7 - Jangan menggangguku!

4.6K 630 168
                                    

Warning! Beberapa adegan kekerasan dan sadis. Dimohon untuk pembaca mengambil kebijakan.
=============

"Nee, Karma-kun...oh salah, Karma-chan. Ayo pulang bareng!"

Aku menatap Karma dengan tatapan mengejek. Dia tak bereaksi seperti Tsundere. Aku sedikit kecewa. Namun, ternyata dia malah membalasku.

"Boleh, (y/n)-chan....oh iya, (y/n)-kun~"
"HEI AKU PEREMPUAN ASLI, BUKAN PEREMPUAN JADI-JADIAN KAYAK KAMU!!"

Dan...aku berakhir kejar-kejaran dengan makhluk rambut merah ini.

--Saat jalan pulang--

"Huft, Rima-chan masih ada field trip di Kyoto. Aku sendirian lagi deh. Oh ya! Aku bisa menghemat pengeluaran! Eh..tapi...ada Karma."

Aku mengeluhkan keadaanku. Sebenarnya aku bisa meminta uang pada keluarga besarku. Karena...bisa dibilang keluargaku ini memang pemilik perusahaan besar. Namun, aku memilih hidup sendiri dengan adikku. Akhirnya setelah bernegoisasi, mereka setuju dan menawarkan untuk membayari biaya sekolahku dan Rima

"Em...aku akan belanja keperluan dulu. Kau tunggu di cafe itu saja ya." Ucapku, namun langsung dipotong Karma.

"Ehh, aku saja yang belanja. Gini-gini, aku sering masak sendiri. Kau ingat bubur yang dulu pas kamu sakit? Itu bukti!"

Aku menghela nafas lalu menyerahkan uang padanya. Dia pun memasuki supermarket dan aku menunggu di luar.

Namun, tetiba saja, aku ditarik oleh gerombolan geng tak dikenal. Aku ditarik lalu dipojokkan disebuah gang kecil.

"Hei nak, serahkan uangmu atau kau celaka."
"Aku...sudah tak punya uang."

Aku pun langsung ditampar dan ditendang kuat-kuat. Tubuhku pun terhempas mengenai dinding lalu terjatuh ke tanah.

"Hah! Alasan saja. Hei kau! Ambil tasnya! Kita cari uangnya."

Mereka mengacak-acak isi tasku. Aku ingin menangis, namun ini bukan saat yang tepat. Aku pun berusaha membela diri.

"Jangan...jangan di acak-acak."
"DIAM KAU!!"

"KUBILANG JA— AKH!?"

Mereka meninju perutku. Aku langsung terbatuk dan terjatuh lagi. Tanganku mengelap sisi mulutku.

...darah, aku batuk darah?

Aku pun berdiri dan menatap mereka dengan tatapan pembunuh.

"Ternyata susah ya berlagak seperti cewek lemah? Kalian tak tau? Aku sudah mengalahkan geng-geng seperti kalian yang jauh lebih kuat dari sampah seperti kalian! Ayo, lawan aku!"

Mereka sepertinya mulai marah. Salah satunya pun menyerangku. Aku menghindari serangannya yang membabi buta. Saat dia mulai lengah, ku jatuhkan dan kutarik tangannya. Ku gigit lengannya dan kurobek dagingnya.

"B****** lu!"
"Hei! Jaga kata-katamu!"

Aku mengeluarkan gunting dari saku seragamku. Aku tancapkan ke kakinya berkali-kali. Setelah puas, aku menoleh pada anak buahnya.

"Hei lihat! Ini bos kalian kan? Aku bisa saja membunuhnya. Jadi coba saja hentikan aku."

Aku pun mengalihkan mereka pada sebuah rumah kecil tak terpakai. Disana, mereka berpikir bahwa aku adalah makhluk lemah yang jika diserang bersamaan akan kalah.

Mereka salah besar.

.....

Aku berhasil melawan mereka semua. Kukeluarkan pisauku dari sakuku yang lain dan mengarahkan pada sang bos.

"Hmm, aku akan memulai dari boss kalian ini."

Aku menancapkannya pada tangan dan kakinya. Kucabut, kutancapkan lagi. Tahapan itu aku ulangi terus sampai aku puas.

Aku pun menusuk semuanya yang hanya berjumlah 5 orang.

.....

Karma's POV*

Aku keluar dari supermarket lalu mencari (y/n). Namun, aku tak menemukannya. Aku pun berjalan sekitar supermarket dan menemukan sebuah gang kecil. Pupilku mengecil menemukan tasnya tergeletak disitu. Dan yang lebih mencengangkan, ada jejak darah disitu.

Spontan, aku langsung berlari mengikuti bercak darah yang kelihatannya masih segar.

Dan, jejak itu mengantarkanku kerumah kecil yang sudah terbengkalai.

Aku membuka pintu dengan keras dan terkejut dengan pemandangan didepanku.

"(Y/n)-chan! Apa yang..."

Aku melangkah masuk dan melihat (y/n) yang tampak ketakutan sekaligus puas. Tidak, dia tidak takut. Justru dia malah menatap ke-6 orang dihadapannya --yang sudah tak berdaya-- dengan tatapan mengerikan. Aku menyadari bahwa ke-6 orang itu masih hidup, namun tak sadarkan diri.

"Aku akan membunuh kalian semua! Matilah kalian! MATI!! SEKARANG KALIAN PASTI MENYESAL SUDAH MENGGANGGUKU!"

Sebelum pisau yang dipegangnya menancap pada salah satu dari mereka, aku memeluknya dari belakang dan berbisik pada telinganya.

"(Y/n), apa yang terjadi? Kau tau bahwa apa yang kaulakukan itu salah bukan?"

(Y/n) tampak melepaskan pisau dari genggamannya. Dia pun langsung terduduk dan menangis.

"Karma, aku takut..."

Aku pun mencium keningnya dan menatap dalam matanya.

"Kau tak perlu takut. Aku tetap disisimu. Kau bisa ceritakan semuanya dari awal. Ini, pakailah blazer ku, agar kau tak dicurigai.

Dia pun mengganti pakaiannya dan memakai blazerku. Aku juga sudah mengganti rok ku dengan celana yang biasa kupakai. (Author: Jangan pikir yang aneh2! --")

Kami berjalan keluar rumah itu, lalu meninggalkan 6 orang itu. Kami sudah memanggil ambulan, dan langsung pergi secepat mungkin dari situ.

[Tbc...]

By My SideWhere stories live. Discover now