Kotak Kayu

15.9K 539 10
                                    

Ghita menatap kotak yang baru saja ia temukan di gudang. Ia baru saja keluar dari gudang yang selama hidupnya hanya dua kali memasukinya.

Ia perhatikan semua sisi kotak itu. Kotak putih berukiran bunga teratai di sisi kanannya. Di dalamnya terdapat sebuah kaset bening tak bernoda. Dinding dalam kotak juga berwarna putih. Tak terdapat cacat karena warna yang berbeda.

Ghita sangat penasaran. Ia memutar kaset itu dengan laptop di kamar belajarnya. Sebelumnya ia telah mengunci semua pintu dan jendela. Dikarenakan ia hanya sendiri sedangkan ayahnya berada di luar kota ia harus berhati – hati. Namun, gadis yang telah menginjak usia delapan belas bukanlah gadis kecil yang tak bias ditinggal sendiri.

Di dalam kaset terdapat sebuah video berdurasi lima belas detik. Pendek sekali. Diawal video terdapat sebuah pemandanga bagaikan di dunia dongeng. Hutan yang indah dan hijau. Air terjun yang elok turun dari atas tebing. Burung – burung dengan riang mengepakkan sayapnya. Namun perhatian Ghita tercuri dengan kehadiran laki – laki tinggi dan tegap membelakangi. Kemudian laki – laki itu berjalan dan menghilang. Masih dengan pemandangan yang sama sebuah suara terdengar.

I will find you...

I will find you...

Everywhere...

I will find you...

And...

I will...

Kill you...

Dingin. Menakutkan. Hingga tubuh Ghita bergetar mendengar suara itu. Ia benar- benar merinding. Seakan – akan kata itu ditujukan untuknya. Dan seorang pembunuh tertawa melihat ketakutannya. Cepat – cepat ia mematikan laptop dan menyimpan kembali kaset itu ke dalam kotaknya.

Ghita tak ingin mengambil banyak resiko dengan melanjutkan video itu. Apalagi di rumah yang berurukan sedang itu. Sendirian. Tanpa siapapun. Hanya dirinya.

Malam telah larut.

Ghita bergegas menuju tempat tidurnya dan menutupi dirinya dengan selimut yang hangat. Kata – kata itu masih terngiang di telinga Ghita. "Seram. Sangat menakutkan. Apa – apaan itu? Kenapa aku ketakutan seperti ini?" Ia menggegam erat selimutnya.

Setelah cukup lama menatap langit kamar, akhirnya Ghita tertidur.

Angin dingin berhembus ke dalam kamar. Menciptakan sebuah riak air di lantai dan perlahan - lahan memunculkan sosok laki – laki berjubah merah dengan penutup wajah hitam.

"This time... I will kill you..."

Laki – laki berjubah itu mengulurkan tangannya. Sebuah air bergerak menuju Ghita. Perlahan menelan tubuh gadis yang mungil itu.

Yang tinggal.

Hanya tempat tidur kosong.

Hanya rumah kosong.

Tanpa penghuni.

The White Lotus (Telah Diterbitkan)Where stories live. Discover now