#TTSH 2 - PENGKHIANAT!

34 2 0
                                    

Ternyata tidak sampai empat jam , aku sudah terbangun dari tidur singkatku karena ponselku yang berdering. Aku menguap , bangkit dari tempat tidur dan mengecek penyebab ponselku berdering dalam keadaan mata terkantuk-kantuk. Ternyata itu sebuah email. Datangnya dari sahabat lamaku, Andien. Kami memang bersahabat sejak masih smp namun setelah ujian nasional di SMA, Andien mendapatkan beasiswa kuliah s1 di salah satu university swasta di New York dan Dia bilang dia ingin menemuiku di kafe hari ini setelah mendapat kabar bahwa aku berada di New York dari ibuku.

Aku membalas pesannya dengan senang hati. dan kami sepakat untuk bertemu di kafe yang dia pinta jam 8.

***

Jack membawaku pergi menemui andien. Sungguh aku tak tega melihat Jack yang masih terkantuk saat ia mengemudi tadi . Awalnya aku hanya ingin memberitahu Jack bahwa dia tidak perlu menjemputku dihotel karena aku ada janji dengan Andien. Namun dia bertanya alasannya dan kemudian menawarkan diri mengantarku karena takut aku akan di tipu oleh taxi-taxi nakal yang berusaha meraup keuntungan dari para turis sepertiku dengan membawaku berkeliling.

"Terimakasih Jack. Sungguh aku tidak enak hati padamu" kataku.

Jack tersenyum. "Itu sudah menjadi tugasku , Jinan. Itu temanmu sudah menunggu. Aku akan menunggumu disini" katanya.

Aku terkejut. "Apa kau tidak ingin ikut masuk bersamaku? Kau bisa minum kopi di dalam" kataku mencoba menawarkan ajakan minum kopi padanya.

Namun Jack menggeleng. "Tidak perlu, Jinan. Aku disini saja".

Aku mencoba memperhatikan Jack. Apa yang diinginkannya? Disini? Didalam mobilnya ? sendirian?

Mungkinkah dia ingin tidur?

Aku berdeham. Mungkin saja. "Hm, baiklah. kau tunggu disini Jack, aku akan membawakan kopi hangat untukmu" .

Jack terperengah. Namun sebelum dia bisa mencegahku , aku sudah turun lebih dulu dan berlari menuju kafe tenda hijau yang dijanjikan Andien tadi pagi. Ketika aku masuk, andien langsung berteriak memanggil namaku. Spontan aku menoleh, dan menatap gadis berambut bob dengan warna merah menyala itu dengan rasa rindu.

"Jinan!" teriaknya girang setelah mendapat pelukan dariku.

AKu terkekeh dan segera melepaskan pelukannya untuk melihat gaya dandanannya yang menor.

"Ya Ampun, din. Lo kaga berubah-berubah dari dulu. Tetep hebring" kataku geli membuat Andien cemberut manja. Dia menyilahkanku duduk disampingnya, namun aku segera teringat akan Jack yang harus kuberikan kopi atas rasa bersalahku karena telah menyuruhnya datang mengantarku pagi-pagi begini.

Aku mengetuk kaca mobil sambil membawakan roti dan kopi ditanganku. Jack membukakan pintu untukku, dia hendak berkata untuk berterimakasih padaku, tapi aku menahannya dan menyuruhnya untuk sarapan terlebih dahulu.

"Aku takut kau sakit, Jack. Makanlah dan minumlah ini. aku akan kembali pukul 9 , kau bisa tidur sebentar sebelum kau meminum kopi ini".

Jack tertegun dengan apa yang kulakukan padanya. Pria berambut pirang coklat itu tersenyum padaku.

"Terimakasih Jinan".

"Sama-sama. Aku pergi jack"kataku seraya keluar dari pintu mobil dan kembali masuk kedalam kafe menemui Andien.

"Itu siapa, nan?"tanya Andien.

"Oh, itu pemandu gue. Dia yang bakal nemenin gue selama disini. Masih muda orangnya".

"Widih! Bodyguard nih ye?" sindir Andien geli.

Aku tertawa. "Apaan sih lo, ndien? Dia pemandu bukan bodyguard gue. Ada-ada aja deh ah haha".

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 16, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

TIED TO A SALLOW HEART Where stories live. Discover now