21 Bobby Horan 3

42.9K 1.9K 31
                                    

Ngh happy reading teman..
Najis sokab ;)

Ashley dan Niall tengah berada di taman bunga yang terdapat tak jauh dari kolam renang mansion Niall, mereka berdua memutuskan untuk berkebun setelah Ashley menolak ajakan Niall untuk berbelanja baju atau kebutuhan Ashley lainnya, menurut Ashley dia sedang tidak membutuhkan apapun

"jika ada cacing di tanah bagaimana? itu menjijikkan" Niall memasang wajah Anehnya saat Ashley meminta bantuan mengambil sedikit tanah basah untuk menimbun bunga mawar yang sedang di tanam wanita itu

Ashley mendengus sembari mengusap peluh di keningnya menggunakan lengannya. "astaga kau memang sangat arogan hingga dengan cacing saja takut"

"jangan mengejekku! aku tidak takut tapi itu menjijikkan"

Ashley mendesis pelan. "katakan saja jika takut"

"aku mendengarmu sweetheart"

"aku bukan sweetheart-mu jika kau tidak mau membantuku Horan"

Niall mencebikkan bibirnya kesal, mulai mengambil sarung tangan plastik lalu memasangnya. "baiklah Ms.Horan aku akan mengambil tanah untukmu"

Ashley tersenyum melihat Niall yang dengan kesal mengambil gumpalan tanah basah dan memberikannya pada Ashley. "nah kau memang calon suami yang baik"

"bukan calon suami tapi SU-A-MI" ujar Niall dengan penuh penekanan di kata suami

"memangnya kapan kau melamarku dan membawaku ke altar huh?" tanya Ashley, wanita itu masih belum selesai dengan mawarnya

Niall tersenyum samar."sebentar lagi"

sementara para pelayan dan pengawal menatap mereka berdua dengan senyum hangat, tak biasa tuan-nya tersenyum, memasang wajah kesal dan memasang wajah menggoda. hanya di depan Ashley Niall begitu.

"ku beri nama siapa ya mawar dan bunga matahari ini?" Ashley meletakkan jarinya di dagu dengan gaya orang yang tengah berfikir

"beri nama Niall dan Ashley saja" usul Niall

"tidak! bunga secantik ini sangat buruk bila di beri nama Niall!"

Niall melengos. "terserahlah"

"ah aku akan memberi nama Michael clien kerjamu yang pernah makan malam dirumah saja, dia sangat tampan dan itu bagus"

kini Niall mendelik sebal. "apa kau bilang? tampan? lebih tampan aku dan aku tidak setuju dengan nama itu!"

"yasudahlah kuberi nama Parti dan Parto saja, bagus kan?" Ashley menggerakkan alisnya naik turun

"bagus jika kau bahagia sayang" Niall menyela sambil tersenyum. "karna kebahagiaanmu adalah yang pertama"

"yang pertama ya? bagaimana kalau ku beri nama Michael saja?"
goda Ashley

Niall hendak menanggapi ucapan Ashley saat suara dari belakang menghentikan mereka. "bukankah hari yang panas ini sangat tidak cocok untuk berkebun?"

Niall dan Ashley menengok kebalakang dan sangat di kejutkan dengan Bobby yang sudah berdiri di belakang mereka dengan senyum yang merekah dari wajah tua itu, dengan segera keduanya berbalik menghadap Bobby

Niall menatap tajam ayahnya. "ada perlu apa kau berada disini?"

Ashley meremas lengan Niall yang berada di genggamannya. "Niall dia ayahmu tau" bisik Ashley

"aku tidak peduli dia ayahku atau tidak, yang terpenting adalah dia sebab kau pergi"

tanpa memperdulikan tatapan tajam Niall, Bobby berjalan mendekati Ashley. "kau sudah kembali?"

Ashley mengangguk lalu menundukkan wajahnya. "y-ya tuan"

"baiklah jika kau kembali, aku ingin merasakan masakan calon menantuku" ujar Bobby, setelah itu ia berlalu pergi meninggalkan Ashley dan Niall yang tengah bersitatap kebingungan

"maksudnya apa?" tanya Ashley

"dia ingin kau memasak sweetheart , jika dia menyakitimu tenang saja, aku ada disini" Niall tersenyum bangga sambil menepuk dadanya

Ashley menatap jijik Niall dan meninggalkan pria itu.

-----------------------
di meja makan mansion Niall sangat sunyi, hanya terdengar dentingan antara alat makan, 6 kursi terisi dengan berbagai macam hidangan yang Ashley masak

"aunty masakanmu sangat enak" ujar Theo sambil mencoba menyendokkan sup ayam meski harus di bantu Denisa

Ashley tersenyum menatap Theo. "kalau begitu makanlah sampai kenyang"

"dia bisa memakan semuanya jika kau berkata begitu Ashley, untuk ukuran anak kecil perut Theo seperti drum yang entah kapan terisi penuh, seperti Niall" ucap Denisa

"aku memang suka makan dan sangat beruntung mendapatkan istri yang bisa memasak berbagai macam masakan" balas Niall, pria itu menyendokkan nasi dengan lauk udang balado

"aku bukan istrimu" ketus Ashley

"belum" ralat Niall sambil memasang senyum menawannya yang malah membuat Ashley bergidik geli

"hm" Bobby bergumam pelan, membuat seluruh orang yang berada di meja makan selain Theo menatap Bobby

"sebenarnya apa tujuan Dad datang kemari?" tanya Niall

"aku hanya ingin menanyakan kapan kalian menikah, apa salah?"

"menanyakan kapan kami menikah setelah banyak hal yang kau lakukan untuk memisahkan kami? jangan bercanda" Niall tersenyum meremehkan ke arah Bobby

"memangnya kenapa jika aku juga ingin memilih menantuku?"

"hanya jelaskan apa maksudmu Dad" ucap Greg dingin, pria itu mengalihkan pandangannya ke arah makanan di piringnya

"sebenarnya perusahaanku tidak bangkrut. tapi karna Melissa sendiri yang mengatakan padaku kalau dia ingin menikah denganmu aku harus memilih siapa yang lebih baik, aku mendapat laporan dari orangku bahwa kau mengajak wanita ke rumahmu, ini wanita pertama yang kau ajak ke rumah, ku lihat memang baik. tapi aku hanya belum percaya siapa yang ku anggap baik" jelas Bobby panjang lebar

Niall mendengus. "aku tau yang baik dan buruk Dad"

"lalu bagaimana dengan wanita polos yang mengatakan hamil anakmu? wajah tidak membuatku terkecoh son"

"hamil anak Niall?!" teriak Ashley tak percaya

"ya begitulah anakku, terlalu banyak wanita yang dia tiduri hingga banyak wanita yang mengaku hamil" ucap Bobby

"kau tidur di luar!" Ashley menunjuk wajah Niall dengan pandangan tajamnya. "semuanya aku permisi, aku harus ke kamar mandi" pamit Ashley yang langsung berlari ke kamar mandi yang berada di lantai bawah

"Dad kau menyulitkanku" Niall mengacak acak rambutnya frustasi
Ah kalau saja Bobby Horan bukan ayahnya, dia bisa dengan mudah mencekik pria tua itu. tapi sekali lagi dia ayahnya dan tentu saja dia tak mungkin gila akan mencekik Bobby meski keinginan itu ada.

selamat tinggal pelukan hangat Ashley, setidaknya untuk semalam, batin Niall miris

[To be continue]

Tidur sama gue aja kali yell kalo gaboleh tidur sama Ashley :v

Tangan gue gatel masa pengen ngepost ini. Bhak.
Jadi gue nyolong hotspot hape mak gue #curhat
Laik 25 , commen 10 biar lanjut

Oq bye.
Mwah.

Different// Niall Horan [SUDAH DI TERBITKAN]Where stories live. Discover now