Hidden Love

Two

Drama ini benar-benar memuakkanku. Laki-laki itu Giovano. Tidak ku pungkiri aku pernah menyukainya. Selain bentuk fisiknya yang nyaris sempurna di tambah latar belakangnya orang kaya, yang secara tidak langsung melengkapi kesempurnaannya. Dia teman satu kampusku. Beberapa bulan yang lalu kami sempat dekat. Dia yang mendekatiku. Dia bilang dia menyukaiku. Dia tahu aku orang miskin dan memiliki kehidupan yang pelik dalam keluargaku, namun itu tidak masalah baginya. Katanya dia tetap menyukainya. Tentu saja awalnya aku tidak percaya. Aku tidak mau masuk dalam perangkapnya, karena dia terkenal sebagai playboy dengan semua janji manis di mulutnya. Namun lama-kelamaan dekat dengannya aku merasa nyaman. Merasa ada seseorang yang benar-benar menyukaiku dan menjagaku.kurang lebih 3 bulan aku dekat dengannya.

suatu malam dia mengajakku keluar. Tentu saja dengan segala kesibukanku aku mencoba mencari waktu luang untuknya. Untung saja pada malam itu aku tidak sibuk. Dia bilang itu adalah hari ulang tahunnya. Jadi dia sangat ingin merayakannya denganny.

Semuanya berjalan baik di saat jam-jam pertama. Namun aku mulai curiga saat dia membawaku ke hotel. Aku binagung dan terus bertanya padanya. Tapi dia hanya menjawab dia punya sebuah kejutan untukku. Aku segera menepik keraguanku dan berjalan mengikutinya ke kamar yang telah di pesannya.

Akhirnya! Terbongkarlah semua. Laki-laki itu ternyata benar-benar memiliki niat yang tidak baik padaku. Dia dan teman-temannya bertaruh untuk mempermainkanku. Meniduriku! Mungkin lebih tepatnya. Meperkosaku? Dengan tampang tidak berdosa dia menceritakan taktik jahatnya itu dan menjebaakku. Taruhan yang sangat keji!

Saat itu aku tidak tahu lagi apa yang harus aku lakukan. Aku terjebak! Aku telah berusaha melawan. Tapi nihil! Aku tetaplah wanita lemah yang tidak bisa melawan kekuatan pria. Dan akhirnya malam itu adalah malam sejarah bagiku. Malam di saat keperawanku di renggunt! Di renggut dengan paksa!

aku sangat membencinya. dia telah menambah daftar pendritaanku yang kelam. Dan membuatku menjadi wanita rendah! Aku sangat malu saat itu. Tapi kini tidak melihat dia yang cuek dan bersikap acuh padaku. Akupun berusaha demikian. Walaupun dalam hatiku aku ingin mencabik-cabik tubuhnya. Dan menghancurkan hidupnya. Tapi apa daya. Aku hanya wanita miskin yang tidak punya apa-apa

***