Snake

635 44 23
                                    

"Tuanku? Apa anda baik-baik saja?" tanya Flavy kearah Gin yang memegang dadanya semenjak kepergian Vinix.

Gin terlonjak dan menatap langsung kemata Flavy, "Yah, aku tidak apa-apa." Tatapan Gin seolah-olah kosong.

"Tuan? Matamu? Apa tidak apa-apa?" tanya Flavy melihat mata berbeda milik Gin yang berbeda warna. Warna biru disebelah kiri dan warna hijau disebelah kanan.

Gin menutup matanya yang sebelah kanan dan mengambil penutup mata yang diberikan Luka sebelumnya dan memakainya. "Begini lebih baik kan? Flavy?" ucap Gin sambil tersenyum yang terkesan menyerigai.

"Bzzk bszzzi!" Sera yang sedari diam dan hanya menjadi pendengar mulai menyeruakan suaranya yang hanya bisa dimengerti oleh Flavy.

"Tuan, Sera mengatakan ada segerombolan manusia yang menuju kearah ini tuan." Flavy membungkuk dan mensejajarkan kepalanya dengan tinggi tubuh Gin.

"Ia, ayo sekarang kita mencari Zack—aku lupa siapa namanya, tapi ayo..." Gin melirik kearah berlian yang sudah bewarna gelap, "Sepertinya waktu kita tidak banyak Flavy."

"Ia, Tuan." Flavy membungkuk dan diikuti dengan Gin yang naik kearah leher Flavy. Dan setelah itu Sera yang tadinya berwujud serangga besar yang menakutkan berubah menjadi batu rubi kembali dan melekat dirambut kepala Flavy. Dalam hentakan kuat Flavy terbang menapaki angin.

Terpaan angin yang sangat kencang menerpa wajah Gin dan juga blue dan green dust milik Gin, seperti halnya bintang jatuh, sangat indah dan benar-benar menarik untuk dilihat itulah yang dirasakan oleh Flavy. Tidak ada yang bisa menandingi keindahan yang dimiliki oleh majikannya, Gin.

"Tuan? Apa anda sudah tahu orang yang bernama Zuck itu?" tanya Flavy masih menapaki angin dan terbang jauh.

"Ia, kalau tidak salah dia ada disebuah rumah dimana ada orang-orang yang memiliki sayap dan juga tempatnya agak gelap."

"Bzzz bgzz bzx bzbb bnsbb bzzz!" ucap Sera.

Flavy mendengarkan dengan seksama apa yang akan disampaikan Sera. "Oh jadi begitu." Ucap Flavy setelah Sera menyampaikan pesannya.

"Tuan, beberapa jalur hutan lagi kita akan sampai dipemukiman para peri. Usahakan Tuan tidak melepas penutup mata tuan dan juga sebelum itu kita harus mencari jubah sebelum memasuki pemukiman peri." Jelas Flavy.

"Kenapa Flavy?" tanya Gin penasaran.

"Hal ini untuk jaga-jaga saja, kalau tidak salah didepan sana ada sebuah toko barang antik jadi kita akan kesana terlebih dahulu." Jawab Flavy dan memperpanjang jarak lompatannya.

Selang beberapa menit mereka semua sudah berada disebuah rumah gubuk yang sedikit usang, beratapkan dedaunan kering dan yang lebih hebatnya lagi rumah ini berada diatas pohon yang sangat besar dan juga memiliki perkarangan seperti halnya rumah yang berada di atas tanah.

"Verazaxs Shop," eja Gin.

'POOOF!'

Flavy berubah menjadi rubah kecil lagi dan berjalan didepan Gin. Tentu saja karena Flavy tidak bisa masuk jika tubuhnya sebesar itu.

"Nyaaaa nyaaaa!" ucap Flavy kearah Gin yang ditanggapi Gin hanya dengan bulir keringat yang besar dibelakang kepala Gin.

'Huh, aku lupa kalau Tuanku tidak bisa mengerti bahasaku jika seperti ini.' Batin Flavy menghela nafas.

"Bzzzzz bzzzzzz," Sera melayang-layang didepan Flavy.

"Nyaaa nyaaaa nya," balas Flavy.

"Bvvzz zbzz,"

Gin yang melihat kedua makhluk astral itu berbicara dengan bahasanya sendiri membuatnya sedikit tertawa, Flavy yang lucu dan juga batu ruby yang bisa berbunyi seperti itu seolah-olah mereka ada didunia mereka sendiri. "Hei hentikan. Aku tidak mengerti apa yang kalian bicarakan dan juga sekarang bagaimana?" tanya Gin yang dirasa Gin sangat mudah dimengerti oleh Sera dan juga Flavy.

Devil In My HeartWhere stories live. Discover now