25

1.8K 247 30
                                    

"Mama atha main sama uncle michael ya, bye." Aku langsung keluar dari rumah sebelum mama mengomel karena aku belum sarapan.

Kalian tau, aku dan uncle Michael akan jalan-jalan seharian penuh. Ini karena istri dan anaknya Uncle Michael pergi ke luar kota untuk menjemput mertuanya.

Tapi nanti sore aku harus ikut dia ke stasiun, untuk menjemput. Ngomong-ngomong anak uncle michael ada tiga. Satu masih di kandung, satunya lagi masih di Indonesia untuk sekolah dan satunya lagi ada disini, namanya Kay. Kay Clifford.

"Udah pamit?" Tanya uncle.

"Udah, tapi ya gitu deh, kaya ga kenal atha aja." Uncle michael tergelak. Ia telah mengerti kalo mamanya akan mengomel jika ia pamitan pergi namun tidak melakukan suatu hal terlebih dulu. Contohnya ya sarapan tadi.

"Emang kamu belum ngapain?"

"Sarapan."

"Papa mana?" Aku menirukan gaya orang tidur, "Oh."

Papa dan uncle sangatlah berbeda. Papa itu terkenal bijaksana dan serius, katanya.

Kalau uncle, hidupnya dipenuhi dengan canda dan tawa. Makanya sampe sekarang mukanya ga ada kerutan. Ga kaya papa, udah kalo ketawa matanya ga keliatan terus ada kerutan di pipinya gitu lagi.

Untung aja papa sendiri, kalo bukan, ya ga kenapa-napa juga sih.

"Atha mau kemana? Mau ajak Jack ga?" Tanya Uncle.

"Emang dia udah dateng?"

"Lah ga bareng kamu?" Aku menggeleng, "yah, uncle kira bareng kamu."

"Starbucks mau ga?" Tawarku. Ia langsung menjalankan mobilnya ke daerah pertokoan didekat sini.

Setelah sampai, ia menyuruhku turun dan jalan duluan ke starbucks karena uncle michael akan menerima telepon dulu. "Caramel machiato, Mr. Clifford ya tha." Aku mengangguk.

Lalu aku masuk ke toko itu dan langsung menuju kasir. "Ada yang bisa saya bantu?" Ucap barista tersebut.

Eh, dia Emily bukan?

Aku mengernyitkan dahi saat melihat orang tersebut, dia juga nampak terlihat kaget saat melihatku. Tapi aku tidak yakin itu Emily karena rambutnya yang berbeda. Ia juga sedikit kecoklatan dari biasanya.

"Caramel machiato dua, Mr. Clifford dan Hood." Ucapku cepat. Lagi-lagi dia terlihat kaget.

"Tunggu sebentar."

Ia pergi untuk menyiapkan kopiku. Aku menunggu sambil memainkan ponselku. "Mr. Clifford and Hood, your coffee." Ucapnya.

Aku langsung mengambilnya dan tak lupa mengucapkan terima kasih, "May I ask you something?" Bisikku.

"Sure." Ucapnya pelan.

"Lo emily kan?" Dia diam, "lo jahat sama gue."

"Hei tha." Tuhkan apa gue bilang, dia itu Emily.

"Lo diem aja disaat gue ada didepan lo, dan lo malah pergi sama dia. Lo bilang apa waktu itu, lo ngedukung gue sama dia, tapi apa Em? Lo ga bantuin gue buat ngelarang dia pergi." Cecarku. Emily diam, ia membetulkan letak topinya sambil menunduk.

"Tha, ini semua Luke yang minta. Gue udah ngelarang."

"Udah lo gausa sebutin nama dia lagi, okay?" Aku berbalik badan untuk pergi. Namun saat dipintu aku berbalik lagi, "Oh iya, thanks banget lo udah bantu dia pergi dari gue, Em."

Aku membuka pintu dan langsung menuju ke mobil uncle michael sambil membawa dua buah gelas coffee.

"Sorry tadi kelamaan angkat telfon, so, kita ke stasiun sekarang ya, mereka pulang lebih awal." Aku mengangguk. Lalu aku masuk ke mobil sambil meneguk coffeeku. Begitupun dengan uncle michael.

***

"Kay!!" Aku memeluk tubuh gadis itu. Sudah lama aku tidak bertemu dengannya. Well, dia dua tahun lebih muda dariku.

"Hai, i miss you so much darl." Ucapku yang masih tetap memeluk Kay.

"I miss you too, prewwwty gurls."

"Ayo kita pulang." Ajak uncle Michael. Kita pun masuk ke mobil bersama. Aunty G duduk didepan sedangkan aku dan Kay duduk dibelakang bersama grandma-nya Kay.

"Grandma this is my unbiological sist, called Athalia. Dad Calum daughter." Ucap Kay. Grandma menyalamiku sambil tersenyum.

"Yeah, i know your face look-like calista and calum." Tambah grandma.

Selama diperjalanan, Kay bercerita-cerita padaku. How a guy treat her, dan sekolahnya dia disini.

"Siapa sih namanya?" Tanyaku.

"Siapa? Orang yang tadi aku ceritain?" Aku mengangguk. "Oh dia Luke."

Aku menahan nafasku, apa nama Luke hanya dia saja? Tidak kan?

Jadi Luke yang Kay maksud adalah orang yang sedang dekat dengannya. Namun Kay tidak suka dengannya karena lebih tua darinya seumuran denganku katanya. Lagian Kay lebih suka dengan teman sekelasnya.

"Terus kamu kenal Luke darimana?" Tanyaku lagi.

"My tutor."

Sekarang aku benar-benar kehabisan nafas. Yap, Hemmings family kata papa, Emily di Sydney dan Luke tutornya Kay.

"Kay, May I ask you something?" Kay mengangguk, "Nama guru tutormu siapa? Err maksudku nama lengkapnya."

"Luke Hemmings." Ucapnya cepat.

"Luke Downey Hemmings?" Tanyaku.

"Nama tengahnya aku ga tau sih, tapi kayanya iya. Aku sering liat bukunya ada tulisan Luke D. Hemmings. Dan D-nya mungkin Downey." Kata Kay.

Aku menarik nafasku yang sekarang terasa berat. Mungkin memang, semua clue-clue yang aku temukan kemarin sampai sekarang menunjukan bahwa Luke itu Luke yang kukenal kemarin di Inggris. Luke yang masih tetap kucintai sampai sekarang.

Dan lihat, aku sudah berani menggunakan kata cinta bukan suka.

"Tha, are you okay?" Tanya Kay.

Aku hanya bisa mengangguk. Bahkan untuk berbicara terasa sesak. Beribu pertanyaan menyelimuti kepalaku sekarang. Namun aku harus tetap membuktikannya sendiri. Apa benar itu Luke yang kukenal? Aku sudah bilang kan Luke Hemmings itu banyak.

"Tha kamu kok tau D itu downey?" Tanya Kay tiba-tiba.

"It's remind me about someone," kataku sambil tersenyum.

"Who?"

"My Lukey."

To be continued...

He he he he hbd ashton ma sugar daddy♥♥♥





He he he he hbd ashton ma sugar daddy♥♥♥

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*bonus part*

eh kalo b.ing nya ada yg salah, koreksi ya. W males mikir :)

Me And Hus-band 2 : Luke HemmingsWhere stories live. Discover now