Prolog

774 78 21
                                    

"Arrgghhh... Kenapa mencari pekerjaan itu susah sih?!" Seorang gadis berambut [warna] mengerang kesal dengan kedua tangan yang berada di samping kepalanya.

Sedangkan gadis berambut merah muda yang berada di sampingnya hanya memutar bola mata, bosan mendengar kalimat tersebut berulang kali keluar dari mulut sahabatnya. "Memangnya siapa yang bilang mudah?"

[Nama] hanya mengerut keningnya mendengar pertanyaan Sakura yang terkesan mengejek dirinya. "Tidak ada! Tapi tidak sesusah ini juga.."

Sakura hanya mendengus walau di dalam hati ia merasa iba dengan nasib sahabatnya. [Nama] meraih gelasnya yang berisi coklat panas dan meminumnya. "Makanya, kamu itu harus memikirkan masa depanmu dari kemarin-kemarin. Lihat! Sekarang siapa yang susah.." Seperti biasa, sesi [Nama] yang mengeluh soal dirinya yang menganggur akan berakhir dengan ceramahnya Sakura.

"Yayaya, Terserah apa katamu Sakura." Maaf Sakura, tapi [Nama] juga bosan mendengar ceramahmu sekarang.

"Lalu sekarang bagaimana?" Tanya Sakura. [Nama] pun menghela nafas dan mengangkat bahunya.

"Entahlah, nanti kupikirkan. Sekarang ini aku ingin makan, tidur, dan mengecek drama Korea terbaru di televisi." [Nama] mulai beranjak dari kursi, namun seketika dirinya duduk kembali setelah ditarik oleh Sakura.

"Astaga [Nama], kalau begini kapan majunya? Kamu itu harus serius memikirkan masalah ini." Ujar Sakura sambil menatap [Nama] dengan tajam.

"Nanti saja Sakura, aku sedang tak ingin memikirkannya sekarang." Mendorong kursinya pelan ke belakang, [Nama] berdiri dan berjalan menuju sofa. Televisi yang berada di depannya menyala setelah gadis itu meraih remotnya.

Sakura menghela nafas lelah melihat [Nama] yang malas tahu dengan hidupnya. Namun ia tidak mengatakan apa-apa lagi dan hanya mengikuti [Nama] untuk duduk di sebelahnya sambil membawa kedua gelas mereka.

Kini mereka berdua hanya duduk menonton berita yang sedang ditayangkan di televisi dengan sesekali meminum susu coklat mereka. Akan tetapi suasana tenang itu harus pecah ketika sebuah perusahaan familiar muncul dalam berita tersebut.

'Sebuah kejadian tak terduga terjadi pada perusahaan otomotif terbesar di Jepang, Uchiha Corp. Salah satu manager dalam divisi keuangan bersama dengan beberapa rekannya diketahui berhasil membawa lari uang sebesar-'

"Aha!" Suara Sakura yang tiba-tiba muncul mengejutkan [Nama] yang tengah fokus dengan berita di televisi. Gadis itu melirik ke arah Sakura dengan kesal sebelum kembali menonton berita di depannya.

"Aku baru ingat. Bagaimana jika kamu melamar pekerjaan di Uchiha Corp?" Seringai Sakura muncul karena ide yang dianggapnya cukup cemerlang.

Kening [Nama] berkerut, ragu dengan ide Sakura. "Memangnya bisa? Bukannya perusahaan mereka tengah bermasalah?"

"Kata rekanku, direktur sudah tahu siapa pelakunya sejak awal, dan sengaja ditangkap sekarang tepat sebelum mereka melarikan diri agar mendapatkan bukti yang cukup." Sakura tampak bangga menceritakan perusahaan Uchiha itu kepada [Nama], membuat gadis itu tersenyum geli.

"Kamu bercerita seakan kamu bekerja di sana." Canda [Nama], menunggu Sakura untuk tertawa. Tetapi melihat Sakura yang terdiam dengan alis terangkat untuk beberapa detik membuat senyum [Nama] menghilang.

"Apa?" Tanya [Nama] setelah terdiam beberapa saat.

"Jangan.. Jangan bilang kamu tidak tahu aku bekerja dimana?" Pertanyaan tiba-tiba dari Sakura terkesan biasa, tapi bagi [Nama], gadis itu seakan bertanya soal hidup dan mati.

"[Nama]! Wah, aku tidak percaya kamu tidak tahu perusahaan tempatku bekerja! Betulan ini? Kita sudah berteman beberapa tahun dan kamu tidak tahu?!" Tatapan tak percaya dilontarkan ke [Nama], membuat gadis itu tak bisa berkata apa-apa untuk beberapa saat.

𝙴𝚝𝚑𝚎𝚛𝚎𝚊𝚕Where stories live. Discover now