traitor - ashton irwin

202 8 2
                                    

"Ashton Fletcher Irwin, huh?" kataku kepada temanku yang sekarang duduk di depan mejaku, "padahal biasa aja, kok banyak yang naksir gitu sih?"

temanku yang bernama Giselle pun angkat bicara, "kau bilang kak Ashton biasa saja? yang luar biasa levelmu itu yang bagaimana lagi sih?"

"yang luar biasa bagiku tidak akan ada di sekolah ini. Lagipula apa sih kelebihan kakak kelas sok hebat itu?" kataku,

"wow, kau bahkan berani meremehkannya." ucap Giselle, "kau tau? dia itu masuk ke peringkat tiga besar sebagai anak yang paling pintar dan berprestasi di seluruh sekolah ini."

"itu saj-"

"belum selesai. dia juga sangat jago dalam bidang olahraga apapun,"

"tapi kenapa ia tidak terlalu tinggi?" kataku menyolot.

"no way! dia itu tinggi tau, daripada dynan? hahaha!"

saking bingungnya aku dengan kakak kelas sok hebat yang populer itu aku sampai lupa memperkenalkan diriku,

namaku Erisca, kelas 11. Aku tidak- maksudku, aku belum pernah tertarik dengan lelaki satupun.

sejak dulu aku selalu mendengarkan curhatan teman-temanku yang rata-rata sedih karena disakiti laki-laki. haha.

karena itulah aku tidak pernah mau berhubungan dengan lelaki siapapun itu.

"ERIIIII!!!"

"apa lagi, Giselle?"

"aku senang. sangat sangat senang. coba tampar aku"

"kau yakin?" kataku memastikan apakah ia yakin ingin di tampar atau tidak.

"sangat yaki-"

*plak*

"OW!" see, setelah di tampar ia berteriak, aku tidak mengerti. "ERI ITU SANGAT SAKIT KAU TAU?"

"tapi kau yang memintaku untuk menamparmu... lagi pula ada apa? kenapa kau terlihat sangat bahagia?" tanyaku pada Giselle yang matanya sedang berbinar-binar.

Giselle tersenyum, "aku berpacaran dengan kak Ashton, hehe"

"hah? kau yakin? bangunlah dari mimpimu, Giselle. bukankah kak Ash sudah punya pacar ya katamu?"

kali ini senyum Giselle berbeda, ia menunjukkan gigi putihnya kepadaku, "aku tau ini gila kan?! katanya ia sudah putus dengan pacarnya sejak beberapa minggu yang lalu."

aku pun hanya bisa memutar bola mataku di hadapan Giselle.

x

B

eberapa hari setelah Giselle berpacaran dengan kak Ashton, Giselle menghindar dariku, ia lebih sering jalan dengan kekasih tercintanya. aneh.

"Giselle!"

"apa....eri?"

"kau terlihat seperti sedang menghindariku?" kataku tegas di hadapan Giselle,

"maaf, eri. aku tidak bisa berteman denganmu lagi,"

"ya! aku tau, kau tidak bisa berteman denganku sejak kau berpacaran dengan kak Ashton. apa yang terjadi? apa yang kak Ashton katakan padamu?!"

"eri-"

"hey hey, apa yang kau lakukan pada pacarku, pergilah. kau mengganggu" kata kak Ashton tiba-tiba datang menghampiri kami.

dengan kekesalan aku pun pergi dengan menunjukkan jari tengahku pada kak Ashton.

Giselle pengkhianat.

3 days later...

[giselle's pov]

"Em.. aku merasa sudah tak cocok denganmu, maafkan aku tapi ku rasa hubungan kita cukup sampai disini." kata kak Ashton dengan mudahnya,

"kenapa? kau merasa ada yang lebih cocok denganmu?"

"mungkin,"

"siapa?" kataku memaksa,

"aku tidak bisa memberitahumu"

"kau bisa." lebih memaksa,

"temanmu, Erisca." dengan wajah kaget aku pun langsung berkata,

"dia bahkan tidak suka padamu!"

"maaf, Giselle. tapi aku sudah menjadi pacarnya duluan, ups!" Erisca pun tiba-tiba muncul dengan kalimat yang menusuk tersebut. "sayang, ayo ke kantin, aku sudah lapar" katanya bermanja di depanku.

"baiklah, selamat tinggal pengkhianat."

"maaf, siapa?"

"kalian berdua, bodoh"

1 month later...

[erisca's pov]

"kau berminat untuk membunuh Ashton, tidak?" kataku tepat di telinga Giselle membuat gadis itu terkejut,

"a-apa maksudmu? bukankah kau pacarnya? kenapa kau ingin membunuhnya?" terlalu banyak pertanyaan yang keluar dari mulutnya.

"sayang sekali, sebenarnya aku tidak begitu cinta padanya." kataku dengan senyuman licik yang terukir di bibirku, "memangnya kau tidak ingin balas dendam? dia sudah seenaknya selingkuh darimu dan putus denganmu begitu saja! ayolah!"

kalimatku berhasil memancing Giselle untuk mengikutiku, "b-baiklah, tapi bagaimana caranya?" katanya,

"aku sudah punya rencana, tenang saja."

x

"ash sayang"

"ya? ada apa?"

"apa kau rasa kita masih bisa melanjutkan hubungan kita?"

"ada apa? kau ingin putus?" tanyanya to the point,

"sejak dulu, aku tidak pernah sayang padamu, ash. kau terlalu bodoh." aku tau kata-kataku terlalu menyakitkan untuknya,

Ashton pun terdiam dan tiba-tiba mencekik leherku, "apa maksudmu?! pengkhianat!"

"KAU YANG PENGKHIANAT"

*jleb*

"wow, tusukanmu perfect, kau belajar membunuh orang dimana? terima kasih sudah menyelamatkanku, Giselle" kataku dengan senyuman licikku.

"gosh! aku bergetar, eri. haha"




terlalu mudah percaya pada siapapun itu membahayakan, rupanya.

~

yAK

makasih udah baca one shot ini, dan maaf banget ya ceritanya gajelas, muter muter jadi bingung siapa yang sebenarnya pengkhianat hehe.

sumpa ni crita gaada jelas2nya jir lol

vote dan comment lah kalo bisa wakakakak makasih yes
dan jangan lupa follow wp sama ig kita yak!1!1!! @5sofanfict polow polow

- neja cans unyunyu

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 13, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

5SOS oneshots & imaginesWhere stories live. Discover now