Part 9

3K 195 6
                                    

Sebelum pulang kerumah, aku mampir kesebuah rumah makan padang yang tak jauh dari Juna Ransel. Dan sungguh suatu kebetulan disana aku bertemu dengan Mang Hanif salah satu tetanggaku ketika dibandung. Mungkin waktu itu aku masih kecil namun aku masih ingat dengan sosok Mang Hanif. Malah dia yang pangling melihat diriku sekarang ini.

"Ini serius loh. Kalo kamu teh gak nyapa saya, saya gak bakalan ngeh kalo kamu ini Juna adiknya Si Roman. Kasep pisan euy ayeunamah!"

"Mang Hanif ini bisa saja. Mamang juga masih keliatan muda, Meski tiga belas tahun berlalu Mang Hanif masih seperti dulu" Pujiku padanya yang memang pada kenyataanya Mang Hanif masih terlihat muda.

"Aihh jangan bohong Juna, liat aja kulit mamang sekarang udah mulai kriput begini.."

"Haha Mamang mamang. Oh ia Mang Hanif sekarang tinggal di Jakarta?"

"Enggak Jun. Mamang Cuma abis ngelongok anak yang kuliah di UNJ.!"

"Anak? Siapa ya mang?"

"Gak bakalan apal kamu mah. Si Euis. Waktu itu umurnya baru empat tahun"

"Ohh yang sering Mamang bawa jalan tiap sore itu kan, yang selalu dipakeiin bandu kupu-kupu?"

"Gening ieu budak teh.. Masih hapal kamu?"

"Hapal sih enggak Mang, Cuma masih inget lah. Tapi gak tau ya kalo sekarang liat langsung. Pasti udah cantik banget ya mang.."

"Jelas etamah. Mojang Bandung.. Anakna Hanif Suranif"

"Hehe... Percaya.. Percaya!"

"Kamu teh sendirian saja? Kemana Istri kamu?"

"Istri? Mohon doanya saja Mang. Untuk sampai saat ini saya belum ketemu jodohnya"

"Kenapa atuh belum nikah? Kamu teh kasep kieu. Mapan. Umur tos majeuhna. Ngantosan naon deui atuh? Ahh Mamang tau. Kamu mah terlalu pilih-pilih awewe nya?"

"Saya gak pilih-pilih kok mang. Tapi mungkin memang belum ketemu Jodoh saja."

"Yasudah. Mamang doain atuh ya supaya cepet Nikah..!!"

"Amin.."

"Ngomong-ngomong itu si Roman teh sekarang kemana? Udah berapa anaknya sekarang?"

Degg..... Jantungku berdegup kencang setelah mendengar ucapan Mang Hanif yang terakhir.

"Roman?"

"Ia Si Roman aa kamu!!"

Memang Mang Hanif tak tau apa yang terjadi saat aku pergi meninggalkan Roman untuk terakahir kalinya. Setelah aku ikut nenek ke Pandeglang aku hanya fokus sekolah disana. Bertahun tahun aku melanjutkan pendidikanku disana, barulah setelah kerja dan menetap di Jakrta aku mencari Roman ke bandung, namun apa yang kudapat. Rumah Roman ternyata sudah dihuni oleh orang lain. Penghuni barunya saja tak tau kemana perginya Penghuni lama. Bertahun tahun aku mencari keberadaan Roman, namun sampai saat ini aku belum tau dimana keberadaanya. Dan sekarang aku mendengar Mang Hanif mengatakan tentang Roman, tentu itu membuatku terkejut.

Aku menceritkan semuanya pada Mang Hanif. Dia sempat sedih mendengar ceritaku apalagi ketika aku mengatakan selama ini aku terus mencari keberadaanya namun tak membuahkan hasil. Akhirnya, Mang Hanif mengatakan padaku jika Roman sebenarnya sudah menikah dan sudah mempunyai satu anak lelaki. Dia menikahi gadis cianjur bernama Andini enam tahun yang lalu. Walau sudah menikah dan Roman sudah tak tinggal dibandung, sesekali Roman masih sering mengunjungi Bandung untuk singgah ketempat saudaranya. Namun barulah dua tahun belakangan ini Mang Hanif kehilangan kabar tentang Roman. Aku menitikan air mata saat Mang Hanif menceritakan semuanya. Ya'Allah jadi Kakaku itu masih hidup. Benar firasatku selama ini jika Roman masih berada didunia ini. Tidak seperti cerita orang yang mengatakan bahwa Kakak-ku itu sudah tak ada. Tapi kenapa selama ini ia tak mencariku? Apa kejadian dimasa lalu membuatnya membenciku sampai detik ini.?

ROMAN ARJUNAWhere stories live. Discover now