Part 9 : Origin

3.2K 185 30
                                    

*Berisi Warning Content, NC untuk part ini ya*

Kwon Ji-Yong POV
11.00 pm Kwon Ji-Yong Apartment

"A-a-pa yang tuan akan lakukan?" Tanya wanita itu pada ku.

Aku meletakkan kunci apartment kedalam saku celana ku.

"Menginaplah disini, anggap saja sebagai permintaan maaf ku" jawab ku sambil duduk di sebelahnya.

"Tidak, aku tidak mau. Aku ingin pulang. Biarkan aku pulang,Tuan!" Ia berusaha berdiri, namun badannya seperti tak kuat menopang tubuhnya hingga ia terkulai.

Aku memegang tangannya agar ia tak terjatuh, lalu menarik paksa tangannya hingga ia terduduk di pangkuan ku.

"Lihat? Maag kronis mu itu harus di sembuhkan! Aku tak yakin jika kau pulang, kau akan merawat dirimu dengan baik!"

Ia menunduk lemas. Rambutnya berwarna hitam kecoklatan yang agak panjang itu menutupi sisi wajah pucatnya.
Ku angkat dagunya agar tidak menunduk. Ia berusaha melepaskan tangan ku. Aku semakin mengeratkan tangan ku mengikat tangannya agar ia tidak memberontak.

" Makanlah dulu, aku akan membuatkan bubur untuk mu" ucapku sambil menggendongnya ke kamar tidur yang dulu pernah ia inap.

Dia tidak melawanku? Aneh, mungkin ia sudah tidak memiliki tenaga untuk memberontak. Ia hanya diam.

Aku meninggalkannya untuk membuatkan bubur. Pikiran ku menentang-nentang, apa yang telah ku lakukan padanya? Mengapa setiap ia menundukan kepala, aku semakin memaksanya untuk memperlihatkan manik coklatnya?
Entahlah, tubuhku bergerak tak sesuai logika.

Aku kembali ke kamarnya sambil membawa nampan berisi semangkuk bubur hangat. Namun, aku tak melihatnya di tempat tidur.

Kemana ia? Apakah ia berusaha kabur?! Aku memeriksa kunci apartment ku.

Masih di saku celana.

Desiran angin terasa. Pintu balkon ternyata terbuka. Apakah ia melompat dari sana?!
Segera aku menuju balkon.

" Ya!! Apakah kau mau bunuh diri?! " teriak ku

"Bisakah Tuan tidak berteriak?" Jawabnya sambil berusaha duduk di ayunan kecil balkon.

Aku meletakkan nampan di meja yang letaknya persis di depan ayunan itu.

Aku sengaja mendesain balkon ini begitu agak luas, karena 'ia' sangat menyukai balkon seperti ini. Dengan beberapa pot bunga berwarna-warni menyejukkan mata. Ayunan kecil di hiasi lilitan bunga pada tiang penyangga. Dari balkon ini dapat melihat keramaian kota.

Aku duduk disebelahnya.

"Makanlah" ucapku.

Ia mulai makan suap demi suap. Aku terus memperhatikan gerak-geriknya. Entah mengapa, aku tersihir oleh...

Manik coklatnya, matanya tidak terlalu sipit, bulu matanya yang lentik yang selalu menari setiap mata itu berkedip. Hidungnya yang sedikit mancung, alisnya yang berwarna coklat kehitaman mengikuti warna rambutnya. Dan satu titik aku selalu terpaku. Bibir berwarna pink di tutupi kepucatan tipis berukuran simetris itu mendegupkan jantungku. Mengapa jantungku berdegup kencang?
Tidak-tidak! Aku harus menahan tubuhku yang ingin sekali merasakan bibir itu!

"Gamsah--" bibir Hye-Hoon ku hentikan berucap. Aku sudah tidak tahan menahan tubuhku.

Bibir kami menyatu. Rasa bubur itu masih ada di pesisir bibirnya. Ia berusaha melepaskan ku. Aku semakin mengeratkan pelukan ku. Lidah kami bertautan. Hembusan angin membuat tubuh ini merinding.

Love Know Where to Go (18+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang