasa bosan dengar pertengkaran tak mutu antara David dan Nadine.

"Iya, ternyata dia benar-benar jatuh cinta sama Wira. Emang bukan salah dia, sih,"

"Lah, salah dialah," potong Rangga membuat David seolah menghina perkataan Rangga. Apa-apaan Rangga, sok mengerti cinta, pacar aja nggak punya.

"Kalau dia nggak membiarkan dirinya untuk jatuh cinta, dia nggak akan jatuh cinta, Vid." David jadi terdiam mendengar perkataan Rangga. Namun detik berikutnya, ia merasa jadi bodoh karena mendengarkan perkataan Rangga.

"Kok lo jadi agak curhat, ya, Ga?" Rangga hanya mendengus kesal dan mencoba tak tertarik dengan curhatan David kepada teman-temannya ini.

David terkekeh dan mengedarkan pandangannya sebentar. Sampai matanya menangkap Dani yang menatap David dengan tatapan tak minat. "Ah, ini pasti doa lo deh, bair gue jadi jomblo juga kayak lo." David menunjuk Dani dengan tatapan kesalnya.

Dani hanya menaikan kedua alisnya, dan kembali membalikan tubunya untuk tak menatap David lagi. Kenapa Dani jadi ikut getah kekesalan David?

"Tapi kemarin Wira sama ceweknya juga putus, lho, jadi kayaknya Wira juga serius sama Alisa." David terlihat mengangguk paham. Iya, memang. Keduanya sangat terlihat saling menyayangi. Tak sia-sia ia melepaskan Alisa untuk Wira. Wira terlihat serius sehingga rela memutuskan kekasihnya.

"Ngomong-ngomong, kenapa lo sama Samudra bisa di kafe barengan sabtu sore gitu, Nad?"

Nadine dan Samudra hanya saling diam. Membiarkan tatapan yang lain menatapnya dengan tatapan penuh tanda tanya juga tatapan menggoda.

"Kalian siap-siap malam mingguan ya?"

***

Ayooo, kritik dan sarannya untuk part ini. Diusahakan update setiap hari kok, selama persediaan ada yaaa hehehe.

June, 24th 2016.

The Problems Of ClassmatesWhere stories live. Discover now